Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 April 2017

Pengertian Perubahan Evolusi dan Revolusi

Perubahan Evolusi dan Revolusi
Perubahan sosial budaya dapat dilihat berdasarkan cepat lambatnya perubahan berlangsung. Berdasarkan pandangan inilah ditemukan dua bentuk perubahan sosial budaya, yaitu perubahan yang berlangsung lama dan perubahan yang berlangsung cepat. Dalam sosiologi dikenal dengan evolusi dan revolusi.

Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat tanpa adanya kehendak atau perencanaan sebelumnya.
Perubahan-perubahan mengenai sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat atau lembaga kemasyarakatan itu berlangsung secara cepat.
Perubahan revolusi dapat direncanakan atau tidak direncanakan. Cepat tidaknya laju perubahan revolusi sangatlah relatif.
Suatu revolusi dapat makan waktu yang lama, misalnya Revolusi Industri yang dimulai di Inggris. Pada saat itu terjadi perubahan-perubahan dari tahap produksi tanpa mesin menuju tahap produksi dengan menggunakan mesin.
Perubahan tersebut dianggap revolusi karena mengubah sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat, seperti sistem kekeluargaan, serta hubungan antara buruh dan majikan.
Terjadinya perubahan revolusi diawali adanya ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat
yang bersangkutan. Revolusi tidak dapat terjadi pada setiap situasi dan kondisi masyarakat.

Perubahan Evolusi
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial budaya yang terjadi dalam proses lambat, dalam waktu yang lama dan terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan kecil yang mengikutinya.
Perubahan evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa suatu rencana atau kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan evolusi terjadi karena adanya dorongan dari usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadpap kebutuhan-kebutuhan hidup terhadap perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.

Contoh, suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana, tetapi seiring dengan perkembangan zaman masyarakat berubah menjadi lebih kompleks dan maju.
Tahapan perubahan itu berlangsung secara siklus dan berulangulang. Sebagaimana tampak pada perubahan sosial budaya dari masyarakat berburu meramu menuju masyarakat bertani.

Syarat-syarat perubahan revolusi

Terjadinya revolusi harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Berikut ini syarat-syarat terjadinya revolusi.

  • Keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan dan harus ada keinginan untuk mencapai perbaikan serta perubahan keadaan.
  • Adanya pemimpin atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat.
  • Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat untuk dijadikan program dan arah bagi gerak masyarakat.
  • Pemimpin tersebut harus dapat menunjukkan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya bahwa tujuan tersebut bersifat konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Selain itu, diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan suatu ideologi.
  • Ada momentum untuk revolusi, yaitu suatu kondisi ketika segala keadaan baik sekali untuk memulai gerakan revolusi. Apabila momentum (pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.


Contohnya, peristiwa terjadinya revolusi industri di Inggris, di mana terjadi pada tahap produksi yang  awalnya tanpa mesin, berubahn menuju tahap produksi menggunakan mesin.


Pustaka : IPS, Hal : 104-105, Penerbit : Pusat perbukuan departemen Pendidikan Nasional, Penulis :Sutarto

Kamis, 13 April 2017

Pengertian dan Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat.
Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
 Pengertian Interaksi Sosial menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa, interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Dalam interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling mempengaruhi.
Interaksi sosial dapat terjadinya karna adanya faktor-faktor yang mendorong sehinga memunculkan proses terjadinya terjadinya interaksi sosial. Faktor-faktor interaksi sosial terjadi dalam dua faktor yakni faktor dari dalam diri seseorang atau faktor dari individu itu sendiri dan Faktor dari luar individu atau dari luar orang tersebut. dari kedua faktor-faktor tersebut terdapat berbagai dorongan-dorongan yang membuat hal-hal dalam interaksi dapat terjadi dapat berhubungan dengan yang lain seperti dalam pengertian interaksi sosial sehingga kedua faktor terjadinya interaksi sosial sangat memiliki peran penting dalam terjadinya interaksi sosial. Untuk mengetahui penjelasan dari kedua faktor, faktor dari dalam diri seseorang dan faktor dari luar individu atau eksternal, mari kita lihat penjelasannya seperti dibawah ini.


Faktor-Faktor Interaksi Sosial 
A. Faktor dari Dalam diri Seseorang
Faktor yang ada dalam diri seseorang yang dapat mendorong terjadinya interaksi sosial adalah:

