Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 April 2017

Pengertian Umum Surat Niaga dan Jenis Surat Niaga (Dagang)

Yang dimaksud dengan surat niaga adalah suatu surat yang dibuat atau ditulis untuk kepentingan bisnis atau perdagangan. Surat niaga merupakan jenis surat yang dikeluarkan oleh perusahaan ataupun badan-badan usaha dalam rangka menjalankan usahanya. Surat Niaga juga merupakan surat resmi yang umumnya berisi mengenai tawaran, jual-beli yang ada hubungannya dengan barang ataupun jasa. Secara Umum Pengertian Surat Niaga (Dagang ), Surat Niaga adalah surat yang ditulis untuk kepentingan-kepentingan bisnis atau perdagangan. Dengan demikian, surat perjanjian jual beli pun dapat digolongkan ke dalam surat karena didalamnya menyangkut kepentingan bisnis. Isis surat itu melibatkan pihak penjual dan pihak pembeli. Untuk mengetahui jenis-jenis surat niaga atau Jenis-jenis  Surat Dagang mari kita lihat pernyataanya seperti dibawah ini.
Atau definisi surat niaga yang lainnya adalah sebuah surat yang dibuat oleh orang-orang ataupun oleh suatu badan usaha dengan bertujuan untuk mencari keuntungan. Surat niaga ini bisa bersifat intern maupun ekstern, secara intern dapat diartikan surat ini dapat dipakai untuk berhubungan antar perusahaan itu sendiri baik itu dari tingkat pusat sampai pada cabangnya. Dan jika secara ekstern surat ini dapat dipakai untuk berhubungan dengan perusahaan atau bada usaha lain. Surat niga juga sering disebut dengan surat dagang atau surat bisnis


Jenis-Jenis Surat Niaga atau Surat Dagang 
Berikut ini merupakan berbagai jenis surat niaga yang biasa digunakan dalam kepentingan bisnis antara lain :
a. Surat Perjanjian jual beli 
b. Surat Penawaran 
c. Surat Permintaan
d. Surat Pesanan
e. Surat Pengantar pengiriman barang
f. Surat Pemberitahuan penerimaan barang
g. Surat pengiriman pembayaran
h. Surat pengakuan penerimaan pemabayaran, dan lain sebagainya.

Inilah fungsi surat niaga
Adapun fungsi dari surat niaga diantaranya sebagaimana berikut ini:
  • Berfungsi sebagai bukti nyata hiitam di atas putih, khususnya surat-surat perjanjian.
  • Berfungsi sebagai alat pengigat, sebab surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi jika memang dibutuhkan.
  • Berfungsi sebagai duta ataupun wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya.
  • Berfungsi sebagai pedoman kerja dalam menjalankan tugas.
  • Berfungsi sebagai alat promosi.
  • Berfungsi sebagai bahan untuk mengambil suatu keputusan.
  • Berfungsi sebagai bukti dari sejarah.
Prosedur Niaga Tujuan dari kegiatan niaga adalah terjadinya transaksi, yaitu adanya kesepakatan jual beli yang ditandai penyerahan barang atau jasa oleh pihak penjual dan penyerahan uang oleh pihak pembeli. Sebelum terjadinya transaksi kedua pihak akan melewati proses yang disebut prosedur niaga. Rangkaian tahapan dimulai dari perkenalan, permintaan penawaran, pesanan dan pengiriman pesanan.

Daftar Istilah Niaga
  • Accomodation, akomodasi = semua yang memenuhi keperluan seperti penginapan dan transportasi.
  • After Sales Service = layanan purna jual
  • Bonafide = bisa dipercaya
  • Brosur = lembaran berita yang umumnya berisi gambar dan keterangan singkat mengenai produk tertentu.
  • Cargo = muatan
  • Certificate of origin = surat keterangan yang menyatakan asal barang diimpor.
  • Commercial Invoice = faktur untuk perdagangan internasional
  • CCB / (Claim Constatering Bewijs) = surat bukti kerusakan barang
  • Claim = hak untuk memperoleh ganti rugi atau perbaikan
  • Confidential = kepercayaan kepada orang tertentu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah pribadi
  • Consignment = konsinyasi, perdagangan titip jual
  • Devident = pembagian keuntungan untuk pemilik saham yang besarnya ditetapkan oleh direksi dan disahkan dalam rapat pemegang saham.
  • DP (Down Payment) = uang muka, panjar
  • Faktur = surat perhitungan mengenai barang-barang yang dijual (tanda bukti jual beli barang).
  • Grace period = masa tenggang, masa penangguhan pengembalian pinjaman.
  • Joint venture = gabungan beberapa perusahaan untuk bekerjasama dengan cara bagi hasil.
  • Konosemen / (Bill of Loading = B/L) = surat angkutan barang yang dikirim dengan kapal laut.
  • Leasing = penyewaan
  • Long term loan = pinjaman jangka panjang lebih dari lima tahun.
  • Mail order selling = penjualan barang melalui pos
  • Manual = buku pedoman pengoperasian barang
  • Monster, sample = contoh barang
  • Packaging = pengepakan
  • Packing list = daftar rincian barang dalam peti
  • Patent = hak dari pemerintah kepada orang atau badan yang menemukan hasil atau karya tertentu.
  • Promes = surat pernyataan kesanggupan dari orang yang berhutang untuk membayar pada waktu yang ditetapkan.
  • Ready stock = persediaan barang yang siap untuk dikirim.
  • Retail outlet = toko eceran
  • SE & O (salvo errore at ommisionem) atau sering juga disebut
  • E & O (error & ommissions excepted) = perhitungan dapat dibetulkan jika terdapat kesalahan.
  • Underwriter = pemegang resiko, orang atau perusahaan yang menangani masalah asuransi.
Sifat penawaran
  • Penawaran bebas = penawaran yang tidak terikat oleh jangka waktu tertentu. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan harga, maka tidak perlu diberitahu lebih dahulu.
  • Penawaran berjangka = penawaran dengan syarat jual beli dan harga barang ditawarkan hanya dalam jangka waktu tertentu.
  • Penawaran terikat = penawaran dengan syarat-syarat tertentu dan hanya terikat. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan harga, penjualan harus memberitahu terlebih dahulu.
Cara Pembayaran
  • Dibayar di muka = barang-barang dibayar sebelum barang diterima atau sebelum barangnya ada.
  • Dibayar kontan (cash) = barang dibayar tunai bersama surat pesanan.
  • Dibayar di belakang = pembayaran dilakukan beberapa saat setelah barang diterima.
  • CAC (Cash and Carry) = barang dibayar terlebih dahulu sebelum dibawa, atau uang diterima lebih dahulu baru barang dikirim.
  • COD (Cash on Delivery) = pembayaran dilakukan pada saat barang diterima.
  • Secara rembers = pembeli menyerahkan pembayaran kepada pengangkut barang pada waktu barang diserahkan.
  • Pada waktu dokumen tiba = pembayaran dilakukan pada waktu dokumen tiba. Pembeli harus menebus dokumen tersebut baru dapat mengambil barangnya di gudang pelabuhan.
Potongan harga
  • Potongan tunai = potongan yang diberikan karena pembeli membayar tunai.
  • Korting atau discount = potongan yang diberikan karena membeli dalam jumlah besar.
  • Rabat = potongan yang diberikan kepada agen atau toko karena barang hendak dijual lagi.
  • Refaksi = potongan karena pada barang yang dikirim terdapat kesalahan mutu.
Potongan berat
  • Tarra = potongan berat kotor barang
  • Ekstra tarra = potongan barang karena pembungkusnya yang luar biasa misalnya peti yang memakai pelat besi.
  • Tarra netto = potongan berat yang diberikan setelah barang ditimbang dengan sungguh-sungguh.
  • Tarra faktur = potongan berat kotor barang yang resmi dicantumkan pada barang yang dikirim.
Cara Penyerahan Barang
  • Loco Gudang = barang diserahkan kepada pembeli sebelum dibungkus atau ditimbang. Pembeli menanggung ongkos penimbangan, pengepakan.
  • Franco Station = ongkos mengangkut barang dari gudang sampai stasiun kereta api ditanggung pembeli.
  • FOB (Free On Board) = penjual menanggung ongkos pengangkutan sampai barang dimuat di kapal.
  • C & F (Cost and Freight) = semua ongkos termasuk pengangkutan barang dengan kapal ditanggung oleh penjual.
  • CIF (Cost Insurance and Freight) = semua ongkos barang termasuk asuransi dan pengangkutan dibayar oleh penjual.
  • FOR (Free On Rail) = semua ongkos sampai barang dimuat ke dalam kereta api oleh penjual.
  • FOS (Free on Station) = penjual menanggung ongkos sampai barang tiba di stasiun, tetapi ongkos memasukkan ke dalam gerbong dan ongkos kereta api ditanggung pembeli.
  • FAS (Free Alongside Ship) = penjualan dilakukan di luar kapal. ongkos selanjutnya ditanggung pembeli.
  • FOS (Free Overside Ship) = biaya pemindahan barang dari kapal ke motor sudah termasuk harga barang.
  • CIFIC (Cost Insurance and Freight Inclusive Commision) = semua ongkos kapal, komisi dan asuransi ditanggung penjual.
Demikian Penjelasan singkat yang membahas tentang pengertian umum surat niaga dan jenis-jenisnya, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


(Pustaka:Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 82, Penerbit : Erlangga. 2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Rabu, 12 April 2017

Pengertian Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Apa yang dimaksud dengan kalimat utama dan penjelas? Dan bagaimana menemukan kaliamat-kalimat tersebut di dalam sebuah paragraf? Berikut penjelasannya lebih jauh mengenai ke 2 kalimat ini.

