Kamis, 13 April 2017

Pengertian Umum Surat Niaga dan Jenis Surat Niaga (Dagang)

Yang dimaksud dengan surat niaga adalah suatu surat yang dibuat atau ditulis untuk kepentingan bisnis atau perdagangan. Surat niaga merupakan jenis surat yang dikeluarkan oleh perusahaan ataupun badan-badan usaha dalam rangka menjalankan usahanya. Surat Niaga juga merupakan surat resmi yang umumnya berisi mengenai tawaran, jual-beli yang ada hubungannya dengan barang ataupun jasa. Secara Umum Pengertian Surat Niaga (Dagang ), Surat Niaga adalah surat yang ditulis untuk kepentingan-kepentingan bisnis atau perdagangan. Dengan demikian, surat perjanjian jual beli pun dapat digolongkan ke dalam surat karena didalamnya menyangkut kepentingan bisnis. Isis surat itu melibatkan pihak penjual dan pihak pembeli. Untuk mengetahui jenis-jenis surat niaga atau Jenis-jenis  Surat Dagang mari kita lihat pernyataanya seperti dibawah ini.
Atau definisi surat niaga yang lainnya adalah sebuah surat yang dibuat oleh orang-orang ataupun oleh suatu badan usaha dengan bertujuan untuk mencari keuntungan. Surat niaga ini bisa bersifat intern maupun ekstern, secara intern dapat diartikan surat ini dapat dipakai untuk berhubungan antar perusahaan itu sendiri baik itu dari tingkat pusat sampai pada cabangnya. Dan jika secara ekstern surat ini dapat dipakai untuk berhubungan dengan perusahaan atau bada usaha lain. Surat niga juga sering disebut dengan surat dagang atau surat bisnis


Jenis-Jenis Surat Niaga atau Surat Dagang 
Berikut ini merupakan berbagai jenis surat niaga yang biasa digunakan dalam kepentingan bisnis antara lain :
a. Surat Perjanjian jual beli 
b. Surat Penawaran 
c. Surat Permintaan
d. Surat Pesanan
e. Surat Pengantar pengiriman barang
f. Surat Pemberitahuan penerimaan barang
g. Surat pengiriman pembayaran
h. Surat pengakuan penerimaan pemabayaran, dan lain sebagainya.

Inilah fungsi surat niaga
Adapun fungsi dari surat niaga diantaranya sebagaimana berikut ini:
  • Berfungsi sebagai bukti nyata hiitam di atas putih, khususnya surat-surat perjanjian.
  • Berfungsi sebagai alat pengigat, sebab surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi jika memang dibutuhkan.
  • Berfungsi sebagai duta ataupun wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya.
  • Berfungsi sebagai pedoman kerja dalam menjalankan tugas.
  • Berfungsi sebagai alat promosi.
  • Berfungsi sebagai bahan untuk mengambil suatu keputusan.
  • Berfungsi sebagai bukti dari sejarah.
Prosedur Niaga Tujuan dari kegiatan niaga adalah terjadinya transaksi, yaitu adanya kesepakatan jual beli yang ditandai penyerahan barang atau jasa oleh pihak penjual dan penyerahan uang oleh pihak pembeli. Sebelum terjadinya transaksi kedua pihak akan melewati proses yang disebut prosedur niaga. Rangkaian tahapan dimulai dari perkenalan, permintaan penawaran, pesanan dan pengiriman pesanan.

Daftar Istilah Niaga
  • Accomodation, akomodasi = semua yang memenuhi keperluan seperti penginapan dan transportasi.
  • After Sales Service = layanan purna jual
  • Bonafide = bisa dipercaya
  • Brosur = lembaran berita yang umumnya berisi gambar dan keterangan singkat mengenai produk tertentu.
  • Cargo = muatan
  • Certificate of origin = surat keterangan yang menyatakan asal barang diimpor.
  • Commercial Invoice = faktur untuk perdagangan internasional
  • CCB / (Claim Constatering Bewijs) = surat bukti kerusakan barang
  • Claim = hak untuk memperoleh ganti rugi atau perbaikan
  • Confidential = kepercayaan kepada orang tertentu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah pribadi
  • Consignment = konsinyasi, perdagangan titip jual
  • Devident = pembagian keuntungan untuk pemilik saham yang besarnya ditetapkan oleh direksi dan disahkan dalam rapat pemegang saham.
  • DP (Down Payment) = uang muka, panjar
  • Faktur = surat perhitungan mengenai barang-barang yang dijual (tanda bukti jual beli barang).
  • Grace period = masa tenggang, masa penangguhan pengembalian pinjaman.
  • Joint venture = gabungan beberapa perusahaan untuk bekerjasama dengan cara bagi hasil.
  • Konosemen / (Bill of Loading = B/L) = surat angkutan barang yang dikirim dengan kapal laut.
  • Leasing = penyewaan
  • Long term loan = pinjaman jangka panjang lebih dari lima tahun.
  • Mail order selling = penjualan barang melalui pos
  • Manual = buku pedoman pengoperasian barang
  • Monster, sample = contoh barang
  • Packaging = pengepakan
  • Packing list = daftar rincian barang dalam peti
  • Patent = hak dari pemerintah kepada orang atau badan yang menemukan hasil atau karya tertentu.
  • Promes = surat pernyataan kesanggupan dari orang yang berhutang untuk membayar pada waktu yang ditetapkan.
  • Ready stock = persediaan barang yang siap untuk dikirim.
  • Retail outlet = toko eceran
  • SE & O (salvo errore at ommisionem) atau sering juga disebut
  • E & O (error & ommissions excepted) = perhitungan dapat dibetulkan jika terdapat kesalahan.
  • Underwriter = pemegang resiko, orang atau perusahaan yang menangani masalah asuransi.
Sifat penawaran
  • Penawaran bebas = penawaran yang tidak terikat oleh jangka waktu tertentu. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan harga, maka tidak perlu diberitahu lebih dahulu.
  • Penawaran berjangka = penawaran dengan syarat jual beli dan harga barang ditawarkan hanya dalam jangka waktu tertentu.
  • Penawaran terikat = penawaran dengan syarat-syarat tertentu dan hanya terikat. Jika sewaktu-waktu terjadi perubahan harga, penjualan harus memberitahu terlebih dahulu.
Cara Pembayaran
  • Dibayar di muka = barang-barang dibayar sebelum barang diterima atau sebelum barangnya ada.
  • Dibayar kontan (cash) = barang dibayar tunai bersama surat pesanan.
  • Dibayar di belakang = pembayaran dilakukan beberapa saat setelah barang diterima.
  • CAC (Cash and Carry) = barang dibayar terlebih dahulu sebelum dibawa, atau uang diterima lebih dahulu baru barang dikirim.
  • COD (Cash on Delivery) = pembayaran dilakukan pada saat barang diterima.
  • Secara rembers = pembeli menyerahkan pembayaran kepada pengangkut barang pada waktu barang diserahkan.
  • Pada waktu dokumen tiba = pembayaran dilakukan pada waktu dokumen tiba. Pembeli harus menebus dokumen tersebut baru dapat mengambil barangnya di gudang pelabuhan.
Potongan harga
  • Potongan tunai = potongan yang diberikan karena pembeli membayar tunai.
  • Korting atau discount = potongan yang diberikan karena membeli dalam jumlah besar.
  • Rabat = potongan yang diberikan kepada agen atau toko karena barang hendak dijual lagi.
  • Refaksi = potongan karena pada barang yang dikirim terdapat kesalahan mutu.
Potongan berat
  • Tarra = potongan berat kotor barang
  • Ekstra tarra = potongan barang karena pembungkusnya yang luar biasa misalnya peti yang memakai pelat besi.
  • Tarra netto = potongan berat yang diberikan setelah barang ditimbang dengan sungguh-sungguh.
  • Tarra faktur = potongan berat kotor barang yang resmi dicantumkan pada barang yang dikirim.
Cara Penyerahan Barang
  • Loco Gudang = barang diserahkan kepada pembeli sebelum dibungkus atau ditimbang. Pembeli menanggung ongkos penimbangan, pengepakan.
  • Franco Station = ongkos mengangkut barang dari gudang sampai stasiun kereta api ditanggung pembeli.
  • FOB (Free On Board) = penjual menanggung ongkos pengangkutan sampai barang dimuat di kapal.
  • C & F (Cost and Freight) = semua ongkos termasuk pengangkutan barang dengan kapal ditanggung oleh penjual.
  • CIF (Cost Insurance and Freight) = semua ongkos barang termasuk asuransi dan pengangkutan dibayar oleh penjual.
  • FOR (Free On Rail) = semua ongkos sampai barang dimuat ke dalam kereta api oleh penjual.
  • FOS (Free on Station) = penjual menanggung ongkos sampai barang tiba di stasiun, tetapi ongkos memasukkan ke dalam gerbong dan ongkos kereta api ditanggung pembeli.
  • FAS (Free Alongside Ship) = penjualan dilakukan di luar kapal. ongkos selanjutnya ditanggung pembeli.
  • FOS (Free Overside Ship) = biaya pemindahan barang dari kapal ke motor sudah termasuk harga barang.
  • CIFIC (Cost Insurance and Freight Inclusive Commision) = semua ongkos kapal, komisi dan asuransi ditanggung penjual.
Demikian Penjelasan singkat yang membahas tentang pengertian umum surat niaga dan jenis-jenisnya, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.