  • a. Dorongan kodrati sebagai makhluk sosial
  • Pada hakekatnya, manusia adalah makhluk pribadi dan sekaligus mahluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kecenderungan untuk bergaul dengan sesama manusia. Bahkan menurut Howard Gardner, setiap manusia memiliki potensi kecerdasan antarpribadi, yaitu kecerdasan dalam mengelola hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, wajar apabila setiap orang mempunyai kecenderungan kuat untuk berinteraksi dengan orang lain. Di lain pihak, potensi kemanusiaan seseorang juga hanya akan berkembang melalui interaksi sosial.
  • b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
  • Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menyadari bahwa banyak hal dalam hidupnya yang tergantung pada orang lain. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan, setiap orang memerlukan orang lain. Kebutuhan akan rasa aman, kasih sayang, diterima, dihargai, dan lain sebagainya jelas memerlukan orang lain sebagai sumber pemenuhannya. OIeh karena itulah, manusia memiliki kecenderungan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam upaya memenuhi kebutuhan dirinya. Lebih dan itu, ada kebutuhan-kebutuhan manusia yang hanya dapat dipenuhi secara bersama-sama atau yang hanya dapat dipenuhi dengan mudah jika diusahakan bersama-sama. Misalnya, menciptakan keamanan dan kenyamanan, memperoleh keturunan penerus umat manusia sampai mencapai kebahagiaan. Manusia membutuhkan orang lain untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, manusia mengembangkan pola-pola interaksi sosial ke dalam pranata dan struktur sosial. Di dalam masyarakat yang berstruktur itu, manusia melangsungkan hidup dan mengupayakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
  • c. Dorongan untuk mengembangkan diri dan mempengaruhi orang lain 
  • Manusia juga memiliki potensi dan kehendak untuk mengembangkan diri sendiri dan sesamanya. Upaya pengembangan pribadi tersebut antara lain dilakukan dengan melakukan imitasi dan identifikasi. Dalam rangka imitasi dan identifikasi itulah seseorang didorong untuk melakukan interaksi sosial. Imitasi adalah tindakan seseorang meniru sikap, penampilan, gaya hidup, dan bahkan segala sesuatu yang dimiliki orang lain. Misalnya, imitasi seorang remaja terhadap artis idolanya. Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial dan dapat berdampak positif maupun negatif. Jika yang ditiru adalah orang-orang yang berperilaku baik atau sesuai dengan kehendak masyarakat, maka dampaknya akan positif. Jika yang ditiru adalah individu yang berperilaku buruk atau bertentangan dengan yang dituntut masyarakat, maka dampaknya bisa negatif pula. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, namun juga dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan terhadap nilai dan norma masyarakat. Hal itu ditentukan oleh figur yang diimitasi oleh seseorang. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang. Identifikasi adalah usaha seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, jadi lebih dan sekedar meniru seseorang. Dalam identifikasi terjadi proses pembentukan kepribadian. Proses identifikasi dapat berlangsung baik dengan sendirinya atau tak disadari, maupun dengan disengaja. Seseorang yang mengidentifikasi dirinya dengan satu figur tertentu benar-benar mengenal figur yang menjadi idolanya itu. Pandangan, sikap, dan norma yang dianut figur itu akan menjiwai orang yang mengidentifikasikan diri itu. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi. Selain mengembangkan diri sendiri, manusia juga mempunyai kepedulian terhadap orang lain. Oleh karena itu, seseorang mungkin memberikan sugesti, motivasi, dan simpati kepada orang lain. Sugesti adalah pandangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang lain itu menuruti isi pandangan atau pengaruh tersebut. Sugesti lazimnya berkonotasi negatif karena mampu mendorong orang untuk bertindak secara emosional dan tak rasional. Motivasi adalah pandangan atau pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain sehingga orang lain itu menuruti isi pandangan atau pengaruh tersebut secara kritis dan bertanggungjawab. Dengan demikian, motivasi lebih berkonotasi positif. Simpati adalah perasaan tertarik kepada pihak lain yang mendorong keinginan untuk memahami dan bekerja dengan pihak lain.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial
Proses interaksi sosial biasanya didasari oleh beberapa faktor, seperti sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.
  • Imitasi, adalah tindakan sosial meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan. sebagai suatu proses, adakalanya imitasi berdampak positif apabila yang ditiru tersebut individu-individu yang baik menurut pandangan umum masyarakat. Akan tetapi, imitasi bisa juga berdampak negatif apabila sosok individu yang ditiru berlawanan dengan pandangan umum masyarakat. contoh : seorang siswa meniru penampilan artis terkenal, seperti rambut gondrong, memakai anting, dan kalung secara berlebihan. Tindakan seperti itu akan mengundang reaksi dari lingkungan sosial yang menilai penampilan itu sebagai urakan atau tidak sopan.
  • Sugesti, adalah pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan tergerak mengikuti pengaruh atau pandangan itu dan akan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya diperoleh dari orang-orang yang berwibawa dan memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Akan tetapi, sugesti dapat pula berasal dari kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas, ataupun orang dewasa terhadap anak-anak. Cepat atau lambatnya proses sugesti ini sangat tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan keadaan fisik seseorang. sebagai contoh Pimpinan partai politik melakukan kampanye di hadapan pendukungnya agar memilih partai politiknya. Tindakan itu dilakukan untuk meyakinkan dan memengaruhi orang banyak agar mengikuti partainya.
  • Identifikasi, adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan idola ( kata idol berarti sosok yang dipuja ). Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti yang pengaruhnya amat kuat. Misalnya, seorang remaja mengidentifikasikan dirinya dengan seorang penyanyi terkenal yang ia kagumi. Lalu, ia akan berusaha mengubah penampilan dirinya agar sama dengan penyanyi idolanya, mulai dari model rambut, pakaian, gaya bicara, bahkan sampai makanan kesukaan. Pada umumnya, proses identifikasi berlangsung secara kurang disadari oleh seseorang. Namun, yang pasti sang idola yang menjadi sasaran identifikasi benar-benar dikenal, entah langsung (bertemu, berbicara) ataupun tidak langsung (melalui media informasi).
  • Simpati, adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain. Rasa tertarik ini didasari atau didorong oleh keinginan-keinginan untuk memahami pihak lain untuk memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya. Dibandingkan ketiga faktor interaksi sosial sebelumnya, simpati terjadi melalui proses yang relatif lambat.Namun, pengaruh simpati lebih mendalam dan tahan lama. Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pikiran ataupun isi hatinya. Sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya, simpati menjadi dasar hubungan persahabatan.
  • Motivasi, merupakan dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulasi yang diberikan seorang individu kepada individu lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan itu secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, atau kelompok kepada individu. Wujud motivasi dapat berupa sikap, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan. Penghargaan berupa pujian guru kepada siswa berprestasi tinggi merupakan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat lagi. Motivasi diberikan oleh orang-orang yang kedudukan atau statusnya lebih tinggi dan berwibawa. Mereka memiliki unsur-unsur keteladanan dan panutan masyarakat. misalnya : seorang ayah yang baik dan bijaksana, serta memberikan kasih sayangnya kepada anak dan istrinya adalah tokoh yang patut disegani bagi seluruh anggota keluarganya. apa yang dilakukan ayah akan menjadi motivasi bagi keluarganya untuk berbuat dan berperilaku sebaik ayahnya. contoh lain seorang kepala daerah yang berwibawa penuh kharisma menjalankan pemerintahan didaerahnya melalui serangkaian proses sosial untuk memotivasi warga agar berperan aktif dalam membangun daerah yang lebih sejahtera.
  • Empati, adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain. Baik suka maupun duka. Contohnya, kalau kita melihat orang mendapat musibah sampai luka berat, seolah-olah kita ikut menderita. kita tidak hanya merasa kasihan terhadap orang yang terkena musibah itu tetapi juga ikut merasakan penderitaannya. Demikian juga, kalau seorang teman dekat kita ada yang meninggal dunia, kita merasa kehilangan seolah-olah saudara kita sendiri yang meninggal dunia
B. Faktor dari Luar Individu
Di samping dorongan yang berasal dari dalam diri sendiri, interaksi sosial juga dirangsang oleh hal yang ada di luar diri seseorang. Tindakan orang lain, sikap diam orang lain, atau kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitar kehidupan seseorang merupakan hal-hal yang dapat merangsang timbulnya interaksi sosial. Karena disapa orang lain, maka kita terlibat interaksi dengan orang tersebut. Karena penasaran atas sikap diam orang yang kita kenal, maka kita terdorong untuk bertanya dan mencari tahu masalahnya sehingga terjadi interaksi sosial. Karena ingin mengetahui apa sebab-sebab sebuah kecelakaan lalu-lintas, kita bertanya kepada orang yang ada di tempat kejadian, maka terjadilah interaksi sosial. Interaksi sosial selalu terjadi karena ada aksi dan reaksi di antara pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.