- Pengertian kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Adapun yang dimaksud dengan gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraf. Gagasan utama menyatakan hal-hal umum, yang merangkum seluruh gagasan yang ada dalam suatu paragraf. Pragraf yang baik hanya mengandung satu gagasan utama. 
Ciri-ciri kalimat utama:
  1. Kalimat utama mengandung suatu permasalahan yang bisa dikembangkan secara terperinci.
  2. Kalimat utama merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri sendiri tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat maupun penghubung intra kalimat.
  3. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada kalimat induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan biasanya menggunakan kata-kata berupa: “Sebagai kesimpulan, Jadi…, Dengan demikian…”
  4. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
- Pengertian Kalimat penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas. Adapun yang dimaksud dengan gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan suatu gagasan utama. Penjelasannya itu bisa dalam bentuk perincian atau uraian-uraian, contoh-contoh atau ilustras, kutipan-kutipan dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas Mari kita lihat contoh kalimat utama dan Contoh kalimat penjelas seperti dibawah ini.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
  1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang menyajikan deskripsi, contoh, perbandingan, alasan dan penjelasan mengenai topic yang dibahas.
  2. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
  3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung seperti “Bahkan, contohnya, terlebih lagi, misalnya, contohnya dan lain-lain”. kalimat-kalimat penjelas membutuhkan kata penghubung agar suatu paragraf menjadi Koherence atau berkesinambungan antar kalimat.
Contoh Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas 
Perhatikan paragraf-paragraf berikut.
1). Memasuki abad ke-21, sejumlah masalah kependudukan menghadang umat manusia secara “tum pang tindih”. Sebagal contoh, masalah lanjut usia (lansia) rnuncul pada saat pertambahan penduduk masih besar. Kemiskinan menjadi kian kasat mata di tengah rumithya masalah ketenagakerjaan. Masalah kes ehatan pun turut mewarnal lanskap kehidupan pada awal milenium ketiga, terutama yang rnenyangkut kesehatan wanita dan anak-anak. .
Kalimat utama dan Kalimat Penjelasnya 
Paragraf tersebut menyampaikan gagasan tentang tumpang tindihnya masalah kependudukan yang dihadapi manusia. Gagasan itulah yang menjadi dasar pembahasan dalam paragraf tersebut. Oleh karena itu, gagasan itu disebut gagasan utama. Gagasan utama dinyatakan secara jelas dalam kalimat pertama. Dengan demikian, kalimat pertama merupakan kalimat utama paragraf di atas. Adapun kalimat-kalimat di bawahnya merupakan kalimat penjelas.

2). Salah satu penyebab terjadinya unjuk rasa adalah adanya ketidakpercayaan terhadap pelaksanaan berbagal aturan. Para pengunjuk rasa tidak menemukan pelampiasan atas ketidakpuasan yang rnereka rasakan. Tekanan amarah yang tidak menemukan celah untuk keluar itu akhirnya menjadi amuk massa. Ha-hal tersebut mengakibatkan berbagal unjuk rasa sering berujung pada anarkisme massa jika aspirasi rnereka tidak tersalurkan, Mereka ingin aksi mereka diperhatikan.
Kalimat utama dan Kalimat Penjelasnya
Paragraf menyatakan gagasan tentang penyebab terjadinya unjuk rasa, yakni ketidakpercayaan terhadap pelaksanaan berbagai aturan. Gagasan itulah yang menjadi dasar dari pembahsan paragraf tersebut. gagasan itu ada dalah kalimat pertama. Dengan demikian, kalimat pertama merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelasnnya. 

Contoh Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Setelah memahami pengertian dan ciri dari kalimat utama dan penjelas berikut adalah contoh menemukan kalimat utama dan penjelas dalam sebuah paragraf.
Paragraf 1
Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan dunia. Banyak kasus demam berdarah yang terjadi di seluruh dunia. Jumlah kasus demam berdarah yang paling tinggi di tempati oleh Asia terutama di Asia timur dan selatan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi sehingga memungkinkan nyamuk dengue berkembang. Sedangkan Australia dan Amerika menempati peringkat ke 2 dan ke 3 dalam kasus demam berdarah. Jumlah kasus demam berdarah di benua ini lebih kecil karena letak geografis dan iklimnya yang membuat nyamuk dengue susah untuk berkembang.
Pada paragraf di atas semua kalimat membicarakan tentang demam berdarah. Berdasarkan ciri-ciri yang telah kita pelajari sebelumnya. kita bisa melihat kalimat pertama merupakan sebuah kalimat yang utuh. sedangkan kalimat-kalimat setelahnya bersifat mendukung dengan memberikan contoh, alasan, dan bukti yang merupakan ciri dari kalimat penjelas.
Jadi bisa di pastikan bahwa kalimat utama pada paragraf di atas ada pada kalimat pertama sehingga paragraf ini disebut paragraf deduktif.

Kalimat utama: Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan dunia.
Kalimat Penjelas: Ada di kalimat ke 2 hingga ke 6.

Paragraf 2
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi tingginya kolesterol di dalam tubuh. Sebagai pemicunya adalah banyaknya lemak yang kita konsumsi salah satunya adalah dari minyak goreng. Kolestrol yang menumpuk ini akam meyumbat alairan darah kita sehingga akan menggangu kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga akan menyebabkan penyumbatan darah. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Paragraf di atas membicarakan tentang Bahaya kolesterol bagi tubuh. kalimat pertama, hingga kalimat keempat merupakan kalimat penjelas. Pada kalimat pertama penulis mengajukan sebuah fakta dan di djelaskan oleh kalimat-kalimat selanjutnya. kemudian di bagian akhir penjelasan-penjelasan tersebut dirangkum dalam satu kaliamt di kalimat terakhir dicirikan dengan adanya kata “Dengan demikian”

Berdasarkan penjelasan dan contoh di atas, kalimat utama dari paragraf tersebut terletak di akhir paragraf sehingga paragraf ini disebut dengan paragraf Indukif.
Kalimat utama: Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Kalimat penjelas: ada pada kalimat 1 hingga kalimat 4.

Sekian artikel tentang Pengertian Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas semoga bermanfaat 


Pustaka : Cerdas Berbahasa Indonesia 2, Hal : 26-27, Penerbit : Erlangga. 2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih )

Penjelasan singkat Perbedaan Fakta dan Opini

Perbedaan fakta dan opini dapat terlihat dari pengertiannya, baiklah untuk mengetahui perbedaan fakta dan opini kita amati pengertian dari keduanya, lalu simpulkan dimana letak perbedaannya lalu karna jika ingin membedakan sesuatu, ingin tahu perbedaanya kita lihat dengan seksama pengertian yang ingin kita bedakan, Untuk mengetahui lebih jelas tentang perbedaan fakta dan Opini mari kita lihat penjelasannya dan pembahasannya seperti dibawah ini. 

1). Fakta merupakan sesuatu yang apa adanya. Dengan kata lain, fakta merupakan potret tentang keadaan atau peristiwa. Oleh karna itu, fakta sulit terbantahkan karena dapat dilihat, atau diketahui oleh banyak pihak. Meskipun demikian fakta dapat saja berubah apabila ditemukan fakta baru yang jelas dan akurat. 
2). Pendapat belum benar adanya. Pendapat pribadi dapat salah atau benar. bukan ?. pendapat seseorang juga dapat berbeda dengan pendapat lainnya. suatu pendapat akan semakin mendekati kebenaran apabila ditunjang oleh fakta yang kuat dan menyakinkan


Kesimpulan : 
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fakta berfungsi sebagai dasar bagi suatu pendapat. Seseorang sebaiknya mengemukakan fakta dulu, baru kemudian berpendapat. Sebaliknya, fakta dapat pula berfungsi memperjelas suatu pendapat. Dalam hal itu, seseorang sebaiknya berpendapat dulu, baru kemudian menyertainya dengan fakta-fakta

Perbedaan Fakta dan Opini
Fakta dan opini cenderung memiliki suatu kesamaan, berikut ini beberapa ciri-ciri fakta dan opini.

Ciri-ciri fakta :
Sudah teruji kebenarannya di depan khalayak umum serta bersifat objektif.
Memiliki data yang akurat atau bukti sebagai pendukung kebenarannya.
Pernah dilihat oleh manusia serta telah dilakukan pengujian dan pemastian di khalayak umum.

