Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Oktober 2016

Pengertian Umum Pantun serta Bentuk-bentuk Pantun

Secara Umum Pengertian Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. tiap bait (kuplet) biasanya yang terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat merupakan isi; peribahasa sindiran”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1016). Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.
Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.
Bentuk-Bentuk pantun terdiri atas pantun berkait, pantun talibu, pantun kilat, dari bentuk-bentuk pantun ini memiliki pengertian masing-masing serta ketentuan yang berbeda-beda. Pantun akan sangat mudah kita buat jika kita mengerti ketentuan-ketentuan pantun menjadikan pantun tersebut benar. Untuk mengetahui Contoh Pantun dan Bentuk-bentuk pantun serta contohnya mari kita lihat pembahasannya seperti dibawah ini.

Contoh Pantun :
Gunung Daik timang-timangan 
Tempat Kera berulang ali 
Budi yang baik kenang-kenangan 
Budi yang baik buang sekali

Ciri - ciri pantun
  • Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b, a-b-b-a
  • Terdiri 4 baris dalam 1 bait
  • Baris pertama & kedua merupakan sampiran
  • Baris ketiga & keempat merupakan isi
  • 1 baris terdiri dari 8-12 suku kata
Contoh pantun berima a-b-a-b :
Kalau ada jarum yang patah
Jangan masukkan dalam peti
Kalau ada kata-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati

Contoh pantun berima a-a-b-b :
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula

Contoh pantun berima a-a-a-a :
Kucing itu kakinya empat
Kalau tiga berarti cacat
Wahai kamu cepatlah taubat



Bentuk-Bentuk Pantun 

Pantun memiliki banyak variasi bentuk, bentuk-bentuk pantun antara lain : 
1). Pantun Berkait 
Pantaun Berkait disebut juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah yang terdiri atas beberapa bait, dan bait yang satu dengan bait dengan yang lainnya sambung-menyambung. Baris kedua dan keempat dari bait pertama dipakai kembali pada garis pertama dan ketiga dari bait kedua. Demikian pula hubungan antara bait kedua dengan ketiga, ketiga dengan keempat, dan seterusnya. 
Contoh : 
Sarang Garuda di pohon beringin 
Buah kemuning di dalam puan 
Sepucuk surat dilayangkan angin 
Putih kuning sambutlah tuan 
         Buah kemuning dalam puan 
         Dibawa dari Indragiri 
         Putih kuning sambutlah tuan 
         Sambutlah dengan si tangan kiri 
Dibawa dari Indragiri 
Kabu-kabu dalam perahu 
Sambutlah dengan si tangan kiri
Seorang makhluk janganlah tahu 

2). Talibun 
Talibun adalah Pantun yang susunannya terdiri atas ena, delapan, ataupun sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sambiran dan isi. Jika talibun itu enam baris maka tiga baris pertama merupakan sampiran, sedangkan tiga baris berikutnya merupakan isi. 
Contoh : 
Kalau anak pergi ke pekan 
Yuk beli belanak beli 
Ikan panjang beli dahulu 
Kalau anak pergi bejalan 
Ibu cari sanak pun dari 
Indu Semang cari dahulu 

3). Pantun Kilat 
Pantun Kilat atau karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris : Baris pertama merupakan sampuran dan baris kedua merupakan isi 
Contoh : 
Gendang gendut, tali kecapi 
Kenyang perut, senanglah hati 
Pinggan tak retak, nasi tak ingin 
Tuan tak hendak, kami tak ingin 

Jenis-jenis Pantun
1. Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak bimbang
Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

Ciri-ciri seloka :
Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait kedua.
Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait ketiga.
Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I
Taman melati di rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris II)
Kalau mati kita bersama (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II
Ubur-ubur sampingan dua (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)

Talibun
Talibun adalah pantun yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6 baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu

Pantun Kilat (karmina)
Ciri-cirinya :
Setiap bait terdiri dua baris.
Baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi.
Bersajak a-a.
Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.

Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci

2. Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak

Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja

Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua

Contoh:
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan Bapak
Pantun Jenaka

Contoh:
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi asu loncat ke piring
Pantun Teka-teki

Contoh:
Tuan puteri belajar menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak bisa turun

Sekian artikel singkat tentang Pantun sertabBentuk-bentuk Pantun semoga bermanfaat bagi kita semua. sekian dan terimakasih.