sekian artikel tentang Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial semoga bermanfaat

Senin, 07 November 2016

Hubungan antara Nilai dan Norma

Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma tersebut harus menaatinya. Di balik ketentuan tersebut ada nilai yang menjadi landasan bertingkah laku bagi manusia. Oleh karena itu, norma merupakan unsur luar dari suatu ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat, sedangkan nilai merupakan unsur dalamnya atau unsur kejiwaan di balik ketentuan yang mengatur tingkah laku tersebut.
Nilai dan norma sesungguhnya merupakan dua mata sisi uang yang tidak dapat dipisahkan. Kalau nilai merupakan suatu yang dianggap baik, diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh masyarakat, maka norma adalah kaidah atau aturan yang disepakati masyarakat dan memberi pedoman bagi perilaku para anggotanya dalam mengejar suatu yang dianggap baik atau diinginkan itu. Bila dianalogikan dengan "minuman kopi", kenimatan rasa kopi merupakan nilainya, sedangkan tindakan mencampurkan kopi dengan gula merupakan normanya. Secara bersama-bersama, nilai dan norma mengatur kehidupan msyarakat dalam berbagai aspeknya. 
Nilai merupakan sesuatu yang paling dasar, sesuatu yang bersifat hakiki, intisari atau makna yang terdalam. Nilai adalah sesuatu yang abstrak, yang berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal yang bersifat ideal.
Agar hal-hal yang bersifat abstrak itu menjadi konkret dan nyata, maka perlu dirumuskan yang lebih konkret dalam wujud norma.

Aturan-aturan berupa perintah dan larangan yang terdapat dalam norma itu didasarkan pada suatu nilai yang oleh masyarakat dianggap baik, benar, bermanfaat, serta dijunjung tinggi. Jadi, hubungan antara nilai dengan norma terletak pada dijadikannya nilai sebagai sumber dari aturan-aturan yang menuntun tingkah laku manusia agar harapan-harapannya dapat menjadi kenyataan.