Ciri-ciri opini :
Belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subyektif.
Tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat.
Merupakan suatu peristiwa yang belum terjadi, karena merupakan suatu pendapat.
Apabila Anda masih kesulitan dalam membedakan yang mana fakta dan yang mana opini, berikut ini cara mudah dalam membedakan fakta dan opini.

Cara Mudah dalam Membedakan Fakta dan Opini
Seperti yang telah kita ketahui pada ciri-cirinya diatas, fakta mempunyai data yang teruji keakuratannya dan bersifat objektif maka itu dapat dikategorikan sebagai fakta, dengan menggunakan imajinasi Anda apakah kalimat tersebut adalah hal yang benar telah terjadi ataupun cuma pendapat orang saja.

Dalam kalimat opini biasanya terdapat kata-kata seperti bisa jadi, seharusnya, saya rasa, dan lain sebagainya, karena kata-kata tersebut menunjukkan bahwa kalimatnya masih dalam perencanaan atau pendapat dan belum terbukti kebenarannya. Berikut ciri-ciri kalimat opini.
Bersifat subyektif serta dilengkapi dengan uraian tentang pendapat, saran, atau suatu prediksi.
Tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
Atas pemikiran sendiri dan tidak ada narasumber.
Tidak memiliki data dan bukti yang teruji keakuratannya.
Menunjukkan peristiwa yang belum atau mungkin akan tejadi pada masa mendatang dan berupa rencana.
Pendapat atau argumen seseorang saja.

Contoh Kalimat Fakta dan Opini :
Contoh kalimat fakta :
Harimau merupakan hewan yang berkaki empat.
Indonesia adalah negara kepulauan.
Gula dapat membuat minuman menjadi manis.
Pensil itu harganya dua ribu rupiah.
Oksigen sangat dibutuhkan oleh manusia.

Contoh kalimat opini :
Besok saya ingin pergi ke luar negeri.
Rumah itu besar sekali.
Indonesia adalah negara yang indah.
Mobil itu sangat cepat.
Makanan buatan ibu sangat enak.


Demikian pembahasan tentang Fakta dan Opini serta perbenadaannya. semoga bermanfaat bagi kita semua.
(Sumber :Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal: 168-169, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik novel

Pengertian Unsur Intrinsik adalah Unsur luar yang bepengaruh pada novel. Unsur-Unsur ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau lokasi novel itu dikarang. Jika Unsur Intrinsik ada, begitu juga dengan Unsur Ekstrinsik pun karna Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling berhubungan satu sama lain, Walaupun pada pengertian Unsur Intrinsik novel dan Pengertian Unsur Ekstrinsik memiliki perbedaan tetapi keduanya saling terkait, Jika Unsur Intrinsik itu mengacu ke Isi Novel tersebut, Unsur ekstrinsik mengacu kepada Luar dari Novel tersebut tetapi ada kaitannya dengan Isi novel tersebut, Jadi dapat dikatakan bahwa Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling berhubungan. Dalam Unsur-Unsur Ekstrinsik seperti yang ada diatas, akan dijelaskan dan dibahas seperti yang ada dibawah ini..

Unsur-Unsur Ekstrinsik 

  1. Latar Belakang pengarang menyangkut asal daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan ideologi pengarang. Unsur-unsur ini sedikit banyak akan berpengaruh pada isi novelnya. Misalnya, novel yang dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibuat oleh orang sunda, orang inggris, atau orang arab. 
  2. Kondisi Sosial Budaya, misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang oleh orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh pengarang yang hidup di tengah-tengah masyarakat tradisional. 
  3. Tempat atau kondisi alam, misalnya novel yang dikarang oleh orang yang hidup didaerah pertanian, sedikit banyak berbeda dengan novel yang dikarangoleh orang yang terbiasa hidup didaerah gurun.
Novel yang bagus adalah novel yang dibangun dengan cermat dan melalui proses yang panjang. Proses yang dimulai dari kerangka dasar sampai proses penulisan naskah. Salah satu proses dasar yang tidak boleh terlewat adalah pemenuhan terhadap unsur-unsur pembangun novel.
Unsur dalam novel dibagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Keduanya memiliki porsi dan sub-sub bagian tersendiri dalam novel. Namun keduanya saling berhubungan untuk membangun sebuah cerita.

Bahkan bisa dikatakan bahwa, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik bisa menentukan kualitas cerita yang dihasilkan. Supaya lebih jelas, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel akan dibahas satu per satu.


Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel merupakan unsur utama yang membangun novel dari dalam. Bisa dikatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur dalam cerita itu sendiri. Unsur tersebut tidak hanya satu, namuan ada banyak. Ada beberapa sub bagian yang mempunyai porsi tersendiri.

1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam novel. Sehingga sangat penting untuk memikirkan tema yang tepat sebelum memulai menulis novel. Sebab tema yang kuat akan menghasilkan cerita yang cerkas dan fokus.

2. Tokoh / Penokohan
Tokoh adalah seseorang yang menjadi pelaku dalam sebuah novel. Sedangkan penokohan merupakan watak atau karakter dari tokoh yang ada dalam cerita novel.
Berdasarkan jenis watak, tokoh bisa dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
Tokoh Protagonis, tokoh yang menjadi pusat dalam cerita. Tokoh utama ini digambarkan sebagai sosok yang baik dan biasanya selalu mendapatkan masalah.
Tokoh Antagonis, tokoh yang menjadi lawan dari tokoh utama dalam cerita. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang tidak bersahabat dan selalu membuat konflik.
Tokoh Tritagonis, tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang netral, kadang bisa berpihak pada protagonis, kadang pada antagonis. Namun ketika keduanya terlibat dalam konflik, dia menjadi pelerai.
Tokoh-tokoh tersebut biasanya dideskripsikan berdasarkan detail penokohan yang dibuat oleh penulis. Deskripsi tersebut nantinya bisa digunakan untuk menerangkan ciri fisik, tingkahlaku, cara pandang atau kehidupan sosialnya. Dalam penyampaian deskripsi, ada beberapa cara yang umum digunakan, misalnya:
Disampaikan melalui narasi dalam paragraf.
Disisipkan dalam dialog-dialog antar tokoh maupun dialog dengan diri sendiri.
Dimasukkan dalam alur melalui konflik demi konflik.
Diterangkan berdasarkan latar yang ada dalam novel tersebut.

3. Alur / Plot
Alur / plot merupakan kepingan-kepingan peristiwa yang nantinya akan membentuk jalannya cerita dalam novel. Umunya, alur dalam novel dibedakan menjadi 2 macam, yakni alur maju (progresif) dan alur mundur (flashback).
Alur maju (progresif) adalah alur yang peristiwa didalamya bergerak secara urut (awal-akhir)dan memiliki jalan cerita yang rapi. Biasanya alur ini digunakan pada novel biografi dan autobiografi.
Alur mundur (flashback) merupakan alur yang peristiwa didalamnya bergerak secara loncat (awal-akhir-awal-akhir)dan terkadang tidak rapi. Biasanya alur ini digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.

5. Latar/Setting
Latar / setting adalah gambaran tentang peristi-peristiwa yang ada dalam cerita. Latar termasuk unsur pembangun cerita yang vital. Keberadaannya sangat penting untuk membangun suasana dalam cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni:
Waktu, masa dimana cerita sedang berlangsung. Waktu bisa diterangkan secara garis besar maupun secara mendetail. Secara garis besar misalnya, musim hujan, tahun 2016, siang hari dan sebagainya. Sedangkan secara mendetail bisa tahun berapa, di bulan apa, hari apa, tanggal jam, meni detik dan seterusnya.
Tempat, adalah lokasi dimana cerita sedang berlansung. Sama seperti waktu, tempat juga bisa digambarkan umum atau khusus. Secara umum misalnya, di restoran, pantai, gunung dan sebagainya. Khusus, misalnya restoran italia dengan gaya retro diujung jalan dan seterusnya.
Sosial budaya, maksudnya adalah pergaulan yang secara status sosialnya. Biasanya berkaitan dengan latar tempat. Sebab status sosial sangat erat dengan tempat bergaul.
Keadaan lingkungan, lingkungan sang tokoh dalam cerita akan memunculkan konflik batin dalam jalannya cerita. Sehingga peran latar keadaan lingkungan ini juga berdampak besar bagi tokoh / penokohan.
Suasana, yang dimaksud sebagai suasana adalah kondisi latar secara keseluruhan dan juga emosi sang tokoh.

6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Bisa juga diartikan sebagai cara pandang seorang pengarang dalam menyampaikan cerita novelnya. Sudut pandang sendiri bisa dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Sudut pandang orang ketiga – serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang menjadi pelaku cerita dan sekaligus penciptanya. Sehingga pengarang bisa memngarahkan, membuat, mengomentari bahkan berdialog dalam cerita. Bisa dibilang posisi ini adalah posisi paling bebas sebebas-bebasnya.
Sudut pandang orang ketiga – sebagai pengamat. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang hanya sebagai pengamat cerita saja. Sehingga pengarang hanya akan menyampaikan apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan disimpulkannya dalam cerita saja. Dengan kata lain, posisi pengarang terbatas meskipun ada dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku utama. Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceratakannya adalah pengalaman yang dirasakannya di dalam cerita. Karena orang pertama dan pelaku cerita, kalimat yang diutarakan kebanyakan dalam bentuk aktif. Di posisi ini, pengarang melepaskan ekpresinya secara bebas.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku sampingan. Posisi dari pengarang dalam cerita ini adalah sebagai pelaku diluar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yang dilihatnya dari pelaku utama dan apa tanggapannya pada situasi tersebut. Sehingga pengarang disini berperan ganda. Namun posisinya sebagai pencerita cenderung terbatas, karena sebagian besar bercerita tentang tokoh utama.