Pustaka : 
Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 18-19, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Selasa, 19 Juli 2016

Pengertian Umum Majas dan Macam-Macam Majas

Majas dibedakan menjadi 4 macam atau jenis yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Pengertian majas adalah bahasa indah yang digunakan dalam mempercantik susunan kalimat agar memperoleh kesan imajinatif atau menciptakan efek tertentu bagi pembaca dan pendengarnya. Pengertian majas yang lainnya adalah pemanfaatan gaya bahasa dalam memperoleh nuansa tertentu sehingga mampu menciptakan kesan kata-kata yang imajinatif. Setelah membahas pengertian majas marilah kita melihat pengertian macam-macam majas dan contohnya.

Pengertian Umum Majas dan Macam-Macam Majas serta Contohnya :
Seperti kita ketahui macam-macam majas terbagi atas 4 macam seperti yang terlampir diatas. maka kali ini pembahasan pengertian macam-macam majas dan contohnya yang dapat dilihat dibawah ini...

1. Majas Perbandingan 
Pengertian majas pertentangan adalah kata kiasan yang menyatakan perbandingan dalam menciptakan kesan dan pengaruh kepada pembaca dan pendengar.
Macam-macam majas perbandingan
  • Perumpamaan atau Asosiasi : perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang berbeda, namun dianggap sama yang menggunakan kata seperti, umpama, ibarat, sebagainya, bagai. Contohnya : Semangat belajarnya ibarat baja, Mukanya pucat bagai mayat, wajahnya terlihat bagai bulan purnama, kamu sangat cantik bagai awan dilangit, pendiriannya selalu berubah-ubah bagai air didaun alas. 
  • Metafora : metafora adalah majas berisi ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Metafora merupakan pemakaian kata buka dengan arti sebenarnya yang digunakan dalam persamaan dan perbandingan. Contohnya : Jonathan adalah bintang kelas dunia, sampah masyarkat akhirnya ditangkap oleh polisi,  satu persatu tikus-tikus berhasil ditangkap KPK, Perpustakaan adalah gudang nya ilmu, Raja siang keluar dari ufuk timur, jantung hatinya hilang tiada berita. 
  • Personifikasi : personifikasi adalah membandingkan benda-benda yang tak bernyawa seakan-akan bernyawa atau hidup dengan sifat seperti manusia. Contohnya : Ombak berkejar-kejaran ditepi pantai, hujan itu menari-nari diatas genting, bulan tersenyum kepada bintang, badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk, angin membelai rambutnya yang tergerai. 
  • Alegori : alegori adalah penggunaan bahasa yang menyatakan dengan cara lain dengan kiasan dan penggambaran. Pada umumnya alegori berbentuk cerita dengan simbol-simbol bermuatan moral. Contohnya : iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman, suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi, Contoh alegori berbentuk cerita : Pernikahan bagai bahtera yang harus dijalani dengan hati-hati. Suami sebagai nahkoda dan istri sebagai juru mudi yang melayarkan bahterai mengarungi lautan penuh badai dan gelombang. 
  • Simbolik : simbolik adalah majas yang menggunakan kiasan atau melukiskan dengan menggunakan simbolik atau lambang dalam menyatakan maksudnya. Contohnya : Dia terkenal sebagai buaya darat, Rumah itu hangus dilalap oleh sijago merah, Teratai adalah lambang pengabdian, Bunglon adalah lambang orang tak berpendirian, Melati adalah lambang kesucian.
2. Majas Pertentangan
Pengertian majas pertentangan adalah kata-kata kias yang menyatakan pertentangan yang dimaksud oleh penulis atau pembicara dalam memberikan pengaruh atau kesan kepada pembaca dan pendengar.

 