Nilai sebagai sumber norma
Dari penjelasan singkat di atas sudah menjadi jelas bahwa nilai merupakan sumber norma. Suatu masyarakat atau setiap orang menjalankan suatu norma demi mewujudkan nilai yang dicita-citakannya. Dalam prosesnya, pelanggaran terhadap norma mendatangkan sanksi tertentu. Itulah sebabnya, untuk mencegah terjadinya pelanggaran, setiap masyarakat memiliki sistem atau mekanisme kontrolnya sendiri, yang sering disebut kontrol sosial. Agen-agen kontrol sosial itu di antaranya : polisi, lembaga peradilan, lembaga keagamaan, masyarakat, kelompok sosial. Hubungan antara nilai  dengan norma dapat ditunjukkan oleh bagan di bawah ini.

Hubungan antara Nilai dan Norma

Hubungan antara Nilai dan Norma

Nilai dan norma memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Dapat kita perhatikan contohnya pada nilai-nilai etis dalam berlalu lintas. Pada prinsipnya setiap orang harus menjaga nilai-nilai etis di dalam berlalu lintas. Untuk merealisasikan sistem nilai tersebut disusunlah norma-norma untuk mengatur lalu lintas yang terdiri dari seperangkat aturan main dan sekaligus penegaknya. 
Misalnya ada rambu-rambu lalu lintas, kendaraan harus dilengkapi dengan surat-surat dan perlengkapan lainnya, pengendara motor wajib mengenakan helm, pengemudi harus memiliki SIM, dan ketentuan-ketentuan lainnya yang harus dipenuhi. Jika terdapat pengendara yang melanggar aturan-aturan tersebut maka akan ditilang. Tilang hanya akan dikenakan kepada mereka yang terbukti telah melakukan pelanggaran.

Sekian artikel tentang Hubungan antara Nilai dan Norma semoga bermanfaat 

Senin, 22 Agustus 2016

Pengertian umum Interaksi Sosial serta Contohnya

Mausia sebagai makhluk sosial mempunyai keinginan dan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Interaksi itu terjadi karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya seorang diri. hubungan sosial antarmanusia terjalin dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup bersama. Dalam hubungan itu satu sama lain saling memengaruhi. Seorang pedagang sayur memmbutuhkan jasa seorang sopir untuk mengangkut barang dagangannya ke pasar. sebaliknya, sang sopir membuuhkan pedagang sayur agar ia dapat memperoleh uang secara halal dengan cara mengantarkannya ke pasar. Hubungan timbal balik seperti itu disebut interaksi sosial.

Pengertian Interaksi Sosial
Secara Umum Pengertian Interkasi Sosial adalah Hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan lainnya. 

Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
  • Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya. 
  • Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
  • Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interak si sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
  • Menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) interaksi merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
  • Gilin: Pengertian interaksi sosial menurut gillin bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yangdinamis yang menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau antarkelompok.
  • Macionis: Menurut Macionis bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
  • Soerjono Soekanto: Pengertian interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto bahwa interaksi sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
  • Broom dan Selznic: Menurut Broom dan Selznic, bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindak balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
  • Kimball Young dan Raymond W. Mack: Pengertian interaksi sosial menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
  • Homans: Menurut Homans, pengertian interaksi sosial adalah suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individulain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh yang menjadi pasangannya.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bentuk interaksi sosial asosiatif, dan disosiatif, yaitu sebagai berikut.

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
  • Kerja Sama (Cooperation), adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. 
  • Akomodasi (Accomodation), adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan. 
  • Asimilasi (Assimilation), adalah proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga setiap pihak dapat merasakan kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. 
  • Akulturasi (Acculturation), adalah proses yang timbul dari suatu kebudayaan untuk menerima unsur budaya asing tanpa menyebabkan kebribadian budaya sendiri hilang. 
Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
  • Persaingan (Competition), adalah suatu perjuangan dari berbagai pihak yang lomba-lomba untuk mencapai suatu tujuan yang sama. 
  • Kontraversi, adalah suatu bentuk proses sosial yang menunjukkan ketidaksenangan atau ketidakpuasan terhadap pihak lain baik secara sembunyi atau terang-terangan. 
  • Pertentangan/Konflik Sosial, adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang pemisah antara mereka.
Contoh Interaksi Sosial :
Interaksi Sosial, Individu dengan Individu : 
  1. Seorang kakak mengajari adeknya belajar matematika
  2. Indah belajar bermain gitar yang diajar oleh satriawan
  3. Seorang Siswa bertanya kepada Gurunya
  4. Seorang Dokter dengan Pasiennya 
Interaksi Sosial, Individu dengan Kelompok : 
  1. Guru dengan Siswanya 
  2. Khotbah Jumat dimesjid 
  3. Presiden dengan Rakyatnya 
  4. Komandan dengan Anggotanya 
Interaksi Sosial, Kelompok dengan Kelompok :
  1. Polisi dengan TNI saling berkerja sama memberantas preman 
  2. Osis dengan Pramuka saling membantu dalam menyukseskan kegiatan tanam 1000 bibit 
  3. Kelompok A dan Kelompok B saling berdebat atau mendiskusikan sesuatu 
  4. PMR dan PRAMUKa berkerja sama dalam pemberian bantuan
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial terdiri atas kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial tidak hanya dengan bersentuhan fisik. Dengan perkembangan tehnologi manusia dapat berhubungan tanpa bersentuhan, misalnya melalui telepon, telegrap dan lain-lain. Komunikasi dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Proses Interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, identifikasi dan empati.
  • Imitasi merupakan suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
  • Sugesti merupakan rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional.
  • Simpati merupakan suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
  • Identifikasi merupakan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya)
  • Empati merupakan proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Jika proses interaksi sosial tidak terjadi secara maksimal akan menyebabkan terjadinya kehidupan yang terasing. Faktor yang menyebabkan kehidupan terasing misalnya sengaja dikucilkan dari lingkungannya, mengalami cacat, pengaruh perbedaan ras dan perbedaan budaya.