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur yang penting sebagai faktor pemicu minat baca. Cerita yang dibuka dengan gaya bahasa menarik, indah dan memikat sangat diharapkan oleh sebagian besar pembaca. Bahkan bisa dikatakan, gaya bahasa adalah senjata utama pengarang untuk menghidupkan cerita. Menurut jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
Personifikasi. Gaya bahasa yang menerangkan tentang benda mati seolah-olah hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti manusia.
Simile. Gaya bahasa ini menerangkan segala sesuatu dengan perumpamaan.
Hiperbola. Gaya bahasa yang menerangkan sesuatu dengan cara berlebihan dengan tujuan untuk memberikan efek yang bombastis.

8. Amanat
Amanat merupakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita dalam novel. Amanat bisa berupa kritik sosial, ajakan, protes, dan lain sebagainya. Amanat umumnya diibagi menjadi dua:

Tersurat. Amanat yang pesannya disampaikan secara langsung sehingga bisa dicerna seketika.
Tersirat. Amanat yang pesannya disampaikan secara tersembunyi sehingga terkadang susah untuk dicerna seketika itu juga.
Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur ekstrinsik novel adalah unsur yang membangun novel dari luar. Biasanya bisa berupa latar pribadi penulis maupun nilai-nilai dari luar. Unsur tersebut umunya adalah:

Biografi dan latar belakang penulis. Dimana dia tinggal, latar belakang pendidikannya apa, keluarganya, lingkungannya, dan sebagainya.
Kisah dibalik layar. Kisah ini biasanya dilatari oleh pengalaman, kesan atau juga harapan dan cita-cita sang pengarang.
Nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai ini sering diangkat oleh pengarang dalam ceritanya. Bisa nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.

Sekian pembahasan dan penjelasan tentang Pengertian Unsur Ekstrinsik serta Unsur-Unsur Ekstrinsiknya semoga bermanfaat (sumber :  Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 61, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih) 

Minggu, 09 April 2017

Unsur-unsur dalam Cerita Daerah Intrinsik dan ekstrinsik

Pada suatu cerita baik itu cerita rakyat, legenda maupun cerita anak, akan terkandung unsur-unsur didalamnya. Unsur-unsur cerita rakyat sendiri secara umun terbagi dua yaitu unsur intrinsik dan unsur ektrinsik. Untuk lebih jelasnya kami akan membahas masing-masing unsur tersebut secara lebih lengkap. Cerita daerah dibentuk oleh sejumlah unsur. Secara garis besar, unsur-unsur dalam cerita pendek, novel, ataupun bentuk prosa lainnya. Diatas sudah dijelaskan bahwa unsur-unsur cerita daerah terbagi 2 yakni intrinsik dan ekstrinsik disetiap unsur-unsur tersebut terdiri atas bagian-bagian, Untuk mengetahui itu mari kita lihat pembahasan dan penjelasannya seperti yang ada dibawah ini.

Unsur-Unsur dalam Cerita Daerah
a. Unsur Intrinsik adalah unsur yang melekat langsung pada isi cerita itu. Sebagaimana cerpen, unsur intrinsik meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa

b. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar suatu cerita, namun berpengaruh pada gaya ataupun isi cerita itu. Biasanya, yang termasuk ke dalam unsur ekstrinsik adalah adat istiadat atau kebiasaan masyarakat yang berlaku didaerahnya. Contohnya, adat istiadat dalam bertamu, mengobati orang yang sakit, menyambut kelahiran anak, ataupun dalam pernikahan


Unsur-Unsur Instrinsik Dalam Cerita Rakyat
1. Tema
Tema merupakan inti persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita. Oleh karenanya, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita, pembaca tentunya harus membaca cerita tersebut hingga selesai. Tema pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman kehidupan. Biasanya tema cerita rakyat mengandung elemen alam, kejadian sejarah, kesaktian, dewa, misteri, hewan, dll.

2. Latar atau setting pada cerita rakyat

  • Latar adalah informasi mengenai waktu, suasana, dan juga lokasi dimana cerita rakyat itu berlangsung.
  • Latar Lokasi atau Tempat. Latar lokasi adalah informasi pada cerita yang menjelaskan tempat cerita itu berlangsung. Sebagai Contoh latar lokasi cerita adalah di kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di kahyangan, dll.
  • Latar Waktu. Latar waktu merupakan saat terjadinya peristiwa dalam dongeng, sebagai contoh pagi hari, pada jaman dahulu kala, malam hari, tahun sekian, saat matahari terbenam dll.
  • Latar Suasana. Latar suasana adalah informasi yang menyebutkan suasana pada kejadian dalam dongeng berlangsung. Sebagai contoh latar suasana adalah rakyat hidup damai dan sejahtera, masyarakat hidup dalam ketakutan karena raja yang kejam, hutan menjadi ramai setelah purbasari hidup disana, dll


3. Tokoh
Tokoh merupakan pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa dll.
Menurut sifatnya penokohan dibagi tiga yaitu :

  • Tokoh utama (umumnya protagonis) adalah tokoh yang menjadi sentral pada cerita. Tokoh ini berperan pada sebagian besar rangkaian cerita, mulai dari awal sampai akhir cerita. Pada umumnya, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh tokoh yang memiliki sifat baik. Tetapi tidak jarang ditemukan tokoh utama diceritakan lucu, unik atau jahat sekalipun.
  • Tokoh lawan (umumnya antagonis). antagonis secara pengertian merupakan tokoh yang selalu berlawanan dengan tokoh protagonis. Pada umunya, tokoh antagonis ditampilkan sebagai tokoh ”hitam”, yaitu tokoh yang bersifat jahat.
  • Tokoh pendamping (tritagonis). Tritagonis merupakan tokoh pendukung.

Menurut cara menampilkan wataknya penokohan dibagi dua yaitu :
Secara langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca karena telah dijelaskan oleh pengarang
Seara tidak langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca dengan membuat kesimpulan sendiri dari dialog, latar suasana, tingkah laku, penampilan, lingkungan hidup, dan pelaku lain

4. Alur
Merupakan runtutan kejadian pada sebuah cerita rakyat. Biasanya cerita rakyat meliputi lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan (pembukaan) , saat pengembangan, saat pertentangan (konflik), saat peleraian (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah saat penyelesaian. Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

  • Alur maju
  • Alur mundur
  • Alur campuran

5. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan bagaimana cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita, atau dengan kata lain dari sudut mana penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandangan memiliki pernanan yang sangat penting terhadap kualitas dari sebuah cerita. Sudut pandang secara umum dibagi dua yaitu

  • Sudut pandang orang pertama : penulis berperan sebagai orang pertama yang bisa menjadi tokoh utama maupun tokoh tambahan pada cerita
  • Sudut pandang orang ketiga : Penulis berada di luar cerita serta tidak terlibat secara langsung pada cerita. Penulis menjelaskan para tokoh didalam cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata orang ketiga yaitu “dia, mereka”.

6. Amanat atau pesan moral
merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita dan ingin disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita tersebut.

7. Majas (Gaya Bahasa)
Unsur-Unsur Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat
Unsur ekstrinsik merupakan semua faktor luar yang mempengaruhi penciptaan sebuah tulisan ataupun karya sastra. Bisa dikatakan unsur ektrinsik adalah milik subjektif seorang penulis yang dapat berupa agama, budaya, kondisi sosial, motivasi, yang mendorong sebuah karya sastra tercipta.
Unsur-unsur ekstrinsik pada cerita rakyat biasanya meliputi:

  • Budaya serta nilai-bilai yang dianut.
  • Tingkat pendidikan
  • Kondisi sosial di masyarakat
  • Agama dan keyakinan
  • Kondisi politik, ekonomi, hukum dll.


Demikian pembahasan sederhana tentang Unsur dalam Cerita Daerah semoga bermanfaat bagi kita semua.

(Sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal :71, Penerbit :  Erlangga. 2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Rabu, 21 Desember 2016

Pola Pengembangan Narasi

Narasi diartikan menceritakan kejadian cerita sehingga perlunya dikembangkan narasi tersebut, pola-pola pengembangan narasi dibagi dalam urutan waktu dan urutan tempat yakni urutan waktu disebut dengan pola kronologis, dan urutan tempat disebut pola spasial. Kedua pola tersebut merupakan cara-cara dalam mengembangkan narasi, Untuk mengetahui penjelasan tentang kedua pola-pola dalam pengembangan narasi, mari kita lihat penjelasannya seperti yang ada dibawah ini.