(Pustaka:Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 82, Penerbit : Erlangga. 2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Rabu, 12 April 2017

Pengertian Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas

Apa yang dimaksud dengan kalimat utama dan penjelas? Dan bagaimana menemukan kaliamat-kalimat tersebut di dalam sebuah paragraf? Berikut penjelasannya lebih jauh mengenai ke 2 kalimat ini.

- Pengertian kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Adapun yang dimaksud dengan gagasan utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraf. Gagasan utama menyatakan hal-hal umum, yang merangkum seluruh gagasan yang ada dalam suatu paragraf. Pragraf yang baik hanya mengandung satu gagasan utama. 
Ciri-ciri kalimat utama:
  1. Kalimat utama mengandung suatu permasalahan yang bisa dikembangkan secara terperinci.
  2. Kalimat utama merupakan suatu kalimat yang utuh atau bisa berdiri sendiri tanpa adanya penghubung baik penghubung antar kalimat maupun penghubung intra kalimat.
  3. Biasanya kalimat utama terletak di awal paragraf. Namun pada kalimat induktif kalimat utama terletak di akhir suatu paragraf dan biasanya menggunakan kata-kata berupa: “Sebagai kesimpulan, Jadi…, Dengan demikian…”
  4. Mempunyai arti yang jelas walaupun tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
- Pengertian Kalimat penjelas adalah kalimat yang mengandung gagasan penjelas. Adapun yang dimaksud dengan gagasan penjelas adalah gagasan yang menjelaskan suatu gagasan utama. Penjelasannya itu bisa dalam bentuk perincian atau uraian-uraian, contoh-contoh atau ilustras, kutipan-kutipan dan sebagainya. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas Mari kita lihat contoh kalimat utama dan Contoh kalimat penjelas seperti dibawah ini.
Ciri-ciri kalimat penjelas:
  1. Berupa pendukung suatu kalimat utama yang menyajikan deskripsi, contoh, perbandingan, alasan dan penjelasan mengenai topic yang dibahas.
  2. Merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
  3. Kalimat penjelas memerlukan kata-kata penghubung seperti “Bahkan, contohnya, terlebih lagi, misalnya, contohnya dan lain-lain”. kalimat-kalimat penjelas membutuhkan kata penghubung agar suatu paragraf menjadi Koherence atau berkesinambungan antar kalimat.
Contoh Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas 
Perhatikan paragraf-paragraf berikut.
1). Memasuki abad ke-21, sejumlah masalah kependudukan menghadang umat manusia secara “tum pang tindih”. Sebagal contoh, masalah lanjut usia (lansia) rnuncul pada saat pertambahan penduduk masih besar. Kemiskinan menjadi kian kasat mata di tengah rumithya masalah ketenagakerjaan. Masalah kes ehatan pun turut mewarnal lanskap kehidupan pada awal milenium ketiga, terutama yang rnenyangkut kesehatan wanita dan anak-anak. .
Kalimat utama dan Kalimat Penjelasnya 
Paragraf tersebut menyampaikan gagasan tentang tumpang tindihnya masalah kependudukan yang dihadapi manusia. Gagasan itulah yang menjadi dasar pembahasan dalam paragraf tersebut. Oleh karena itu, gagasan itu disebut gagasan utama. Gagasan utama dinyatakan secara jelas dalam kalimat pertama. Dengan demikian, kalimat pertama merupakan kalimat utama paragraf di atas. Adapun kalimat-kalimat di bawahnya merupakan kalimat penjelas.

2). Salah satu penyebab terjadinya unjuk rasa adalah adanya ketidakpercayaan terhadap pelaksanaan berbagal aturan. Para pengunjuk rasa tidak menemukan pelampiasan atas ketidakpuasan yang rnereka rasakan. Tekanan amarah yang tidak menemukan celah untuk keluar itu akhirnya menjadi amuk massa. Ha-hal tersebut mengakibatkan berbagal unjuk rasa sering berujung pada anarkisme massa jika aspirasi rnereka tidak tersalurkan, Mereka ingin aksi mereka diperhatikan.
Kalimat utama dan Kalimat Penjelasnya
Paragraf menyatakan gagasan tentang penyebab terjadinya unjuk rasa, yakni ketidakpercayaan terhadap pelaksanaan berbagai aturan. Gagasan itulah yang menjadi dasar dari pembahsan paragraf tersebut. gagasan itu ada dalah kalimat pertama. Dengan demikian, kalimat pertama merupakan kalimat utama, sedangkan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelasnnya. 

Contoh Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
Setelah memahami pengertian dan ciri dari kalimat utama dan penjelas berikut adalah contoh menemukan kalimat utama dan penjelas dalam sebuah paragraf.
Paragraf 1
Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan dunia. Banyak kasus demam berdarah yang terjadi di seluruh dunia. Jumlah kasus demam berdarah yang paling tinggi di tempati oleh Asia terutama di Asia timur dan selatan. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi sehingga memungkinkan nyamuk dengue berkembang. Sedangkan Australia dan Amerika menempati peringkat ke 2 dan ke 3 dalam kasus demam berdarah. Jumlah kasus demam berdarah di benua ini lebih kecil karena letak geografis dan iklimnya yang membuat nyamuk dengue susah untuk berkembang.
Pada paragraf di atas semua kalimat membicarakan tentang demam berdarah. Berdasarkan ciri-ciri yang telah kita pelajari sebelumnya. kita bisa melihat kalimat pertama merupakan sebuah kalimat yang utuh. sedangkan kalimat-kalimat setelahnya bersifat mendukung dengan memberikan contoh, alasan, dan bukti yang merupakan ciri dari kalimat penjelas.
Jadi bisa di pastikan bahwa kalimat utama pada paragraf di atas ada pada kalimat pertama sehingga paragraf ini disebut paragraf deduktif.