Bentuk-bentuk interak si sosial adalah Asosiatif dan Disasosiatif (Soerjono Soekanto, 2010: 64).
  1. Asosiatif - Asosiatif terdiri dari kerjasama (cooperation), akomodasi (accomodation). Kerjasama disini dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
  2. Disasosiatif - Disasosiatif terdiri dari persaingan (competition), dan kontravensi (contravention), dan pertentangan (conflict). Persaingan diartikan sebagai suatu proses sosial di mana individu atau kelompok – kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang – bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Demikian Artikel singkat Tentang Pengertian Interaksi Sosial, Semoga artikel ini bermanfaat. sekian dan terima kasih.

Pustaka :
Sosiologi,Hal : 41, Penyusun : TIm Dosen Sosiologi Universitas Negeri Yogyakarta, Penerbit : SMK (saka mitra Indonesia)

Senin, 06 Juni 2016

Pengertian Interaksi Tidak Langsung

Interaksi terbagi dua yakni interaksi langsung dan interaksi tak langsung tapi, tahukah apa pengertian interaksi tak langsung dan langsung, pembahasan sebelumnya telah dibahas tentang pengertian interaksi langsung dan contohnya, kali ini kita akan membahas, seperti tema diatas yakni interaksi secara tak langsung, pengertian interaksi tak langsung menurut para ahli yang telah mendefinisikan mengatakan bahwa pengertian interaksi tak langsung adalah Interaksi yang dilakukan melalui perantara atau menggunakan bantuan sarana berkomunikasi. Untuk mengetahui lebih jelas tentang interaksi tak langsung ada baiknya kita melihat contoh-contoh interaksi tak langsung agar kita lebih mengetahui apa maksud dari "melalui perantara" untuk mengetahuinya mari kita lihat contoh-contoh interaksi tak langsung seperti dibawah ini..

Contoh-Contoh Interaksi tak Langsung 

  1. Berbicara dengan seseorang menggunakan Hand Phone (Hp) 
  2. Mengobrol dengan seseorang menggunakan media sosial seperti facebook, bbm, line, 
  3. Ayah menitip pesan kepada temannya untuk gurunya agar anaknya diberikan izin 
  4. Berinteraksi dengan media surat 
  5. berinteraksi dengan email 
Sekian artikel tentang Apa itu Interaksi Secara Tidak Langsung semoga bermanfaat bagi kita semua.


Pengertian umum Tujuan dan Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi merupakan sebuah hubungan yang terjadi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa pengertian sosialisasi adalah sebuah proses yang dialami oleh seseorang dalam mempelajari lingkungan hidupnya hingga seseuai dengan norma, nilai sosial, serta kebiasaan yang dianut oleh suatu kelompok dimana ia tinggal.
Sosialisasi sangat penting seperti dalam tujuan sosialisasi dan fungsi sosialisasi. secara umum pengertian sosialisasi adalah proses pembelajaran seseorang untuk mempelajari pola hidup sesuai nilai, norma dan kebiasaan yang ada dijalankannya dalam masyarakat atau kelompok dimana dia berada. Unsur-unsur sosialisasi adalah peranan pola hidup dalam masyarakat sesuai nilai, norma, dan kebiasaan masyarakat. Sosialisasi peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dari fungsi sosialiassi dan tujuan sosialsiasi, Apakah fungsi sosialisasi itu ?. dan Tujuan Sosialisasi tersebut. Untuk mengetahui fungsi sosialisasi dan tujuan sosialisasi, dapat dilihat seperti yang ada dibawah ini.

Tujuan Sosialisasi 
1. Memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat. 
2. Mengembangkan kemampuan sesorang dalam berkomunikasi secara efektif. 
3. Mengembangkan fungsi-fungsi organik seseorang melalui introspeksi yang tepat. 
4. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat. 