Pola-Pola Pengembangan Narasi 
a. Urutan Waktu disebut pula Pola kronologi. Dalam pola ini, kejadian-kejadian yang diceritakan disampaikan dengan urutan waktu, misalnya dari pagi hingga pagi lagi, dari zaman dulu sampai zaman sekarang, dari permulaan hingga selesai, dan sebagainya. 

Contoh : 
Tak seorang pun dapat sungguh-sungguh tidur panjang sepanjang malam itu. Ketika bunyi kokok ayam hutan berderai-derai menandakan pagi telah dekat, mereka pun segera bangun. Kini, mereka memandangi rimba sekililingnya dengan lebih awas dan cermat. Mereka memasak air dan makanan, mengambil air sembahyang, dan sembahyang. Sebagian pancaindra mereka memeriksa dan mengamati rimba di sekelilingnya, rimba yang kini mengandung ancaman dan maut. 

b. Urutan ruang disebut pola spesial. Dalam pola ini, kejadian-kejadian dalam paragraf disusun mengikuti bagian-bagian dari suatu tempat misalnya, dari barat ke timur, dari pinggir ke tengah, dari dalam ke bagian luar, dan sebagainya. 

Contoh : 
Jika beberapa tahun yang lalu tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bus, tuan akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menyusuri jalan raya ke barat maka kira-kira sekilometer dari pasar, akan sampailah tuan di jalan kampungku,. Disamping kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah, ke jalan sempit itu. Di ujung jalan itu, nanti tuan akan temui sebuah surau tua. Didepannya ada kolam ikan yang airnya mengalir melalui tempat buah pancuran mandi.

Pola pengembangan ialah metoda yang dipakai untuk membuat sebuah paragraf naratif.
Pola pengembangan paragraf naratif terdiri atas:
  1. Pola pengembangan kronologis (waktu) Menceritakan urutan kejadian secara runtut dari awal hingga akhir, tidak meloncat-loncat.
  2. Pola pengembangan spasial (ruang) Menceritakan kejadian secara acak namun dapat menggabungkan cerita dengan indah. Selain itu, pada pola pengembangan spasial cerita kebanyakan berdasarkan tempat dan ruang, tapi ada juga yang berdasarkan waktu.
Contoh 1
Selepas adzan subuh, Tito bergegas mengambil segala peralatan yang telah disiapkan untuk keberangkatan ke Yogjakarta guna menempuh ujian tulis di sebuah PTN ternama. Dilepas Orang tuanya di terminal, tepat pukul 06.30 keretapun meluncur membawanya. Bila tak ada aral melintang, esok hari dia telah sampai di sana.

Paragraf di atas termasuk paragraf naratif kronologis karena menjelaskan waktu kejadian cerita secara urut.
  1. Selepas adzan subuh, Tito bergegas mengambil segala peralatan yang telah disiapkan untuk keberangkatan ke Yogjakarta guna menempuh ujian tulis di sebuah PTN ternama.
  2. Dilepas Orang tuanya di terminal, tepat pukul 06.30 keretapun meluncur membawanya.
  3. Bila tak ada aral melintang, esok hari dia telah sampai di sana. Selepas adzan subuh tepat pukul 06.30 esok hari
Contoh 2
Tidak terasa, kami pun tiba di stasiun Yogyakarta. Kami langsung mencari hotel terdekat dengan stasiun. Syukurlah, kami dapat hotel dengan cepat, namanya Dafami Hotel. Wisata di Yogya ini, kami mulai dengan menyisir tempat-tempat sekitar hotel, yaitu Malioboro, Alun-Alun kota, dan Mall Yogyakarta. Barulah kemudian kami mengunjungi tempat yang jauh dari hotel, yaitu candi Borobudur. Candi itu megah berdiri di kabupaten Magelang yang berjarak puluhan kilometer dari hotel kami.


Paragraf di atas termasuk paragraf naratif spasial karena menceritakan urutan kejadian berdasarkan tempat.
1. Tidak terasa, kami pun tiba di stasiun Yogyakarta.
2. Kami langsung mencari hotel terdekat dengan stasiun
3. Syukurlah, kami dapat hotel dengan cepat, namanya Dafami Hotel.
4. Wisata di Yogya ini, kami mulai dengan menyisir tempat-tempat sekitar hotel, yaituMalioboro, Alun-Alun kota, dan Mall Yogyakarta. 
5. Barulah kemudian kami mengunjungi tempat yang jauh dari hotel, yaitu candi Borobudur. Candi itu megah berdiri di kabupaten Magelang yang berjarak puluhan kilometer dari hotel kami.
Contoh 3
Sesampainya di Yogyakarta Tito bersegera mencari lokasi ujiannya dengan naik angkot. Di tengah jalan dia teringat akan no ujian yang dia taruh di atas meja belajar. Dia takut lupa menaruhnya di dalam tas. Diingatnya kembali apa saja yang dia lakukan selepas subuh kemarin ketika tengah menyiapkan peralatan untuk ke sini. Cepat-cepat dibuka tasnya. Untung saja nomor itu sudah ditaruhnya di dalam binder.
Paragraf di atas termasuk paragraf naratif spasial karena menceritakan urutan kejadian yang melompat-lompat.
6. Sesampainya di Yogyakarta Tito bersegera mencari lokasi ujiannya dengan naik angkot.
7. Di tengah jalan dia teringat akan no ujian yang dia taruh di atas meja belajar.
8. Dia takut lupa menaruhnya di dalam tas.
9. Diingatnya kembali apa saja yang dia lakukan selepas subuh kemarin ketika tengah menyiapkan peralatan untuk ke sini.
10. Cepat-cepat dibuka tasnya.
11. Untung saja nomor itu sudah ditaruhnya di dalam binder

Kata yang dicetak tebal menandakan pola pengembangan spasial.
Poin Penting
Pola pengembangan ialah metoda yang dipakai untuk membuat sebuah paragraf naratif.
Pola pengembangan paragraf naratif terdiri atas:
  1. Pola pengembangan kronologis (waktu) Menceritakan urutan kejadian secara runtut dari awal hingga akhir, tidak meloncat-loncat.
  2. Pola pengembangan spasial (ruang) Menceritakan kejadian berdasarkan urutan tempat.
(Pustaka: Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 83-84, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Kamis, 06 Oktober 2016

Pengertian Paragraf deduktif dan Paragraf Induktif Secara Umum

Deduktif dan induktif merupakan dua jenis kalimat utama yang bertujuan untuk mencari kalimat utama, Dalam Pengertian paragraf deduktif dan Pengertian paragraf induktif, Pertama kita akan membahas pengertian paragraf deduktif dan Contohnya setelah itu kita akan membahas Pengertian paragraf induktif dan contohnya agar memudahkan kita mengetahui lebih jelas tentang Paragraf deduktif dan induktif dengan dapat mengetahui Perbedaan Paragraf Deduktif dan Induktif. Untuk mengetahui Pengertian Paragraf Deduktif dan Paragraf Induktif serta Contohnya mari kita lihat pembahasannya seperti dibawah ini..

A. Pengertian Paragraf Deduktif
Pengertian Deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada diawal paragraf. Dengan demikian, kedua contoh paragraf di atas merupakan paragraf deduktif karena kalima utama tamanya berada diawal paragaraf. Berikut contoh lainnya.

Ciri-ciri kalimat deduktif:
  • Kalimat utama berada di awal paragraf.
  • Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan-penjelasan.
Pola Paragraf deduktif:
  • Umum,
  • Khusus,
  • Khusus,
  • Khusus.
Contoh mencari paragraf Deduktif 
  1. Meningkatnya kesejahteraan suatu keluarga berkaitan erat dengan besarnya jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung oleh pencari nafkah. Keluarga dengan anak banyak, sedangkan pencari nafkah hanyalah sah ayah, tentu akan menimbulkan kesulitan di bidang ekonomi. Dapat disarangkan agar dalam keluarga seperti itu, sang ibu pun ikut bekerja, atau anak-anaknya kuliah sambil bekerja. Paragraf Deduktifnya : Meningkatnya kesejahteraan suatu keluarga berkaitan erat dengan besarnya jumlah anggota keluar yang harus ditanggung oleh pencari nafkah 
  2. Membudayakan gemar membaca bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan yang melatari pembudayaan gemar membaca tersebut. Misalnya, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya bukut. Buku masih dianggap kebutuhan nomor sekian. Kenyataan ini terlihat ketika membutuhkan pokok sudah terpenuhi, orang jarang menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Sulit sekali menjadikan sebuah buku sebagai kebutuhan utama. Akan tetapi, untuk mendengarkan sebuah kaset atau menonton film, banyak orang tak sungkan mengeluarkan uang. Paragraf Deduktifnya : Membudayakan kegemaran membaca bukanlah hal yang mudah. 
B. Paragraf Induktif 
Pengertian Paragraf Induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada pada akhir paragraf. Kalimat itu biasanya merupakan kesimpulan dari gagasan-gagasan penjelas yang diuraikan sebelumnya. 
Ciri-ciri kaliamat Induktif
  • Diawali dengan penjelasan-penjelasan khusus.
  • Kemudian, digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan berdasarkan penjelasan-penjelasan khusus.
  • Kesimpulan yang merupakan kalimat utama terdapat di akhir Paragraf.
Pola Kalimat Induktif
  • Khusus,
  • Khusus,
  • Khusus,
  • Umum.
Contoh mencari Paragraf Induktif 
  1. Tumbuhan memerlukan air untuk hidup, begitu juga manusia. Air digunakan untuk minum, mandi, dan memasak. Tumbuhan memerlukan air untuk tumbuh dan berkembang biak. Dapat dibayangkan jika tumbuhan dan manusia kekurangan air, perkembangan hidupnya tidak akan sempurna. Dengan demikian, nyatalah betapa pentingnya air bagi manusia dan tumbuhan Paragraf Induktif : Dengan demikian, nyatalah betapa pentingnya air bagi manusia dan tumbuhan 
  2. Siswa yang rajin belajar masih dapat ditemukan di mana-man, di dalam kota, di pinggir kota, dan di desa. Siswa yang berprestasi tinggi cukup banyak dan dapat ditemukan di mana-mana juga, Tidak sedikit di antara mereka yang memperhatikan dan peduli dengan keadaan lingkungan. Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan. Paragraf Induktif : Tampaknya, masa depan generasi penerus masih dapat diharapkan
C. Paragraf Campuran
Paragraf campuran adalah Paragraf yang diawali dengan mengemukakan kalimat utama kemudian di dukung oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh kesimpulan pada bagian akhir Paragraf. Dengan kata lain Paragraf ini memiliki 2 kalimat utama.