Macam-macam majas pertentangan
  • Hiperbola : hiperbola adalah majas yang memberikan kesan yang berlebihan dari kenyataannya agar lebih berkesan atau meminta perhatian.Contohnya : ia terkejut setengah mati begitu melihat mayat perempuan tersebut, tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang, keringatnya menganak sungai, kita berjuang sampai titik darah penghabisan, suaranya menggelegar ke angkasa. 
  • Paradoks : paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada. Contohnya : Hatiku merintih ditengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung, dia besar tapi nyalinya kecil, aku merasa sendirian ditengah kota jakarta yang ramai ini, hidupnya sangat mewah tetapi mereka tidak bahagia mungkin karna ia tidak mempunyai anak, Tinggal di kota yang besar dan megah tetapi hidupnya kesepian.
  • Antitesis : antitesis adalah majas yang menggunakan pasangan kata yang artinya berlawanan. Contohnya : Tua muda, besar kecil ikut meramaikan pesta kembang api, Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata tuhan, hidup matinya manusia ada di tangan tuhan. 
  • Litotes : litoses adalah majas yang menyatakan dengan berlawanan dari kenyataannya yang bertujuan untuk merendahkan diri. Contohnya : Terimalah kado tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku, perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas, Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya, Sebenarnya ini sangat dulit tapi dapat diselesaikan.
3. Majas Pertautan 
Pengertian majas pertautan adalah kata-kata kias yang bertautan dengan gagasan, ingatan. 
Macam-macam majas pertautan
  • Sinekdode : sinekdode adalah penggunaan kata yang sama dengan faktanya yang bertujuan memperjelas. Contohnya : lewat gardu belanda dengan berani, thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSI harimau, indonesia akan memilih idolanya pada malam nanti, setiap kepala dikenakan pajak. 
  • Metonimia : metonimia adalah pengungkapan berupa penggunaan nama benda yang lain seperti merek, atribut, atau ciri khas. Contohnya : Sering menghisap jarum, dia terserang penyakit paru-paru(rokok djarum) , Setiap pagi ayah selalu menghirup kapal api (kopi kapal api), Orang tersebut sangat berclass dalam menghirupnya (rokok class mild), Dia selalu menaiki kuda hitam (Mobil Ferrari), atlet andalan kita mendapat perak, si kaos merah berusaha untuk mencetak gol.
  • Alusio : Alusio adalah majas yang menggunakan kata-kata berkaitan dengan peristiwa umum yang terjadi atau penggunaan kata yang umum dalam menunjukkan maksud. Contohnya : sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya, kamu jangan kura-kura dalam perahu, ceritakan semua hal tersebut dengan jujur. 
  • Eufimisme : eufimisme adalah majas yang menggunakan kata-kata sopan dan halus. Contohnya : Dimana saja bisa menemukan kamar kecilnya, anak ibu lamban menerima pelajaran, anak ibu tidak bodoh tapi hanya malas belajar. 
4. Majas Perulangan/Penegasan 
Pengertian majas perulangan/penegasan adalah kata-kata kias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruh kepada pendengar dan pembaca.
Macam-macam majas perulangan/penegasan
  • Aliterasi : aliterasi adalah kata-kata yang memanfaatkan kata yang permulaannya sama dengan bunyinya. Contohnya : Dara damba daku, datang dari danau.
  • Pleonasme : pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata dengan berlebihan untuk menegaskan arti suatu kata. Contohnya : Saya naik ke tangga ke atas, ayo kita berjalan ke depan untuk melihat sendiri, aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri, Dara yang merah itu membasahi bajunya, Dia menangis dengan meluarkan air dimatanya. 
  • Anataklasis : anataklasis adalah majas yang mengandung pengulangan kata yang sama, dengan makna yang berbeda. Contohnya : Ayah selalu membawa buah ditangan untuk buah hatinya, Karena buah penanya sudah jadi buah bibir masyarakat. 
  • Repetisi : repetisi adalah majas perulangan kata atau kelompok kata yang  sama dalam menarik perhatian atau menegaskan. Contohnya : tidak setiap penderitaan menjadi luka dan tidak setiap sepi jadi duri, dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharapkan. 
  • Paralelisme : paralelisme adalah majas perulangan yang pada umumnya terdapat dalam puisi yang disusun atas baris yang berbeda. Contohnya : 
Sunyi itu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu lapus 
Cinta itu adalah pengertian
Cinta itu adalah kesetiaan
Cinta itu adalah rela berkorban  
Demikianlah pembahasan tentang pengertian majas dan macam-macam majas. semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian, dengan mengakhiri dengan mengucapkan salam. "Salam Berbagi Teman-Teman".