Fungsi sosialisasi sebagai suatu proses sosialisasi di tengah-tengah lingkungan masyarakat memiliki fungsi utama, antara lain sebagai berikut:
1. Ditinjau dari kepentingan yang dimiliki seseorang, sosialisasi memiliki fungsi sebagai pengenal identitas budaya dan nilai, agar seseorang dapat mengakui, mempelajari, mengenal serta menyesuaikan diri dengan norma, nilai, budaya serta peraturan sosial yang ada pada suatu kelompok masyarakat.
2. Sedangkan apabila ditinjau dari kepentingan yang dimiliki masyrakat, sosialisasai memiliki fungsi sebagai alat untuk melestarikan norma, nilai serta budaya yang ada pada suatu kelompok masyarakat.

Fungsi Sosialisasi 
Adapun fungsi sosialisasi dalam pembentukan peran dan status sosial adalah sebagai berikut. 
1. Mampu mempelajari dan menghayati norma-norma yang ada dalam kelompok tempat ia tinggal. 
2. Dapat mengenal masyarakat lebih luas. 
3. Mengetahui peran-peran yang dimiliki masing-masing anggota masyarakat. 
4. Dapat mengembangkan kemampuan sesuai peran dan status sosialnya.

Selain fungsi diatas masih ada beberapa fungsi sosialisasi diantaranya: dengan sosialisasi seseorang dapat memepelajari suatu norma yang berlaku pada suatu kelompok, dengan sosialisasi seseorang dapat mengenal masyarakatnya maupun masyarakat lain,dengan sosialisasi seseorang dapat menegnal peran yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok masyarakat, serta dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya demi kepentingan perannya dalam suatu kelompok masyarakat.

Sekian artikel singkat tentang pengertian, tujuan dan fungsi sosialisasi. semoga bermanfaat bagi kita semua. sekian dan terima kasih.

Pengertian Interaksi Sosial dan Tujuan Interaksi Sosial

Interaksi sosial memiliki fungsi dan tujuan, interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar orang perorang, kelompok-kelompok manusia, dan antara orang perorangan dengan kelompok yang saling memengaruhi dalam hubungan timbal balik.
Pengertian Interaksi Sosial. Homans ( dalam Ali, 2004: 87) mendefinisikan interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian bahwa interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi pasangannya.
Sedangkan menurut Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain. Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interak si sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
Menurut Bonner ( dalam Ali, 2004) interaksi merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial juga ada dan mungkin ada baiknya kita melihat contoh-contoh interaksi sosial. Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, terjadi interaksi sosial karena adanya faktor-faktor terjadinya interaksi sosial membuat interaksi sosial dapat terjadi. 

Tujuan Interaksi Sosial
1. Menjalin Hubungan Persahabatan
2. Menjalin Hubungan usaha. 
3. Mendiskusikan sebuah persoalan 
4. Melakukan kerja sama. 

Proses-Proses Interaksi Sosial
Menurut pendapat Gillin dan Gillin tentang proses interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial manusia dibedakan dua bentuk :
1.    Proses sosial asosiatif
Interaksi sosial asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerjasama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai   berikut :
Proses sosial asosiatif dibedakan tiga :
1)    Kerjasama (Cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama.
Pengertian Kerjasama menurut Roucek dan Warren adalah bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini adanya pembagian tugas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Charles Horton Cooley, kerjasama terjadi apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai kesadaran untuk bekerjasama dalam mencapai kepentingan-kepentingan mereka
Hal-hal yang mendorong terjadinya kerjasama :

  • Adanya orientasi perorangan terhadap kelompok sendiri.
  • Adanya ancaman dari luar (musuh bersama) yang mengancam ikatan kesetiaan yang secara tradisional telah tertanam dalam kelompok.
  • Adanya rintangan dari luar untuk mencapai cita-cita kelompok yang mengakibatkan kekecewaan para anggota.
  • Kelompok merasa tersinggung atau dirugikan dalam hal sistem kepercayaan.
  • Mencari keuntungan pribadi.
  • Menolong orang lain.

Jenis-jenis kerjasama yang terdapat dalam masyarakat :

  • Tradition Cooperation (kerjasama tradisional). Kerjasama yang bersifat tradisi atau kebiasaan.
  • Spontanneus Cooperation (kerjasama spontan). Kerjasama yang terbentuk secara tiba-tiba tanpa adanya perintah atau tekanan dari pihak lain.
  • Directed Cooperation (kerjasama langsung). Kerjasama yang terbentuk karena ada perintah langsung dari atasan.
  • Contractual Cooperation (kerjasama kontrak). Kerjasama yang terjadi berdasarkan suatu kontrak atau perjanjian tertentu.
Dalam pelaksanaannya, kerjasama memiliki 4 bentuk :

  • Bargaining. Yaitu suatu perjanjian mengenai tawar menawar atau pertukaran barang dan jasa antar individu atau antar kelompok.
  • Cooptation. Yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari kekacauan.
  • Coalition. Yaitu kombinasi antar dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuantujuan yang sama.
  • Joint Venture. Kerjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu dengan perjanjian pembagian keuntungan menurut porsi masing-masing yang disepakati.

2) Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi merupakan proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok untuk meredakan pertentangan.
Akomodasi mempunyai dua aspek pengertian :

  • Upaya untuk mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian. Jadi pengertian ini mengarah kepada prosesnya.
  • Keadaan atau kondisi selesainya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Jadi mengarah kepada suatu kondisi berakhirnya pertikaian.

       Akomodasi didahului oleh adanya dua kelompok atau lebih yang saling bertikai. Masing-masing kelompok dengan kemauannya sendiri berusaha untuk berakomodasi menghilangkan gap atau barier yang menjadi pangkal pertentangan sehingga konfliknya mereda. Sebagai hasil akhir dari akomodasi ini, idealnya akan menjadi asimilasi diantara kelompok-kelompok yang bertikai tadi.

Tujuan-tujuan melakukan akomodasi adalah :

  • Mengurangi terjadinya peselisihan kelompok-kelompok yang berselisih
  • Mencegah sementara meluasnya atau meledaknya perselisihan.
  • Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok yang terpisah.
  • Usaha peleburan bagi kelompok-kelompok yang terpisah.

3) Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan, sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Asimilasi akan terjadi apabila :

  • ada perbedaan kebudayaan antara kedua belah pihak.
  • ada interaksi intensif antara kedua belah pihak.
  • ada proses saling menyesuaikan.

Beberapa faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi adalah sebagai   berikut :

  • Sikap dan kesediaan saling bertoleransi.
  • Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
  • Adanya kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang.
  • Keterbukaan golongan penguasa.
  • Adanya kesamaan dalam berbagai unsur budaya.
  • Perkawinan campuran.
  • Adanya musuh bersama dari luar.

Beberapa faktor yang menghambat asimilasi, antara lain :

  • Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok.
  • Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain.
  • Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain.
  • Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu.
  • Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah.
  • Adanya perasaan in-group yang kuat.
  • Adanya diskriminasi.
  • Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok.

4)  Akulturasi (Acculturation)
Akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) merupakan proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

2.  Interaksi Sosial Disosiatif
nteraksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi yang menghasilkan sebuah perpecahan.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain sebagai  berikut :

  • Persaingan adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik. Konsepsi tersebut merupakan definisi persaingan dalam arti persaingan yang “sehat”, dengan pola main yang wajar. Dalam kenyataan masyarakat, terutama dalam bidang bisnis dan politik, sering kita temukan pola persaingan bebas yang “tidak sehat” dengan menghalalkan segala cara demi tercapainya kemenangan.
  • Kontravensi. Kontravensi adalah bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang-terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok maupun terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

Adapun bentuk-bentuk konflik atau pertentangan, antara lain :

  • Konflik pribadi, yaitu konflik antar individu ditandai dengan rasa saling benci terhadap pihak lawan.
  • Konflik rasial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri fisik kebudayaan. Misalnya, pertentangan antara ras kulit putih dan ras kulit hitam (negro).
  • Konflik antar kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial. Misalnya, konflik antara majikan dan buruh.
  • Konflik internasional, pertentangan yang terjadi akibat perbedaan kepentingan antar negara yang akhirnya menyangkut kedaulatan negara.

Akibat yang timbul dari suatu pertentangan (konflik), antara lain :

  • Bertambahnya solidaritas kelompok
  • Berubahnya sikap atau kepribadian, baik yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat positif maupun negatif
  • Terjadinya perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok
  • Jatuhnya korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik
  • Terjadinya negosiasi diantara pihak-pihak yang bertikai.
  • Timbulnya dominasi oleh alah satu pihak terhadap pihak lain.

Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi konflik, antara lain sebagai berikut :

  • Kompromi, yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah. Mereka saling memberi dan menerima kebijakan tertentu tanpa adanya paksaan. 
  • Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak.
  • Konversi, salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
  • Coersion, yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan.
  • Mediasi, yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan berfungsi sebagai penasihat.
  • Arbitrase, yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertikai.
  • Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu perundingan agar diperoleh persetujuan bersama.
  • Ajudikasi, yaitu penyelesaian suatu konflik di pengadilan.
  • Segregasi, yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar diantara pihak-pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi ketegangan dan menghilangkan konflik.
  • Genjatan senjata, yaitu penanggulangan konflik untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggarakannya upaya-upaya penyelesaian konflik.
Sekian artikel tentang Pengertian Interaksi Sosial dan Tujuan Interaksi Sosial semoga bermanfaat 

Jenis Media Sosialisasi dan Peranannya

Sosialisasi merupakan proses belajar seseorang menuju pembentukan kepribadian melalui pemahaman mengenai kesadaran terhadap peran diri yang dijalankan dan peran yang dijalankan orang lain. Sosialisasi juga dapat dimaknai sebagai suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (tradisi, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan kemudian meluas pada masyarakat luas, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut, maka individu akan merasa menjadi bagian dari keluarga atau masyarakat.
Dalam sosialisasi perlunya media agar tujuan dan peranan /fungsi sosialisasi dapat tercapai, jenis atau macam-macam media sosialisasi ini sangat beraneka ragam, sebelumnya telah dibahas pengertian sosialisasi menurut para ahli. Proses sosialisasi terjadi dalam institusi sosial atau kelompok masyarakat. Dalam terjadinya sosialisasi memiliki tahapan-tahapan sosialisasi yang membuat sosialisasi tersebut dapat terjadi. Kelompok masyarakat yang berperan penting dalam proses sosialisasi, seperti keluarga, teman sepermainan, sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Media-media sosialisasi seperti diatas, penjelasannya dapat dilihat seperti dibawah ini.