Ciri-ciri Paragraf campuran:
  • Memiliki kalimat utama pada awal Paragraf dan kemudian ditekankan kembali pada akhir paragrapah.
  • Adanya pengulangan atau variasi pada beberapa kata kunci atau keyword pada awal dan akhir paragraf.
Pola Paragraf campuran:
  • Umum,
  • Khusus,
  • Khusus,
  • Umum.
Contoh:
Manusia adalah makhluk sosial. Semua pekerjaan sehari-hari kita membutuhkan manusia lainnya. Misalnya saja kita ingin makan, tentu saja kita membutuhkan petani untuk mendapatkan nasi, nelayan untuk mendapatkan ikan dan peternak untuk mendapatkan daging. Semua aspek di kehidupan kita tidak luput dari bantuan orang lain. Bahkan untuk mati pun kita masih membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain.
Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya. Binatang bertahan hidup dengan cara berburu makanan yang tersedia di alam. Demikian pula dengan tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman untuk tumbuh dan berkembang. Semua makhluk hidup akan mati jika tidak makan dan minum. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia memerlukan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.


Sekian artikel sederhana tentang Pengertian Paragraf deduktif dan Paragraf Induktif semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, sekian dan terima kasih.

Pustaka : 
Cerdas Berbahasa Indonesia 2, Hal : 28-29, Penerbit : Erlangga. 206.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih






Pengertian Umum Resensi dan Unsur Resensi

Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai. Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. 
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonsia, resensi diartikan sebagai pertimbangan atau pembicaraan tentang buku dan sebagainya. Secara garis besar resensi diartikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, maupun film dengan cara memaparkan data-data, sinopsis, dan kritikan terhadap karya tersebut.
Resensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, ulasan buku.
Sedangkan kata “mengulas” itu sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb); mempelajari (menyelidiki) dan kata “ulasan” mempunyai arti kupasan, tafsiran, komentar: 
Secara Umum Pengertian Resensi adalah sebagai karangan yang berisi ulasan terhadap karya, baik berupa buku, film, atau album. Resensi biasa didefinisikan untuk memperdalam dari pengertian resensi, Definisi Rensensi menurut para ahli adalah suatu karangan yang berisi penilaian terhadap buku atau karya seni. Resensi ditulis untuk memperkenalkan buku atau karya seni itu kepada masyarakat pembaca dan membantu mereka dalam memahami atau bahkan memilihnya . Unsur-Unsur resensi terdiri atas identitas buku, ikhtisar buku, Kepengarangan, Keunggulan dan Kelemahan. Untuk mengetahui penjelasan dari unsur-unsur resensi mari kita lihat pembahsannya seperti dibawah ini,. 

Berikut ini adalah pengertin resensi menurut pendapat para ahli.
  1. WJS. Poerwadarminta (dalam Romli, 2003:75) mengemukakan bahwa resensi secara bahasa sebagai pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik-tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada halayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli. 
  2. Menurut Panuti Sudjiman (1984) resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku. 
  3. Saryono (1997:56) menjelaskan pengertian resensi sebagai sebuah tulisan berupa esay dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan, dan pertimbangan baik-buruknya, kuat-lemahnya, bermanfaat-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto copi sampul buku.
Unsur-Unsur Resensi 
  1. Identitas Buku, Identitas buku meliputi judul, nama pengarang, nama penerbit dan alamatnyam nomor edisi, dan ketebalannya. Identitas buku dapat juga meliputi ukuran buku, warna dan ilustrasi jilid. Akan tetapi, dalam kepentingannya dengan penulisan resensi hal itu jarang sekali dimunculkan 
  2. Ikhtisar Buku, Ikhtisar buku disusun berdasarkan pokok-pokok isi buku. Akan tetapi, karena buku yang akan anda resensi itu berua novel maka cara menentukan pokok-pokok tidak sama dengan buku nonfiksi. pokok-pokok isi novel dapat ditentukan berdasarkan keadaan ataupun peristiwa-peristiwa penting. 
  3. Kepengarangan, Sosok pengarang sering diceritakan dalam resensi novel. Hal itu terutama berkaitan dengan latar belakang, keahlian, sikap-sikap, dan karya-karyanya. Bagian-bagian tersebut diceritakan secara ringkas dan umumnya tidak melebihi satu paragraf. Sosok pengarang umumnya dicantumkan di halaman pertama atau dibagian belakang novel itu. Dari sanalah anda dapat berbicara tentang unsur kepengarangan. Untuk pengarang yang sudah terkenal, anda dapat membacanya dari sumber-sumber lain. Dari internet pun anda bisa memperoleh informasi lebih lengkap lagi
  4. Keunggulan dan Kelemahan, Keunggulan dan kelemahan dalam resensi dapat berkaitan dengan unsur-unsur novel. Terhadap unsur-unsur itu, anda memberikan penilaian, baik itu berdasarkan kesedarhanaan, kejelasan kekhasan, pengusaan masalah, dan aspek-aspek lainnya yang ditentukan sendiri.
Tujuan Resensi
Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut.
  • Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif (mendalam) tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
  • Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
  • Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
  • Setelah mengetahui definisi serta tujuan dari resensi yang dibuat oleh resentator, kira-kira unsur apa saja yang terkandung di dalam sebuah resensi?
  • Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. 
  • Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi. 
  • Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. 
  • Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. 
  • Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku
Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
  1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku. 
  2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya. 
  3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku. 
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.

Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.

Tips Menulis Resensi
Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:
  1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi. 
  2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku. 
  3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan. 
  4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku. 
  5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis. 
  6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
Sekian artikel sederhana tentang Pengertian Resensi dan Unsur-Unsur Resensi,  semoga bermanfaat bagi kita semua, sekian dan terima kasih.


Pustaka: 
Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 66-70, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih
http://forumlingkarpena.net/tips_menulis/read/teknik-_menulis_resensi_buku
http://jajawilsa.blogspot.com
http://roniyusron.wordpress.com/2012/05/28/7-cara-menulis-resensi-buku

Rabu, 05 Oktober 2016

Pengertian Umum Pantun serta Bentuk-bentuk Pantun

Secara Umum Pengertian Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. tiap bait (kuplet) biasanya yang terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat merupakan isi; peribahasa sindiran”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1016). Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.
Bentuk-Bentuk pantun terdiri atas pantun berkait, pantun talibu, pantun kilat, dari bentuk-bentuk pantun ini memiliki pengertian masing-masing serta ketentuan yang berbeda-beda. Pantun akan sangat mudah kita buat jika kita mengerti ketentuan-ketentuan pantun menjadikan pantun tersebut benar. Untuk mengetahui Contoh Pantun dan Bentuk-bentuk pantun serta contohnya mari kita lihat pembahasannya seperti dibawah ini.