Kalimat utama: Demam berdarah merupakan ancaman bagi manusia di seluruh belahan dunia.
Kalimat Penjelas: Ada di kalimat ke 2 hingga ke 6.

Paragraf 2
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi tingginya kolesterol di dalam tubuh. Sebagai pemicunya adalah banyaknya lemak yang kita konsumsi salah satunya adalah dari minyak goreng. Kolestrol yang menumpuk ini akam meyumbat alairan darah kita sehingga akan menggangu kerja jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sehingga akan menyebabkan penyumbatan darah. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.

Paragraf di atas membicarakan tentang Bahaya kolesterol bagi tubuh. kalimat pertama, hingga kalimat keempat merupakan kalimat penjelas. Pada kalimat pertama penulis mengajukan sebuah fakta dan di djelaskan oleh kalimat-kalimat selanjutnya. kemudian di bagian akhir penjelasan-penjelasan tersebut dirangkum dalam satu kaliamt di kalimat terakhir dicirikan dengan adanya kata “Dengan demikian”

Berdasarkan penjelasan dan contoh di atas, kalimat utama dari paragraf tersebut terletak di akhir paragraf sehingga paragraf ini disebut dengan paragraf Indukif.
Kalimat utama: Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Kalimat penjelas: ada pada kalimat 1 hingga kalimat 4.

Sekian artikel tentang Pengertian Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas semoga bermanfaat 


Pustaka : Cerdas Berbahasa Indonesia 2, Hal : 26-27, Penerbit : Erlangga. 2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih )

Penjelasan singkat Perbedaan Fakta dan Opini

Perbedaan fakta dan opini dapat terlihat dari pengertiannya, baiklah untuk mengetahui perbedaan fakta dan opini kita amati pengertian dari keduanya, lalu simpulkan dimana letak perbedaannya lalu karna jika ingin membedakan sesuatu, ingin tahu perbedaanya kita lihat dengan seksama pengertian yang ingin kita bedakan, Untuk mengetahui lebih jelas tentang perbedaan fakta dan Opini mari kita lihat penjelasannya dan pembahasannya seperti dibawah ini. 

1). Fakta merupakan sesuatu yang apa adanya. Dengan kata lain, fakta merupakan potret tentang keadaan atau peristiwa. Oleh karna itu, fakta sulit terbantahkan karena dapat dilihat, atau diketahui oleh banyak pihak. Meskipun demikian fakta dapat saja berubah apabila ditemukan fakta baru yang jelas dan akurat. 
2). Pendapat belum benar adanya. Pendapat pribadi dapat salah atau benar. bukan ?. pendapat seseorang juga dapat berbeda dengan pendapat lainnya. suatu pendapat akan semakin mendekati kebenaran apabila ditunjang oleh fakta yang kuat dan menyakinkan


Kesimpulan : 
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fakta berfungsi sebagai dasar bagi suatu pendapat. Seseorang sebaiknya mengemukakan fakta dulu, baru kemudian berpendapat. Sebaliknya, fakta dapat pula berfungsi memperjelas suatu pendapat. Dalam hal itu, seseorang sebaiknya berpendapat dulu, baru kemudian menyertainya dengan fakta-fakta

Perbedaan Fakta dan Opini
Fakta dan opini cenderung memiliki suatu kesamaan, berikut ini beberapa ciri-ciri fakta dan opini.

Ciri-ciri fakta :
Sudah teruji kebenarannya di depan khalayak umum serta bersifat objektif.
Memiliki data yang akurat atau bukti sebagai pendukung kebenarannya.
Pernah dilihat oleh manusia serta telah dilakukan pengujian dan pemastian di khalayak umum.

Ciri-ciri opini :
Belum teruji kebenarannya dan masih bersifat subyektif.
Tidak memiliki data pendukung atau bukti yang akurat.
Merupakan suatu peristiwa yang belum terjadi, karena merupakan suatu pendapat.
Apabila Anda masih kesulitan dalam membedakan yang mana fakta dan yang mana opini, berikut ini cara mudah dalam membedakan fakta dan opini.

Cara Mudah dalam Membedakan Fakta dan Opini
Seperti yang telah kita ketahui pada ciri-cirinya diatas, fakta mempunyai data yang teruji keakuratannya dan bersifat objektif maka itu dapat dikategorikan sebagai fakta, dengan menggunakan imajinasi Anda apakah kalimat tersebut adalah hal yang benar telah terjadi ataupun cuma pendapat orang saja.

Dalam kalimat opini biasanya terdapat kata-kata seperti bisa jadi, seharusnya, saya rasa, dan lain sebagainya, karena kata-kata tersebut menunjukkan bahwa kalimatnya masih dalam perencanaan atau pendapat dan belum terbukti kebenarannya. Berikut ciri-ciri kalimat opini.
Bersifat subyektif serta dilengkapi dengan uraian tentang pendapat, saran, atau suatu prediksi.
Tidak dapat dibuktikan kebenaranya.
Atas pemikiran sendiri dan tidak ada narasumber.
Tidak memiliki data dan bukti yang teruji keakuratannya.
Menunjukkan peristiwa yang belum atau mungkin akan tejadi pada masa mendatang dan berupa rencana.
Pendapat atau argumen seseorang saja.

Contoh Kalimat Fakta dan Opini :
Contoh kalimat fakta :
Harimau merupakan hewan yang berkaki empat.
Indonesia adalah negara kepulauan.
Gula dapat membuat minuman menjadi manis.
Pensil itu harganya dua ribu rupiah.
Oksigen sangat dibutuhkan oleh manusia.

Contoh kalimat opini :
Besok saya ingin pergi ke luar negeri.
Rumah itu besar sekali.
Indonesia adalah negara yang indah.
Mobil itu sangat cepat.
Makanan buatan ibu sangat enak.


Demikian pembahasan tentang Fakta dan Opini serta perbenadaannya. semoga bermanfaat bagi kita semua.
(Sumber :Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal: 168-169, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Pengertian Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik novel

Pengertian Unsur Intrinsik adalah Unsur luar yang bepengaruh pada novel. Unsur-Unsur ekstrinsik adalah latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan tempat atau lokasi novel itu dikarang. Jika Unsur Intrinsik ada, begitu juga dengan Unsur Ekstrinsik pun karna Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling berhubungan satu sama lain, Walaupun pada pengertian Unsur Intrinsik novel dan Pengertian Unsur Ekstrinsik memiliki perbedaan tetapi keduanya saling terkait, Jika Unsur Intrinsik itu mengacu ke Isi Novel tersebut, Unsur ekstrinsik mengacu kepada Luar dari Novel tersebut tetapi ada kaitannya dengan Isi novel tersebut, Jadi dapat dikatakan bahwa Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling berhubungan. Dalam Unsur-Unsur Ekstrinsik seperti yang ada diatas, akan dijelaskan dan dibahas seperti yang ada dibawah ini..