Fungsi Sosialisasi

  • Membentuk pola perilaku individu berdasarkan kaidah nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
  • Menjaga keteraturan dalam masyarakat.
  • Menjaga integrasi masyarakat.
Tujuan Sosialisasi
  • Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus.
  • Membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
  • Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma dalam masyarakat.
  • Mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
  • Tercapainya integrasi masyarakat.

Bentuk Sosialisasi

  • Sosialisasi primer merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima oleh individu dalam lingkungan keluarga.
  • Sosialisasi sekunder, biasa terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, lingkungan kerja, dan media massa.
  • Sosialisasi represif merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Sosialisasi tahap ini berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment).
  • Sosialisasi partisipatoris merupakan sosialisasi yang dilakukan dengan mengutamakan peran aktif dari objek sosialisasi dalam proses internalisasi nilai dan norma.
  • Sosialisasi secara formal merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan melaiui lembaga-lembaga formal seperti sekolah dan kepolisian.
  • Sosialisasi secara nonformal adalah bentuk sosialisasi melalui lembaga nonformal seperti masyarakat dan kelompok bermain.
  • Sosialisasi langsung merupakan tahap sosialisasi yang dilakukan secara face to face tanpa menggunakan media atau perantara komunikasi.
  • Sosialisasi tidak langsung, yaitu sosialisasi dengan menggunakan perantara/alat komunikasi.

Tahapan Sosialisasi

  • Tahap Persiapan (Preparatory Stage). Tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru meskipun belum sempurna.
  • Tahap Meniru (Play Stage). Pada tahap ini anak dapat meniru perilaku orang dewasa dengan lebih sempurna. Anak sudah menyadari keberadaan dirinya dan orang-orang terdekatnya serta mampu memahami suatu peran.
  • Tahap Siap Bertindak (Game Stage). Pada tahap ini anak mulai memahami perannya dalam keluarga dan masyarakat. Anak mulai menyadari peraturan yang berlaku.
  • Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage). Pada tahap ini anak sudah mencapai proses pendewasaan dan mengetahui dengan jelas mengenai kehidupan bermasyarakat. Anak mampu memahami peran yang seharusnya dilakukan dalam masyarakat.

Bentuk Media Sosialisasi
1. Media Keluarga. Proses sosialisasi yang terjadi dalam lingkungan keluarga sebagai berikut.

  • Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku anggota keluarganya.
  • Orang tua berperan mendidik anak agar kehadirannya dapat diterima oleh masyarakat.
  • Sosialisasi diberikan oleh orang tua kepada anak agar membentuk ciri khas kepribadian.

2. Media Sekolah. Proses sosialisasi di lingkungan sekolah sebagai berikut.

  • Berperan dalam proses sosialisasi sekunder.
  • Melibatkan interaksi yang tidak sederajat (antara guru dan siswa) serta interaksi sederajat (antara siswa dan siswa).
  • Cakupan sosialisasi lebih luas.
  • Berorientasi untuk mempersiapkan penguasaan peran siswa pada masa mendatang.
  • Menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak.

3. Media Kelompok Bermain. Proses sosialisasi dalam kelompok bermain sebagai berikut.

  • Dilakukan antarteman, baik teman sebaya maupun teman tidak sebaya.
  • Terjadi secara ekualitas (hubungan sosialisasi yang sederajat).
  • Kelompok bermain ikut menentukan cara berperilaku anggota kelompoknya.
  • Menjadi bagian dari subkultur yang dapat memberikan pengaruh positif atau negatif.

4. Media Lingkungan Kerja. Proses sosialisasi yang terjadi di lingkungan kerja sebagai berikut.

  • Diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja.
  • Sosialisasi tahap lanjut setelah memasuki masa dewasa.
  • Adaptasi dalam proses sosialisasi lingkungan kerja dilakukan berdasarkan tuntutan sistem.
  • Intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antarkolega.

5. Media Massa. Identifikasi proses sosialisasi media massa sebagai berikut:

  • Dilakukan untuk menghadapi masyarakat luas.
  • Pesan sosialisasi lebih bersifat umum.
  • Diperlukan peran serta masyarakat untuk bersikap selektif terhadap informasi yang akan diserap oleh anak.
  • Sosialisasi selalu mengikuti segala bentuk perkembangan dan perubahan sosial yang bersifat universal.
  • Berperan penting untuk menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yang heterogen.
Sekian artikel singkat tentang Jenis Media Sosialisasi dan Peranannya semoga bermanfaat bagi kita semua.