Contoh Pantun :
Gunung Daik timang-timangan 
Tempat Kera berulang ali 
Budi yang baik kenang-kenangan 
Budi yang baik buang sekali

Ciri - ciri pantun
  • Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b, a-b-b-a
  • Terdiri 4 baris dalam 1 bait
  • Baris pertama & kedua merupakan sampiran
  • Baris ketiga & keempat merupakan isi
  • 1 baris terdiri dari 8-12 suku kata
Contoh pantun berima a-b-a-b :
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati

Contoh pantun berima a-a-b-b :
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula

Contoh pantun berima a-a-a-a :
Kucing itu kakinya empat
Kalau tiga berarti cacat
Wahai kamu cepatlah taubat



Bentuk-Bentuk Pantun 

Pantun memiliki banyak variasi bentuk, bentuk-bentuk pantun antara lain : 
1). Pantun Berkait 
Pantaun Berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah yang terdiri atas beberapa bait, dan bait yang satu dengan bait dengan yang lainnya sambung-menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada garis pertama dan ketiga dari bait kedua. Demikian pula hubungan antara bait kedua dengan ketiga, ketiga dengan keempat, dan seterusnya. 
Contoh : 
Sarang Garuda di pohon beringin 
Buah kemuning di dalam puan 
Sepucuk surat dilayangkan angin 
Putih kuning sambutlah tuan 
         Buah kemuning dalam puan 
         Dibawa dari Indragiri 
         Putih kuning sambutlah tuan 
         Sambutlah dengan si tangan kiri 
Dibawa dari Indragiri 
Kabu-kabu dalam perahu 
Sambutlah dengan si tangan kiri
Seorang makhluk janganlah tahu 

2). Talibun 
Talibun adalah Pantun yang susunannya terdiri atas ena, delapan, ataupun sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sambiran dan isi. Jika talibun itu enam baris maka tiga baris pertama merupakan sampiran, sedangkan tiga baris berikutnya merupakan isi. 
Contoh : 
Kalau anak pergi ke pekan 
Yuk beli belanak beli 
Ikan panjang beli dahulu 
Kalau anak pergi bejalan 
Ibu cari sanak pun dari 
Indu Semang cari dahulu 

3). Pantun Kilat 
Pantun Kilat atau karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris : Baris pertama merupakan sampuran dan baris kedua merupakan isi 
Contoh : 
Gendang gendut, tali kecapi 
Kenyang perut, senanglah hati 
Pinggan tak retak, nasi tak ingin 
Tuan tak hendak, kami tak ingin 

Jenis-jenis Pantun
1. Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

Ciri-ciri seloka :
Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait kedua.
Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait ketiga.
Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I
Taman melati di rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris II)
Kalau mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II
Ubur-ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)

Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

Pantun Kilat (karmina)
Ciri-cirinya :
Setiap bait terdiri dua baris.
Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi.
Bersajak a-a.
Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci

2. Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak

Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja

Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua

Contoh:
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Pantun Jenaka

Contoh:
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi asu loncat ke piring
Pantun Teka-teki

Contoh:
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun

Sekian artikel singkat tentang Pantun sertabBentuk-bentuk Pantun semoga bermanfaat bagi kita semua. sekian dan terimakasih.

Pustaka : 
Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 18-19, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Selasa, 19 Juli 2016

Pengertian Umum Majas dan Macam-Macam Majas

Majas dibedakan menjadi 4 macam atau jenis yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Pengertian majas adalah bahasa indah yang digunakan dalam mempercantik susunan kalimat agar memperoleh kesan imajinatif atau menciptakan efek tertentu bagi pembaca dan pendengarnya. Pengertian majas yang lainnya adalah pemanfaatan gaya bahasa dalam memperoleh nuansa tertentu sehingga mampu menciptakan kesan kata-kata yang imajinatif. Setelah membahas pengertian majas marilah kita melihat pengertian macam-macam majas dan contohnya.

Pengertian Umum Majas dan Macam-Macam Majas serta Contohnya :
Seperti kita ketahui macam-macam majas terbagi atas 4 macam seperti yang terlampir diatas. maka kali ini pembahasan pengertian macam-macam majas dan contohnya yang dapat dilihat dibawah ini...

1. Majas Perbandingan 
Pengertian majas pertentangan adalah kata kiasan yang menyatakan perbandingan dalam menciptakan kesan dan pengaruh kepada pembaca dan pendengar.
Macam-macam majas perbandingan
  • Perumpamaan atau Asosiasi : perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang berbeda, namun dianggap sama yang menggunakan kata seperti, umpama, ibarat, sebagainya, bagai. Contohnya : Semangat belajarnya ibarat baja, Mukanya pucat bagai mayat, wajahnya terlihat bagai bulan purnama, kamu sangat cantik bagai awan dilangit, pendiriannya selalu berubah-ubah bagai air didaun alas. 
  • Metafora : metafora adalah majas berisi ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Metafora merupakan pemakaian kata buka dengan arti sebenarnya yang digunakan dalam persamaan dan perbandingan. Contohnya : Jonathan adalah bintang kelas dunia, sampah masyarkat akhirnya ditangkap oleh polisi,  satu persatu tikus-tikus berhasil ditangkap KPK, Perpustakaan adalah gudang nya ilmu, Raja siang keluar dari ufuk timur, jantung hatinya hilang tiada berita. 
  • Personifikasi : personifikasi adalah membandingkan benda-benda yang tak bernyawa seakan-akan bernyawa atau hidup dengan sifat seperti manusia. Contohnya : Ombak berkejar-kejaran ditepi pantai, hujan itu menari-nari diatas genting, bulan tersenyum kepada bintang, badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk, angin membelai rambutnya yang tergerai. 
  • Alegori : alegori adalah penggunaan bahasa yang menyatakan dengan cara lain dengan kiasan dan penggambaran. Pada umumnya alegori berbentuk cerita dengan simbol-simbol bermuatan moral. Contohnya : iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman, suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi, Contoh alegori berbentuk cerita : Pernikahan bagai bahtera yang harus dijalani dengan hati-hati. Suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi yang melayarkan bahterai mengarungi lautan penuh badai dan gelombang. 
  • Simbolik : simbolik adalah majas yang menggunakan kiasan atau melukiskan dengan menggunakan simbolik atau lambang dalam menyatakan maksudnya. Contohnya : Dia terkenal sebagai buaya darat, Rumah itu hangus dilalap oleh sijago merah, Teratai adalah lambang pengabdian, Bunglon adalah lambang orang tak berpendirian, Melati adalah lambang kesucian.
2. Majas Pertentangan
Pengertian majas pertentangan adalah kata-kata kias yang menyatakan pertentangan yang dimaksud oleh penulis atau pembicara dalam memberikan pengaruh atau kesan kepada pembaca dan pendengar.

 

Macam-macam majas pertentangan
  • Hiperbola : hiperbola adalah majas yang memberikan kesan yang berlebihan dari kenyataannya agar lebih berkesan atau meminta perhatian.Contohnya : ia terkejut setengah mati begitu melihat mayat perempuan tersebut, tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang, keringatnya menganak sungai, kita berjuang sampai titik darah penghabisan, suaranya menggelegar ke angkasa. 
  • Paradoks : paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada. Contohnya : Hatiku merintih ditengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung, dia besar tapi nyalinya kecil, aku merasa sendirian ditengah kota jakarta yang ramai ini, hidupnya sangat mewah tetapi mereka tidak bahagia mungkin karna ia tidak mempunyai anak, Tinggal di kota yang besar dan megah tetapi hidupnya kesepian.
  • Antitesis : antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang artinya berlawanan. Contohnya : Tua muda, besar kecil ikut meramaikan pesta kembang api, Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata tuhan, hidup matinya manusia ada di tangan tuhan. 
  • Litotes : litoses adalah majas yang menyatakan dengan berlawanan dari kenyataannya yang bertujuan untuk merendahkan diri. Contohnya : Terimalah kado tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku, perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas, Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya, Sebenarnya ini sangat dulit tapi dapat diselesaikan.
3. Majas Pertautan 
Pengertian majas pertautan adalah kata-kata kias yang bertautan dengan gagasan, ingatan. 
Macam-macam majas pertautan
  • Sinekdode : sinekdode adalah penggunaan kata yang sama dengan faktanya yang bertujuan memperjelas. Contohnya : lewat gardu belanda dengan berani, thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSI harimau, indonesia akan memilih idolanya pada malam nanti, setiap kepala dikenakan pajak. 
  • Metonimia : metonimia adalah pengungkapan berupa penggunaan nama benda yang lain seperti merek, atribut, atau ciri khas. Contohnya : Sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru(rokok djarum) , Setiap pagi ayah selalu menghirup kapal api (kopi kapal api), Orang tersebut sangat berclass dalam menghirupnya (rokok class mild), Dia selalu menaiki kuda hitam (Mobil Ferrari), atlet andalan kita mendapat perak, si kaos merah berusaha untuk mencetak gol.
  • Alusio : Alusio adalah majas yang menggunakan kata-kata berkaitan dengan peristiwa umum yang terjadi atau penggunaan kata yang umum dalam menunjukkan maksud. Contohnya : sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya, kamu jangan kura-kura dalam perahu, ceritakan semua hal tersebut dengan jujur. 
  • Eufimisme : eufimisme adalah majas yang menggunakan kata-kata sopan dan halus. Contohnya : Dimana saja bisa menemukan kamar kecilnya, anak ibu lamban menerima pelajaran, anak ibu tidak bodoh tapi hanya malas belajar. 
4. Majas Perulangan/Penegasan 
Pengertian majas perulangan/penegasan adalah kata-kata kias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruh kepada pendengar dan pembaca.
Macam-macam majas perulangan/penegasan
  • Aliterasi : aliterasi adalah kata-kata yang memanfaatkan kata yang permulaannya sama dengan bunyinya. Contohnya : Dara damba daku, datang dari danau.
  • Pleonasme : pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata dengan berlebihan untuk menegaskan arti suatu kata. Contohnya : Saya naik ke tangga ke atas, ayo kita berjalan ke depan untuk melihat sendiri, aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, Dara yang merah itu membasahi bajunya, Dia menangis dengan meluarkan air dimatanya. 
  • Anataklasis : anataklasis adalah majas yang mengandung pengulangan kata yang sama, dengan makna yang berbeda. Contohnya : Ayah selalu membawa buah ditangan untuk buah hatinya, Karena buah penanya sudah jadi buah bibir masyarakat. 
  • Repetisi : repetisi adalah majas perulangan kata atau kelompok kata yang  sama dalam menarik perhatian atau menegaskan. Contohnya : tidak setiap penderitaan menjadi luka dan tidak setiap sepi jadi duri, dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharapkan. 
  • Paralelisme : paralelisme adalah majas perulangan yang pada umumnya terdapat dalam puisi yang disusun atas baris yang berbeda. Contohnya : 
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus 
Cinta itu adalah pengertian
Cinta itu adalah kesetiaan
Cinta itu adalah rela berkorban  
Demikianlah pembahasan tentang pengertian majas dan macam-macam majas. semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian, dengan mengakhiri dengan mengucapkan salam. "Salam Berbagi Teman-Teman".