Unsur-Unsur Ekstrinsik 

  1. Latar Belakang pengarang menyangkut asal daerah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan ideologi pengarang. Unsur-unsur ini sedikit banyak akan berpengaruh pada isi novelnya. Misalnya, novel yang dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibuat oleh orang sunda, orang inggris, atau orang arab. 
  2. Kondisi Sosial Budaya, misalnya novel yang dibuat pada zaman kolonial akan berbeda dengan novel pada zaman kemerdekaan, atau pada masa reformasi. Novel yang dikarang oleh orang yang hidup di tengah-tengah masyarakat metropolis akan berbeda dengan novel yang dihasilkan oleh pengarang yang hidup di tengah-tengah masyarakat tradisional. 
  3. Tempat atau kondisi alam, misalnya novel yang dikarang oleh orang yang hidup didaerah pertanian, sedikit banyak berbeda dengan novel yang dikarangoleh orang yang terbiasa hidup didaerah gurun.
Novel yang bagus adalah novel yang dibangun dengan cermat dan melalui proses yang panjang. Proses yang dimulai dari kerangka dasar sampai proses penulisan naskah. Salah satu proses dasar yang tidak boleh terlewat adalah pemenuhan terhadap unsur-unsur pembangun novel.
Unsur dalam novel dibagi menjadi dua, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Keduanya memiliki porsi dan sub-sub bagian tersendiri dalam novel. Namun keduanya saling berhubungan untuk membangun sebuah cerita.

Bahkan bisa dikatakan bahwa, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik bisa menentukan kualitas cerita yang dihasilkan. Supaya lebih jelas, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel akan dibahas satu per satu.


Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel merupakan unsur utama yang membangun novel dari dalam. Bisa dikatakan bahwa unsur intrinsik adalah unsur dalam cerita itu sendiri. Unsur tersebut tidak hanya satu, namuan ada banyak. Ada beberapa sub bagian yang mempunyai porsi tersendiri.

1. Tema
Tema merupakan ide atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam novel. Sehingga sangat penting untuk memikirkan tema yang tepat sebelum memulai menulis novel. Sebab tema yang kuat akan menghasilkan cerita yang cerkas dan fokus.

2. Tokoh / Penokohan
Tokoh adalah seseorang yang menjadi pelaku dalam sebuah novel. Sedangkan penokohan merupakan watak atau karakter dari tokoh yang ada dalam cerita novel.
Berdasarkan jenis watak, tokoh bisa dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
Tokoh Protagonis, tokoh yang menjadi pusat dalam cerita. Tokoh utama ini digambarkan sebagai sosok yang baik dan biasanya selalu mendapatkan masalah.
Tokoh Antagonis, tokoh yang menjadi lawan dari tokoh utama dalam cerita. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang tidak bersahabat dan selalu membuat konflik.
Tokoh Tritagonis, tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang netral, kadang bisa berpihak pada protagonis, kadang pada antagonis. Namun ketika keduanya terlibat dalam konflik, dia menjadi pelerai.
Tokoh-tokoh tersebut biasanya dideskripsikan berdasarkan detail penokohan yang dibuat oleh penulis. Deskripsi tersebut nantinya bisa digunakan untuk menerangkan ciri fisik, tingkahlaku, cara pandang atau kehidupan sosialnya. Dalam penyampaian deskripsi, ada beberapa cara yang umum digunakan, misalnya:
Disampaikan melalui narasi dalam paragraf.
Disisipkan dalam dialog-dialog antar tokoh maupun dialog dengan diri sendiri.
Dimasukkan dalam alur melalui konflik demi konflik.
Diterangkan berdasarkan latar yang ada dalam novel tersebut.

3. Alur / Plot
Alur / plot merupakan kepingan-kepingan peristiwa yang nantinya akan membentuk jalannya cerita dalam novel. Umunya, alur dalam novel dibedakan menjadi 2 macam, yakni alur maju (progresif) dan alur mundur (flashback).
Alur maju (progresif) adalah alur yang peristiwa didalamya bergerak secara urut (awal-akhir)dan memiliki jalan cerita yang rapi. Biasanya alur ini digunakan pada novel biografi dan autobiografi.
Alur mundur (flashback) merupakan alur yang peristiwa didalamnya bergerak secara loncat (awal-akhir-awal-akhir)dan terkadang tidak rapi. Biasanya alur ini digunakan untuk novel misteri atau novel fantasi.

5. Latar/Setting
Latar / setting adalah gambaran tentang peristi-peristiwa yang ada dalam cerita. Latar termasuk unsur pembangun cerita yang vital. Keberadaannya sangat penting untuk membangun suasana dalam cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni:
Waktu, masa dimana cerita sedang berlangsung. Waktu bisa diterangkan secara garis besar maupun secara mendetail. Secara garis besar misalnya, musim hujan, tahun 2016, siang hari dan sebagainya. Sedangkan secara mendetail bisa tahun berapa, di bulan apa, hari apa, tanggal jam, meni detik dan seterusnya.
Tempat, adalah lokasi dimana cerita sedang berlansung. Sama seperti waktu, tempat juga bisa digambarkan umum atau khusus. Secara umum misalnya, di restoran, pantai, gunung dan sebagainya. Khusus, misalnya restoran italia dengan gaya retro diujung jalan dan seterusnya.
Sosial budaya, maksudnya adalah pergaulan yang secara status sosialnya. Biasanya berkaitan dengan latar tempat. Sebab status sosial sangat erat dengan tempat bergaul.
Keadaan lingkungan, lingkungan sang tokoh dalam cerita akan memunculkan konflik batin dalam jalannya cerita. Sehingga peran latar keadaan lingkungan ini juga berdampak besar bagi tokoh / penokohan.
Suasana, yang dimaksud sebagai suasana adalah kondisi latar secara keseluruhan dan juga emosi sang tokoh.

6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang merupakan cara pengarang menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. Bisa juga diartikan sebagai cara pandang seorang pengarang dalam menyampaikan cerita novelnya. Sudut pandang sendiri bisa dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Sudut pandang orang ketiga – serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang menjadi pelaku cerita dan sekaligus penciptanya. Sehingga pengarang bisa memngarahkan, membuat, mengomentari bahkan berdialog dalam cerita. Bisa dibilang posisi ini adalah posisi paling bebas sebebas-bebasnya.
Sudut pandang orang ketiga – sebagai pengamat. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang hanya sebagai pengamat cerita saja. Sehingga pengarang hanya akan menyampaikan apa yang dilihat, dirasakan, didengar dan disimpulkannya dalam cerita saja. Dengan kata lain, posisi pengarang terbatas meskipun ada dalam cerita.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku utama. Pengarang dalam sudut pandang ini berperan sebagai tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceratakannya adalah pengalaman yang dirasakannya di dalam cerita. Karena orang pertama dan pelaku cerita, kalimat yang diutarakan kebanyakan dalam bentuk aktif. Di posisi ini, pengarang melepaskan ekpresinya secara bebas.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku sampingan. Posisi dari pengarang dalam cerita ini adalah sebagai pelaku diluar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yang dilihatnya dari pelaku utama dan apa tanggapannya pada situasi tersebut. Sehingga pengarang disini berperan ganda. Namun posisinya sebagai pencerita cenderung terbatas, karena sebagian besar bercerita tentang tokoh utama.