Senin, 23 Mei 2016

Pengertian Umum Intrinsik Novel dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel

Unsur intrinsik artinya unsur pembuat yang terdapat dalam atau yang ada dalam sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik novel adalah unsur dari luar novel tersebut. Di dalam sebuah novel terdapat unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsik. Berikut pengertian unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.
Dalam Pengertian Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti unsur-unsur yang ada dalam unsur-unsur intrinsik, 
Intrinsik terdiri atas Unsur-Unsur seperti Alur, Tema, Penokohan, Sudut Pandang, Latar, Amanat, Dalam pengertian unsur-unsur intrinsik dan Penjelasan dari seluruh unsur-unsur intrinsik tersebut, Unsur-unsur Intrinsik digunakan untuk menganalisis novel-novel  agar lebih mudahkan kita dalam menganalisis novel tersebut, Apa lagi novel yang sangat tebal butuh waktu lama sehingga perlunya unsur-unsur intrinsik, Jika Unsur Intrinsik ada, Unsur Ekstrinsik pun juga ada. 
Untuk mengetahui penjelasan dari unsur-unsur intrinsik mari kita lihat penjelasannya seperti dibawah ini.

Unsur-Unsur Intrinsik Novel 

Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik novel.
a. Alur (Plot)
Alur. Kita ketahui bersama bahwa alur merupakan rangkaian cerita, atau bagaimana garis besar jalan cerita sebuah novel. Ada alur mundur, alur maju dan berbagai jenis alur lainnya. Jika alur mundur biasanya cerita diawali dengan keadaan pada saat ini, lalu berkisah ke masa lalu, dan disanalah cerita novel yang sebenarnya terjadi.dari tahapan-tahapan peristiwa yang terjadi inilah yang membentuk bangun sebuah cerita
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab-akibat. Intisari alur ada pada permasalahan cerita. akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tak bisa dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi, (4) klimaks, dan (5) menyelesaikan konflik atau masalah . Di tahap saling mengenal, pengarang mulai menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan pertikaian yang terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya dari masalah tersebut terjadi di bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah di bagian kelima (pemecahan masalah). Alur pun menurun menuju  ke mencari solusi dalam masalah dan penyelesaian cerita. Itulah unsur-unsur alur yang berpusat pada konflik. Dengan adanya alur seperti di atas, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan (suspense). Suspense inilah yang menarik pembaca untuk terus mengikuti cerita tersebut . Dari tahap-tahap alur di atas jelaslah bahwa kekuatan sebuah novel terletak pada kemampuan pengarang membawa pembacanya menemui masalah, memuncaknya masalah, dan berakhirnya masalah. Timbulnya konflik sering berhubungan erat dengan unsur watak dan latar. Konflik dalam cerita mungkin terjadi karena watak seorang tokoh yang menimbulkan persoalan bagi tokoh lain atau lingkungannya.
b. Tema
Tema. Tema merupakan inti dari sebuah novel, tema berarti merupakan pandangan, hal umum yang hendak dibawa atau diangkat pada novel tersebut. Tema sangat berbeda dengan judul, judul merupakan bagian dari tema. Misalnya saja akan membuat novel dengan tema kesehatan, maka judulnya harus mengarah ke hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, atau tema kehidupan, maka judulnya harus berhubungan dengan hal tersebut. Selain itu tema juga merupakan sudut padang penulis terhadap suatu permasalahan, dan permasalahan tersebut harus dijawab dalam novel tersebut.
Tema adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan awal  tolak pengarang dalam menyampaikan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala persoalan dalam kehidupan manusia, baik masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, dan sebagainya.
c. Penokohan
Tokoh. Hal in tentu merupakan yang paling penting, karena pada novel pasti menampilkan tokoh-tokoh tertentu, ada tokoh utama, tokoh pembantu, dan figuran. Tokoh disini merupakan aktor yang membawa cerita tersebut, selain itu cara penulis untuk menentukan tokoh ialah penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter seorang tokoh, pengarang dapat juga menyebutkannya langsung, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat pula melalui gambaran fisik dan perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran oleh tokoh lain.
d. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang. Merupakan cara pembawaan atau bagaimana penulis membawakan atau menampilkan tokoh pada novel tersebut berdasarkan cerita yang dipaparkan. Misalkan mengambil sudut pandang tokoh utama, biasanya menggunakan kata “aku” dll.