Senin, 23 Mei 2016

Pengertian Umum Intrinsik Novel dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik artinya unsur pembuat yang terdapat dalam atau yang ada dalam sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut. Di dalam sebuah novel terdapat unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik. Berikut pengertian unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.
Dalam Pengertian Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti unsur-unsur yang ada dalam unsur-unsur intrinsik, 
Intrinsik terdiri atas Unsur-Unsur seperti Alur, Tema, Penokohan, Sudut Pandang, Latar, Amanat, Dalam pengertian unsur-unsur intrinsik dan Penjelasan dari seluruh unsur-unsur intrinsik tersebut, Unsur-unsur Intrinsik digunakan untuk menganalisis novel-novel  agar lebih mudahkan kita dalam menganalisis novel tersebut, Apa lagi novel yang sangat tebal butuh waktu lama sehingga perlunya unsur-unsur intrinsik, Jika Unsur Intrinsik ada, Unsur Ekstrinsik pun juga ada. 
Untuk mengetahui penjelasan dari unsur-unsur intrinsik mari kita lihat penjelasannya seperti dibawah ini.

Unsur-Unsur Intrinsik Novel 

Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik novel.
a. Alur (Plot)
Alur. Kita ketahui bersama bahwa alur merupakan rangkaian cerita, atau bagaimana garis besar jalan cerita sebuah novel. Ada alur mundur, alur maju dan berbagai jenis alur lainnya. Jika alur mundur biasanya cerita diawali dengan keadaan pada saat ini, lalu berkisah ke masa lalu, dan disanalah cerita novel yang sebenarnya terjadi.dari tahapan-tahapan peristiwa yang terjadi inilah yang membentuk bangun sebuah cerita
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan cerita. akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi, (4) klimaks, dan (5) menyelesaikan konflik atau masalah . Di tahap saling mengenal, pengarang mulai menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya dari masalah tersebut terjadi di bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah di bagian kelima (pemecahan masalah). Alur pun menurun menuju  ke mencari solusi dalam masalah dan penyelesaian cerita. Itulah unsur-unsur alur yang berpusat pada konflik. Dengan adanya alur seperti di atas, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan (suspense). Suspense inilah yang menarik pembaca untuk terus mengikuti cerita tersebut . Dari tahap-tahap alur di atas jelaslah bahwa kekuatan sebuah novel terletak pada kemampuan pengarang membawa pembacanya menemui masalah, memuncaknya masalah, dan berakhirnya masalah. Timbulnya konflik sering berhubungan erat dengan unsur watak dan latar. Konflik dalam cerita mungkin terjadi karena watak seorang tokoh yang menimbulkan persoalan bagi tokoh lain atau lingkungannya.
b. Tema
Tema. Tema merupakan inti dari sebuah novel, tema berarti merupakan pandangan, hal umum yang hendak dibawa atau diangkat pada novel tersebut. Tema sangat berbeda dengan judul, judul merupakan bagian dari tema. Misalnya saja akan membuat novel dengan tema kesehatan, maka judulnya harus mengarah ke hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, atau tema kehidupan, maka judulnya harus berhubungan dengan hal tersebut. Selain itu tema juga merupakan sudut padang penulis terhadap suatu permasalahan, dan permasalahan tersebut harus dijawab dalam novel tersebut.
Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal  tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
c. Penokohan
Tokoh. Hal in tentu merupakan yang paling penting, karena pada novel pasti menampilkan tokoh-tokoh tertentu, ada tokoh utama, tokoh pembantu, dan figuran. Tokoh disini merupakan aktor yang membawa cerita tersebut, selain itu cara penulis untuk menentukan tokoh ialah penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.
d. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang. Merupakan cara pembawaan atau bagaimana penulis membawakan atau menampilkan tokoh pada novel tersebut berdasarkan cerita yang dipaparkan. Misalkan mengambil sudut pandang tokoh utama, biasanya menggunakan kata “aku” dll.
Sudut pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut. Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam: .Narator serbatahu adalah narator bertindak sebagai pencipta segalanya yang serbatahu. ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya. Ia dapat mengeluarkan dan memasukkan para tokoh. Ia dapat mengemukakan perasaan, kesadaran, ataupun jalan pikiran para tokoh cerita. Pengarang dapat mengomentari kelakuan para tokoh-tokoh dalam cerita, bahkan juga dapat berbicara langsung dengan pembacanya.. Narator objektif adalah pengarang tak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “hasil pandangan mata”. Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama. Pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku. Dalam kenyataannya, orang memang hanya dapat melihat apa yang yang dilakukan orang lain. Dengan melihat kelakukan orang lain tersebut, juga boleh menilai kehidupan kejiwaannya, kepribadiannya, jalan pikirannya, dan perasaannya. Motif tindakan pelakunya hanya bisa kita nilai dan perbuatan mereka. Dalam hal ini, jelaslah bahwa pembaca sangat diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang.Narator aktif adalah Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita tersebut yang terkadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara thi tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, kami). Dengan posisi yang demikian, narator hanya boleh melihat dan mendengar apa yang orang biasa lihat atau dengar. Selanjutnya narator mencatat tentang apa yang dikatakan atau dilakukan tokoh lain dalam suatu jarak penglihatan dan pendengaran.Narator tidak dapat membaca pikiran tokoh lain kecuali hanya menafsirkan dari tingkah laku fisiknya. Narator juga tidak dapat melompati jarak yang besar. Hal-hal yang bersifat psikologis dapat dikisahkan jika menyangkut dirinya sendiri. Narator sebagai peninjau adalah pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian yang ada pada cerita lakukan bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya boleh menyampaikan tentang, kita sesuai apa yang ia lihat. Jadi, teknik ini merupakan berupa penuturan pengalaman seseorang. Dalam beberapa hal, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik orang pertama, tetapi teknik ini lebih bebas dan fleksibel dalam bercerita.
e. Latar
Latar. Latar ini sendiri terdiri dari latar tempat dan latar waktu. Latar juga ada yang bersifat fisik yang berkaitan dengan tempat atau atau wilayah dimana cerita novel itu berjalan. Selain itu ada juga latar psikologis, hal ini berkaitan dengan lingkungan, benda yang mampu mengarahkan emosi sang pembaca
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, ataupun bentuk prosa lainnya, terkadang biasanya tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu
waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
f. Amanat
Amanat. Merupakan pesan yang ingin disampaikan pada novel tersebut, amanat sangat penting, hal ini agar membawa bekas dan kesan dan pesan pada pembaca, bahwa pada akhirnya pembaca mendapatkan inti atau nasihat setelah membaca novel tersebut,
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui Karya yang diciptakan itu. Tidak terlalu berbeda dengan bentuk cerita yang Iainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk mendapatkannya, tidak cukup hanya membaca dua atau tiga paragraf, melainkan membaca cerita tersebut sampai tuntas. 

Unsur-Unsur Ekstrinsik Novel

  1. Sejarah/Biodata Pengarang biasanya sejarah/biografi pengarang berpengaruh pada jalan cerita di novelnya.
  2. Situasi dan Kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi akan berpengaruh kepada hasil karya tersebut
  3. Nilai-nilai dalam cerita Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh    pengarang. Nilai-nilai itu antara lain : 


  • Nilai Moral, merupakan nilai yang berkaitan dengan ahklak atau budi pekerti baik buruk
  • Nilai Sosial, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam kehidupan masyarakat ( contonya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa )
  • Nilai Budaya, merupakan konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia ( contonya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan, upacara adat )
  • Nilai Estetika , merupakan nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra ( contonya tentang bahasa, alur, tema ).

Sekian artike tentang Pengertian dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel semoga bermanfaat
(Sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, 56-58, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)