7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur yang penting sebagai faktor pemicu minat baca. Cerita yang dibuka dengan gaya bahasa menarik, indah dan memikat sangat diharapkan oleh sebagian besar pembaca. Bahkan bisa dikatakan, gaya bahasa adalah senjata utama pengarang untuk menghidupkan cerita. Menurut jenisnya, gaya bahasa dapat dibedakan menjadi:
Personifikasi. Gaya bahasa yang menerangkan tentang benda mati seolah-olah hidup dan mempunyai sifat-sifat seperti manusia.
Simile. Gaya bahasa ini menerangkan segala sesuatu dengan perumpamaan.
Hiperbola. Gaya bahasa yang menerangkan sesuatu dengan cara berlebihan dengan tujuan untuk memberikan efek yang bombastis.

8. Amanat
Amanat merupakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita dalam novel. Amanat bisa berupa kritik sosial, ajakan, protes, dan lain sebagainya. Amanat umumnya diibagi menjadi dua:

Tersurat. Amanat yang pesannya disampaikan secara langsung sehingga bisa dicerna seketika.
Tersirat. Amanat yang pesannya disampaikan secara tersembunyi sehingga terkadang susah untuk dicerna seketika itu juga.
Unsur Ekstrinsik Novel

Unsur ekstrinsik novel adalah unsur yang membangun novel dari luar. Biasanya bisa berupa latar pribadi penulis maupun nilai-nilai dari luar. Unsur tersebut umunya adalah:

Biografi dan latar belakang penulis. Dimana dia tinggal, latar belakang pendidikannya apa, keluarganya, lingkungannya, dan sebagainya.
Kisah dibalik layar. Kisah ini biasanya dilatari oleh pengalaman, kesan atau juga harapan dan cita-cita sang pengarang.
Nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai-nilai ini sering diangkat oleh pengarang dalam ceritanya. Bisa nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.

Sekian pembahasan dan penjelasan tentang Pengertian Unsur Ekstrinsik serta Unsur-Unsur Ekstrinsiknya semoga bermanfaat (sumber :  Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 61, Penerbit : Erlangga.2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih) 

Senin, 10 April 2017

Pengertian umum Kebijakan Fiskal, Tujuan serta Macam-Macamnya

Kebijakan fiskal biasa disebut dengan politik fiskal, secara umum pengertian kebijakan fiskal (fiskal policy) adalah implementasi dari bentuk operasional kebijakan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam mengatur keuangan negara. Arah kebijakan ditekankan pengalokasian pengeluaran negara dan penerimaan negara terkhusus pada perpajakan, contohnya saja tinggi rendahnya pajak, atau bahkan pembebasan pajak dalam pengendalian perekonomian untuk mencapai tujuan nasional. Dalam menjalankan kebijakan sangat efektif apalagi dibarengi dengan kebijakan moneter. 

Teori Kebijakan Fiskal
1. Teori Pembiayaan Fungsional
Teori ini dikemukakan oleh AP Lerner. Meurutnya anggaran itu berupa pembiayaan yang dilakukan pemerintah dan tidak berpengaruh langsung terhadap pendapatan nasional serta bertujuan pada perluasan kesempatan kerja. Dalam teori ini pajak tidak perlu ditarik saat tingkat pengangguran tinggi karena dapat mengurangi peluang terciptanya lepangan kerja baru. Adapun inflasi akan diatasi dengan pinjaman pemerintah.

2. Teori Pengelolaan Anggaran
Dalam teori pengelolaan anggaran, disebutkan bahwa penerimaan dari pajak atau pinjaman serta pengeluaran negara merupakan suatu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam rangka mewujudkan perekonomian yang mantap dan stabil. Menurut Alvin Hasen yang mengemukakan teori ini, saat deflasi dimana harga-harga menjadi murah karena orang tidak memiliki daya beli. Hal ini menyebabkan perekonomian menjadi lesu.

Pada saat deflasi negara sebiknya menggunakan kebijakan anggaran defisit. Pemerintah meminjam dana kepada pihak asing atau swasta sehingga uang yang beredar di dalam negeri bertambah karena adanya pinjaman terseut. Akibatnya pemerintah dapat meningkatkan permintaan barang dan jasa sehingga akan meningkatkan kondisi perekonomian.
Ketika terjadi inflasi dimana harga-harga naik, pemerintah dapat menggunakan kebijakan anggaran surplus. Dengan kebijkan anggaran surplus pemerintah akan berusaha menghemat pengeluarannya dan mengusahakan adanya tabungan pemerintah. Kebijakan ini akan mempengarui dan mengurangi permintaan barang dan jasa oleh pemerintah, dan adanya tabungan pemerintah akan menambah tabungan secara total (agregat).
Berkurangnya permintaan dan bertambahnya tabungan dapat menekan laju inflasi. Karena salah satu kebijakan untuk mengatasi inflasi adalah meningkatkan tabungan melalui peningkatan suku bunga. Hal ini untuk mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Inflasi adalah ketika uang yang beredar melebihi barang yang ada. Walaupun harga terus naik, masyarakat akan terus membeli karena mereka memiliki uang, termasuk juga pemerintah. Dengan pengeluaran konsumsi dan permintaan pemerintah, barang yang ada hanya sedikit bertambah dan harga tidak terlalu cepat mengalami kenaikan.

3. Teori Stabil Otomatis
Kebijakan anggaran harus mengatur pengeluaran pemerintah. Hal ini dilihat dari perbandingan antara hasil dan biaya yang dikeluarkan untuk suatu proyek pembangunan yang akan dibiayai dengan APBN. Dengan demikian keseimbangan anggaran dapat terjadi dengan sendirinya.


Adapun tujuan dilakukannya kebijakan fiskal dan macam-macam kebijakan fiskal adalah sebagai berikut....

1.Tujuan Kebijakan Fiskal
Adapun tujuan-tujuan dari terjadinya dan berlangsungnya kebijakan fiskal antaralain sebagai berikut..
  • Mencapai stabilitas perekonomian
  • Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
  • Memperluas dan menciptakan lapangan kerja
  • Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat
  • Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan. 
  • Mencegah pengangguran dan menstabilkan harga 
Permasalahan umum dalam kegiatan ekonomi adalah inflasi. Inflasi adalah jumlah uang beredar dimasyarakat yang besar dibandingkan jumlah barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan harga-harga barang. Cara-cara dalam menghadapi inflasi melalui kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut..