Sudut pandang adalah posisi pengarang atau narator dalam membawakan cerita tersebut. Posisi pengarang dalam menyampaikan cerita ada beberapa macam: .Narator serbatahu adalah narator bertindak sebagai pencipta segalanya yang serbatahu. ia tahu segalanya. Ia dapat menciptakan segala hal yang diinginkannya. Ia dapat mengeluarkan dan memasukkan para tokoh. Ia dapat mengemukakan perasaan, kesadaran, ataupun jalan pikiran para tokoh cerita. Pengarang dapat mengomentari kelakuan para tokoh-tokoh dalam cerita, bahkan juga dapat berbicara langsung dengan pembacanya.. Narator objektif adalah pengarang tak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “hasil pandangan mata”. Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama. Pengarang sama sekali tak mau masuk ke dalam pikiran para pelaku. Dalam kenyataannya, orang memang hanya dapat melihat apa yang yang dilakukan orang lain. Dengan melihat kelakukan orang lain tersebut, juga boleh menilai kehidupan kejiwaannya, kepribadiannya, jalan pikirannya, dan perasaannya. Motif tindakan pelakunya hanya bisa kita nilai dan perbuatan mereka. Dalam hal ini, jelaslah bahwa pembaca sangat diharapkan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa yang diceritakan pengarang.Narator aktif adalah Narator juga aktor yang terlibat dalam cerita tersebut yang terkadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara thi tampak dalam penggunaan kata ganti orang pertama (aku, kami). Dengan posisi yang demikian, narator hanya boleh melihat dan mendengar apa yang orang biasa lihat atau dengar. Selanjutnya narator mencatat tentang apa yang dikatakan atau dilakukan tokoh lain dalam suatu jarak penglihatan dan pendengaran.Narator tidak dapat membaca pikiran tokoh lain kecuali hanya menafsirkan dari tingkah laku fisiknya. Narator juga tidak dapat melompati jarak yang besar. Hal-hal yang bersifat psikologis dapat dikisahkan jika menyangkut dirinya sendiri. Narator sebagai peninjau adalah pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Seluruh kejadian yang ada pada cerita lakukan bersama tokoh ini. Tokoh ini bisa bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, ia hanya boleh menyampaikan tentang, kita sesuai apa yang ia lihat. Jadi, teknik ini merupakan berupa penuturan pengalaman seseorang. Dalam beberapa hal, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik orang pertama, tetapi teknik ini lebih bebas dan fleksibel dalam bercerita.
e. Latar
Latar. Latar ini sendiri terdiri dari latar tempat dan latar waktu. Latar juga ada yang bersifat fisik yang berkaitan dengan tempat atau atau wilayah dimana cerita novel itu berjalan. Selain itu ada juga latar psikologis, hal ini berkaitan dengan lingkungan, benda yang mampu mengarahkan emosi sang pembaca
Latar (setting) merupakan tempat, waktu, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, ataupun bentuk prosa lainnya, terkadang biasanya tidak disebutkan secara jelas latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, di tepi hutan, di sebuah desa, pada suatu
waktu, pada zaman dahulu, di kala senja.
f. Amanat
Amanat. Merupakan pesan yang ingin disampaikan pada novel tersebut, amanat sangat penting, hal ini agar membawa bekas dan kesan dan pesan pada pembaca, bahwa pada akhirnya pembaca mendapatkan inti atau nasihat setelah membaca novel tersebut,
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui Karya yang diciptakan itu. Tidak terlalu berbeda dengan bentuk cerita yang Iainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karena itu, untuk mendapatkannya, tidak cukup hanya membaca dua atau tiga paragraf, melainkan membaca cerita tersebut sampai tuntas. 

Unsur-Unsur Ekstrinsik Novel

  1. Sejarah/Biodata Pengarang biasanya sejarah/biografi pengarang berpengaruh pada jalan cerita di novelnya.
  2. Situasi dan Kondisi secara langsung maupun tidak langsung, situasi dan kondisi akan berpengaruh kepada hasil karya tersebut
  3. Nilai-nilai dalam cerita Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan oleh    pengarang. Nilai-nilai itu antara lain : 


  • Nilai Moral, merupakan nilai yang berkaitan dengan ahklak atau budi pekerti baik buruk
  • Nilai Sosial, merupakan hal-hal yang berkaitan dengan norma –norma dalam kehidupan masyarakat ( contonya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa )
  • Nilai Budaya, merupakan konsep masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam kehidupan manusia ( contonya adat istiadat ,kesenian, kepercayaan, upacara adat )
  • Nilai Estetika , merupakan nilai yang berkaitan dengan seni, keindahan dalam karya sastra ( contonya tentang bahasa, alur, tema ).

Sekian artike tentang Pengertian dan Unsur-Unsur Intrinsik Novel semoga bermanfaat
(Sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, 56-58, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)