Cara Alternatif Dalam menganggulangi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal
  • Bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki otoritas keuangan akan berusaha mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat sampai terciptanya keseimbangan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia. 
  • Mengupayakan peningkatan produksi sehingga nantinya jumlah barang atau jasa di masyarakat bertambah yang selanjutnya akan tercapai keseimbangan antara jumlah barang/jasa dengan jumlah uang yang beredar
Keputusan Mengatasi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal 
  • Mengurangi anggaran pengeluaran pemerintah dengan mengoptimalkan pos-pos vital.
  • Meningkatkan perolehan pajak melalui upaya peningkatan kesadaran pajak masyarakat serta pengenaan tarif pajak yang tinggi untuk beberapa komponen pajak yang dianggap perlu. 
  • Melakukan pinjaman pemerintah guna menutup kekurangan yang ada. Tetapi sifat dari pinjaman yang dilakukan pemerintah hanyalah sebagai pelengkap dalam proses pembangunan. 
2. Macam-Macam Kebijakan Fiskal
Macam-macam kebijakan fiskal terbagi atas 2 bagian yakni macam-macam kebijakan fiskal berdasarkan segi teori dan macam-macam kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan dan pengeluran, antara lain berikut ini..

a. Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Sigi Teorinya
  • Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam peningkatan kesempatan kerja. 
  • Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam mencapai ekonomi yang stabil. 
  • Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi anggaran adalah kebijakan yang mengatur segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran dan program-program pemerintah. tujuannya adalah penghematan anggaran pemerintah. 
b. Macam-macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran
  • Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang menyusun jumlah penerimaan dan pengeluaran sama besar, jadi penerimaan yang diterima pemerintah harus sama dengan pengelurannya dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan ini adalah tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan kerugiannya adalah jika perekonomian negara dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan ekonomi semakin memburuk
  • Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan yang disusun dengan pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada pengeluaran atau pengeluaran dengan sedikit tetapi pendapatan/penerimaan banyak. ini digunakan untuk mencegah inflasi. 
  • Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan yang disusun dengan cara pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan kelesungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan anggaran. 
  • Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah kebijakan yang disusun dengan cara  jumlah pengeluaran dan penerimaan sama besar dan lama kelamaan jumlahnya makin bertambah. kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah sehingga dibutuhkan jumlah yang besar. 
Hubungan Kebijakan Fiskal dengan Pembangunan
Kebijakan fiskal sangat berhubungan erat dengan pembangunan. Kebijakan fiskal yang dijalankan dengan baik dan sesuai dengan perekonomian dakan meningkatkan proses pembangunan. Berikut ini merupakan usaha-usaha yang dapat dilakukan melalui kebijakan fiskal agar pembangunan dapat bekembang pesat.
1. Menjalankan kebijakan fiskal dengan menjaga pengeluaran dan penerimaan negara sehingga tetap seimbang serta menghindari pengeluaran berlebih. Hal ini dapat dilakukan dengan.
  • Pembelanjaan satu sektor oleh pemerintah
  • Merangsang kegiatan fiskal terhadap pengusaha tertentu, seperti pemberian modal
2. Memacu pembentukan modal yang dibutuhkan pembangunan.
Hubungan Pemerintah Pusat dengan Daerah dalam Kebijakan Fiskal.
Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam kebijakan fiskal didasari empat prinsip, yaitu sebagai berikut:
1. Tugas pemerintah pusat di daerah dibiayai APBN.
2. Tugas pemerintah daerah dibiayai APBD.
3. Tugas pemerintah pusat atau daerah dalam rangka bantuan pembangunan dibiayai pihak yang menugaskan. Dalam hal ini dapat dibiayai APBN maupun APBD.
4. Apabila daerah belum mampu mencukupi biaya daerah, pemerintah memberikan dana bantuan.

Demikian pembahasan singkat tentang Pengertian Umum Kebijakan Fiskal, Tujuan, dan Macam-Macam Kebijakan Fiskal semoga bermanfaat bagi kita semua.

Minggu, 09 April 2017

Unsur-unsur dalam Cerita Daerah Intrinsik dan ekstrinsik

Pada suatu cerita baik itu cerita rakyat, legenda maupun cerita anak, akan terkandung unsur-unsur didalamnya. Unsur-unsur cerita rakyat sendiri secara umun terbagi dua yaitu unsur intrinsik dan unsur ektrinsik. Untuk lebih jelasnya kami akan membahas masing-masing unsur tersebut secara lebih lengkap. Cerita daerah dibentuk oleh sejumlah unsur. Secara garis besar, unsur-unsur dalam cerita pendek, novel, ataupun bentuk prosa lainnya. Diatas sudah dijelaskan bahwa unsur-unsur cerita daerah terbagi 2 yakni intrinsik dan ekstrinsik disetiap unsur-unsur tersebut terdiri atas bagian-bagian, Untuk mengetahui itu mari kita lihat pembahasan dan penjelasannya seperti yang ada dibawah ini.

Unsur-Unsur dalam Cerita Daerah
a. Unsur Intrinsik adalah unsur yang melekat langsung pada isi cerita itu. Sebagaimana cerpen, unsur intrinsik meliputi tema, alur, latar, penokohan, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa

b. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar suatu cerita, namun berpengaruh pada gaya ataupun isi cerita itu. Biasanya, yang termasuk ke dalam unsur ekstrinsik adalah adat istiadat atau kebiasaan masyarakat yang berlaku didaerahnya. Contohnya, adat istiadat dalam bertamu, mengobati orang yang sakit, menyambut kelahiran anak, ataupun dalam pernikahan


Unsur-Unsur Instrinsik Dalam Cerita Rakyat
1. Tema
Tema merupakan inti persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita. Oleh karenanya, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita, pembaca tentunya harus membaca cerita tersebut hingga selesai. Tema pada cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman kehidupan. Biasanya tema cerita rakyat mengandung elemen alam, kejadian sejarah, kesaktian, dewa, misteri, hewan, dll.

2. Latar atau setting pada cerita rakyat

  • Latar adalah informasi mengenai waktu, suasana, dan juga lokasi dimana cerita rakyat itu berlangsung.
  • Latar Lokasi atau Tempat. Latar lokasi adalah informasi pada cerita yang menjelaskan tempat cerita itu berlangsung. Sebagai Contoh latar lokasi cerita adalah di kerajaan, di desa, di hutan, di pantai, di kahyangan, dll.
  • Latar Waktu. Latar waktu merupakan saat terjadinya peristiwa dalam dongeng, sebagai contoh pagi hari, pada jaman dahulu kala, malam hari, tahun sekian, saat matahari terbenam dll.
  • Latar Suasana. Latar suasana adalah informasi yang menyebutkan suasana pada kejadian dalam dongeng berlangsung. Sebagai contoh latar suasana adalah rakyat hidup damai dan sejahtera, masyarakat hidup dalam ketakutan karena raja yang kejam, hutan menjadi ramai setelah purbasari hidup disana, dll


3. Tokoh
Tokoh merupakan pemeran pada sebuah cerita rakyat. Tokoh pada cerita rakyat dapat berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa dll.
Menurut sifatnya penokohan dibagi tiga yaitu :

  • Tokoh utama (umumnya protagonis) adalah tokoh yang menjadi sentral pada cerita. Tokoh ini berperan pada sebagian besar rangkaian cerita, mulai dari awal sampai akhir cerita. Pada umumnya, tokoh utama ditampilkan sebagai tokoh tokoh yang memiliki sifat baik. Tetapi tidak jarang ditemukan tokoh utama diceritakan lucu, unik atau jahat sekalipun.
  • Tokoh lawan (umumnya antagonis). antagonis secara pengertian merupakan tokoh yang selalu berlawanan dengan tokoh protagonis. Pada umunya, tokoh antagonis ditampilkan sebagai tokoh ”hitam”, yaitu tokoh yang bersifat jahat.
  • Tokoh pendamping (tritagonis). Tritagonis merupakan tokoh pendukung.

Menurut cara menampilkan wataknya penokohan dibagi dua yaitu :
Secara langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca karena telah dijelaskan oleh pengarang
Seara tidak langsung yaitu watak tokoh bisa dikenali pembaca dengan membuat kesimpulan sendiri dari dialog, latar suasana, tingkah laku, penampilan, lingkungan hidup, dan pelaku lain

4. Alur
Merupakan runtutan kejadian pada sebuah cerita rakyat. Biasanya cerita rakyat meliputi lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan (pembukaan) , saat pengembangan, saat pertentangan (konflik), saat peleraian (rekonsiliasi), dan tahap terakhir adalah saat penyelesaian. Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

  • Alur maju
  • Alur mundur
  • Alur campuran

5. Sudut pandang
Sudut pandang merupakan bagaimana cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita, atau dengan kata lain dari sudut mana penulis memandang cerita tersebut. Sudut pandangan memiliki pernanan yang sangat penting terhadap kualitas dari sebuah cerita. Sudut pandang secara umum dibagi dua yaitu

  • Sudut pandang orang pertama : penulis berperan sebagai orang pertama yang bisa menjadi tokoh utama maupun tokoh tambahan pada cerita
  • Sudut pandang orang ketiga : Penulis berada di luar cerita serta tidak terlibat secara langsung pada cerita. Penulis menjelaskan para tokoh didalam cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata orang ketiga yaitu “dia, mereka”.

6. Amanat atau pesan moral
merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita dan ingin disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita tersebut.

7. Majas (Gaya Bahasa)
Unsur-Unsur Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat
Unsur ekstrinsik merupakan semua faktor luar yang mempengaruhi penciptaan sebuah tulisan ataupun karya sastra. Bisa dikatakan unsur ektrinsik adalah milik subjektif seorang penulis yang dapat berupa agama, budaya, kondisi sosial, motivasi, yang mendorong sebuah karya sastra tercipta.
Unsur-unsur ekstrinsik pada cerita rakyat biasanya meliputi:

  • Budaya serta nilai-bilai yang dianut.
  • Tingkat pendidikan
  • Kondisi sosial di masyarakat
  • Agama dan keyakinan
  • Kondisi politik, ekonomi, hukum dll.


Demikian pembahasan sederhana tentang Unsur dalam Cerita Daerah semoga bermanfaat bagi kita semua.

(Sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal :71, Penerbit :  Erlangga. 2006.Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Pengertian Umum Lembaga Sosial Ciri-Ciri serta Fungsinya

Lembaga sosial terbentuk dari nilai, norma, adat istiadat, tata kelakuan, dan unsur budaya lainnya yang hidup di masyarakat. Nilai dan norma yang baru setelah dikenal, diakui dan dihargai oleh masyarakat akan ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Proses tersebut akan berlanjut ke nilai dan norma sosial dan diserap oleh masyarakat dan mendarah daging. Proses penyerapan tersebut dinamakan dengan internalisasi (internalization).
Secara umum Pengertian Lembaga adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma itu mencakup gagasan, aturan, tata cara, kegiatan dan ketentuan sanksi (reward and punishment system). Sistem norma itu merupakan hasil proses yang berangsur-angsur menjadi suatu sistem yang terorganisasi yang teruji kredibilitasnya, dan teperceaya. Seperti agama adalah lembaga karena merupakan suatu sistem gagasan, kepercayaan, tata cara ibadah, dan pedoman perilaku yang dipercaya penganutnya karena dapat membawa pada kebaikan dunia dan akhirat.
Setelah itu, lama kelamaan akan berkembang menjadi bagian dari suatu lembaga. Proses yang dilewati nilai dan norma sosial baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga sosial yang dalam masyarakat disebut dengan proses pelembagaan (institusionalized).


Fungsi Lembaga Sosial
Lembaga sosial memiliki tujuan yang memenuhi kebutuhan pokok manusia. Lembaga sosial memiliki beberapa fungsi antara lain sebagai berikut.
  • Pedoman anggota masyarakat dalam bertingkah laku atau bersikap untuk menghadapi masalah dalam masyarakat khususnya menyangkut mengenai kebutuhan manusia. 
  • Sebagai penjaga akan keutuhan masyarakat
  • Menjadi pegangan untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota masyarakat
Syarat Terbentuknya Lembaga Sosial
Menurut Selo Soemardjan, lembaga sesuatu yang harus dipegang dan sebagai aturan yang mengikat dalam masyarakat sebagai proses bertumbuhnya kelembagaan yang mengikat 3 syarat. Syarat-syarat terbentuk lembaga sosial adalah sebagai berikut.
  • Norma menjiwai seluruh anggota masyarakat
  • Diterima oleh sebagian besar anggota masyarakat tanpa adanya halanyan yang berarti 
  • Norma harus memiliki sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat
Sifat-Sifat Lembaga Sosial
Menurut Harsoja lembaga sosial mempunyai sifa-sifat umum, yaitu sebagai berikut... 
  • Berfungsi sebagai unit dalam sistem kebudayaan sebagai satu kesatuan bulat
  • Memiliki tujuan yang jelas
  • Relatif kokoh 
  • Sering menggunakan hasil kebudayaan material dalam menjalankan fungsinya
  • Sifat karakteristik merupakan sebuah lambang 
  • Umumnya sebagai tradisi tertulis atau lisan
Ciri Dan Karakter Lembaga Sosial
Meskipun lembaga sosial merupakan suatu konsep yang abstrak, ia memiliki sejumlah ciri dan karakter yang dapat dikenali.
Menurut J.P Gillin di dalam karyanya yang berjudul “Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial” (General Features of Social Institution) menguraikan sebagai berikut :
  • Lembaga-lembaga sosial yang pola organisasi pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat dan hasil. Ini terdiri dari kebiasaan, perilaku sistem, dan unsur-unsur budaya lainnya yang tergabung dalam unit fungsional.
  • Lembaga sosial juga dicirikan oleh tingkat tertentu permanen. Oleh karena amal adalah seperangkat norma yang berkisar pada kebutuhan dasar, maka sudah sewajarnya bila dipertahankan dan standar.
  • Lembaga sosial memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. Lembaga pendidikan sudah pasti memiliki beberapa tujuan, serta lembaga perkawinan, perbankan, agama, dan lain-lain.
  • Ada peralatan ilmiah yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga-lembaga sosial. Misalnya, rumah untuk lembaga keluarga serta masjid, gereja, kuil dan biara untuk lembaga-lembaga keagamaan.
  • Lembaga sosial biasanya juga ditandai dengan simbol atau simbol tertentu. Simbol seperti simbolis menarik tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Misalnya, cincin kawin untuk lembaga perkawinan, bendera dan lagu untuk negara, serta seragam sekolah dan badge (lencana) untuk sekolah.
  • Lembaga sosial telah menulis dan tradisi tidak tertulis yang menetapkan tujuan, aturan, dan lain-lain. Misalnya, izin untuk menikah dan hukum perkawinan bagi institusi perkawinan.
Sementara ahli sosial yang bernama John Conen juga mengedepankan karakteristik lembaga sosial. Menurutnya ada sembilan karakteristik (ciri khas) dari lembaga-lembaga sosial sebagai berikut.
  • Setiap lembaga sosial bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masyarakat.
  • Setiap lembaga sosial memiliki nilai mendasar yang berasal dari anggota.
  • Dalam lembaga sosial ada pola perilaku permanen menjadi bagian dari tradisi budaya yang ada dan diakui anggota.
  • Ada lembaga-lembaga sosial saling ketergantungan dalam masyarakat, lembaga-lembaga sosial mengubah hasilnya perubahan lain dalam lembaga-lembaga sosial.
  • Meskipun lembaga-lembaga sosial yang saling bergantung, masing-masing terdiri dari lembaga-lembaga sosial dan organisasi menjadi sempurna sekitar pola sirkuit, norma, nilai-nilai, dan perilaku yang diharapkan.
  • Ide-ide lembaga sosial yang berlaku umum oleh mayoritas anggota masyarakat, terlepas dari apakah atau tidak mereka juga berpartisipasi.
  • Sebuah lembaga sosial memiliki bentuk sopan santun perilaku.
  • Setiap lembaga sosial memiliki simbol budaya tertentu.
  • Sebuah lembaga sosial memiliki sebagai ideologi atau orientasi kelompok dasar.
Syarat Lembaga Sosial
Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Persyaratan tersebut antara lain :
  • Kode standar etik, yang bisa menjadi norma dan adat istiadat yang hidup dalam memori atau tertulis.
  • Kelompok manusia yang menjalankan kegiatan bersama-sama dan saling berhubungan sesuai dengan norma-norma sistem.
  • Pusat kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spesifik kompleks, yang diakui dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
  • Memiliki peralatan dan perlengkapan.
  • Sistem ini dibiasakan kegiatan atau terbangun dengan kelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk jangka waktu yang panjang.
Syarat Lembaga Sosial
Menurut Koentjaraningrat aktivitas manusia atau aktivitas kemasyarakatan untuk menjadi lembaga sosial harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Persyaratan tersebut antara lain :
  • Suatu tata kelakuan yang baku, yang bisa berupa norma-norma dan adat istiadat yang hidup dalam ingatan maupun tertulis.
  • Kelompok-kelompok manusia yang menjalankan aktivitas bersama dan saling berhubungan menurut sistem norma-norma tersebut.
  • Suatu pusat aktivitas yang bertujuan memenuhi kompleks- kompleks kebutuhan tertentu, yang disadari dan dipahami oleh kelompok-kelompok yang bersangkutan.
  • Mempunyai perlengkapan dan peralatan.
  • Sistem aktivitas itu dibiasakan atau disadarkan kepada kelompok- kelompok yang bersangkutan dalam suatu masyarakat untuk kurun waktu yang lama.
Ciri-Ciri Lembaga Sosial
Menurut Gillin dan Gillin, terdapat ciri-ciri utama lembaga sosial antara lain sebagai berikut... 
  • Pola pemikiran dan perilaku terwujud dari dalam aktivitas masyarakat bersama dengan hasil-hasilnya. 
  • Memiliki suatu tingkat kekekalan khusus. Maksudnya, suatu nilai atau norma akan menjadi lembaga yang setelah mengalami proses percobaan dalam waktu yang relatif lama. 
  • Memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu. 
  • Memiliki alat kelengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga tersebut. Umumnya alat ini antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya berbeda. 
  • Mempunyai lambang sebagai simbol dalam menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga tersebut. 
  • Merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis dan tidak tertulis
Macam-Macam Lembaga Sosial
Terdapat beberapa lembaga sosial yang sangat erat dengan orientasinya. Beberapa lembaga sosial tersebut adalah sebagai berikut.
a. Lembaga Keluarga 
Lembaga keluarga merupakan lembaga sosial yang terkencil yang terbentuk atas dasar perkawinan dan hubungan darah. Macam-macam fungsi lembaga keluarga adalah sebagai berikut.. 
  • Fungsi reproduksi : Dalam keluarga, keturunan merupakan inti dari terjadinya sebuah pernikahan. 
  • Fungsi ekonomi : Dalam keluarga, terdapat fungsi ekonomi yang dalam hal ini adalah peran ayah, namun ibu juga berperan sebagai fungsi ekonomi dalam menghidupi keluarga mereka termasuk mereka sendiri dan anak-anaknya. 
  • Fungsi proteksi : Dalam keluarga, terdapat fungsi proteksi, artinya keluarga menciptakan rasa ketentaraman dan keterlindungan baik secara psikologis maupun fisik. 
  • Fungsi sosialisasi : Dalam keluarga, terdapat fungsi sosialisasi yang mengajarkan anak segala hal baik berlatih dan diperkenalkan cara-cara hidup yang baik dan benar agar dapat berperan dalam masyarakat. 
  • Fungsi afeksi : Dalam keluarga, terdapat fungsi afeksi yang tidak lain adalah orang tua dari anak tersebut dengan memberikan kehangantan dan kasih sayang. 
  • Fungsi pengawasan sosial : Dalam keluarga, fungsi pengawasan sosial yang mengontrol segala aktivitas dan tingkah laku dalam keluarga mereka, hal ini biasanya dipegang oleh orang tua untuk mengawasi anaknya. 
  • Fungsi pemberian status : Dalam keluarga, terdapat fungsi pemberian status melalui lembaga perkawinan sebagai pasangan suami istri. 
b. Lembaga Politik 
Lembaga politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat sebagai proses pembuatan keputusan. Macam-macam fungsi lembaga politik adalah sebagai berikut... 
  • Memelihara ketertiban di dalam negeri (internal order): 
  • Menjaga keamanan yang ada di luar negeri (eksternal order): 
  • Mengupayakan kesejahteraan umum (general welfare) 
  • Mengatur proses politik 
c. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses pendidikan dengan tujuan mengubah tingkah laku individu ke arah yang lebih baik. Macam-macam fungsi lembaga pendidikan menurut horton dan hunt adalah sebagai berikut... 
  • Mempersiapkan untuk mencari nafkah
  • Sebagai tempat pengembangan bakat 
  • Sebagai pelestari kebudayaan masyarakat
  • Tempat edukasi keterampilan agar dapat berpatisipasi dalam demokrasi 
  • Memperpanjang masa remaja 
  • Mempertahankan sistem sosial 
d. Lembaga Ekonomi 
Lembaga ekonomi adalah lembaga yang mempunyai kegiatan di bidang ekonomi demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Macam-macam fungsi lembaga ekonomi adalah sebagai berikut...
  • Memberi pedoman dalam mendapatkan bahan pangan 
  • Sebagai pedomn untuk menjalankan pertukaran barang atau barter
  • Sebagai pedoman mengenai harga jual beli barang 
e. Lembaga Agama 
Lembaga agama adalah lembaga yang mengatur mengenai kehidupan manusia dalam beragama. Macam-macam fungsi lembaga agama menurut Bruce J. Cohen adalah sebagai berikut...
  • Sebagai bantuan dalam pencarian identitas moral
  • Memberikan tafsiran-tafsiran dalam membantu memperjleas keadaan lingkungan fisik dan sosial seseorang
  • Sebagai peningkatan keramahan dalam bergaul, kohesi sosial, dan solidaritas kelompok
f. Lembaga Budaya
Lembaga budaya adalah lembaga publik yang terdapat dalam suatu negara yang berfungsi sebagai pengembangan budaya, ilmu pengetahuan, lingkungan, seni, dan pendidikan masyarakat.

Demikianlah informasi sederhana tentang Pengertian umum Lembaga Sosial, Ciri-Ciri serta Fungsinya. semoga bermanfaat bagi kita semua.

Referensi : 
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 84-86.