Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Mei 2016

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kita memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik atau melibatkan dua belah pihak. Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Interaksi yang dilakukan secara berulang akan menghasilkan proses sosial. Proses sosial adalah perilaku berulang yang dipergunakan oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain (interaksi sosial). Horton (1983: 74) menyebutkan ada 5 (lima) kemungkinan bentuk proses sosial, yaitu kerja sama, persaingan/kompetisi, konflik/ pertentangan, akomodasi, asimilasi. dari setiap bentuk-bentuk sosial memiliki fungsi-fungsi masing-masing dan tujuan dari bentuk-bentuk interaksi sosial serta contohnya agar lebih memudahkan kita dapat mengerti seluruh bentuk-bentuk interaksi sosial.
nteraksi sosial merupakan ciri khas kehidupan bermasyarakat/sosial. Artinya kehidupan bermasyarakat/sosial akan kelihatan nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Contoh: keramaian di pasar, buruh pabrik berdemontrasi, dan pelajar belajar di kelas.
Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama tetapi juga dapat berupa persaingan dan pertikaian.
Untuk mengetahui penjelasan dari berbagai bentuk-bentuk interaksi sosial mari kital lihat pembahasannya sebagai berikut

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1. Kerja Sama (Cooperation). Kerja sama adalah usaha bersama antar-manusia untuk mencapai tujuan bersama. Dengan perkataan lain, kerja sama adalah suatu bentuk interak sisosial individu individu atau kelompok-kelompok berusaha saling menolong untuk mencapai tujuan bersama atau mengoordinasikan kegiatan mereka guna mencapai tujuan bersama. Kerja sama merupakan proses sosialyang paling banyak terjadi di masyarakat. Masyarakat yang sangat kompetitif pun tidak akan dapat berjalan, jika tidak ada kerja sama di dalamnya. Kerja sama dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa disadari oleh pihak-pihak yang bekerja sama. Contoh, pengendara motor di jalan raya sering tidak menyadari bahwa dirinya tengah bekerja sama dengan pengendara sepeda motor lainnya dengan cara saling menjaga jarak yang aman serta saling tetap di jalur masing-masing. Di lain pihak, ada juga kerja sama yang dilakukan secara sengaja dan diketahui oleh para pihak yang bekerja sama. Misalnya, kerja sama yang dilakukan penduduk desa dalam membangun rumah ibadah. Setiap bentuk interaksi sosial dapat berpengaruh kepada pribadi dan masyarakat yang bersangkutan. Kerja sama cenderung memunculkan pribadi yang sensitif pada orang lain, memperhatikan orang lain, merasa aman, tenang, dan kalem serta tidak agresif. Masyarakat yang menjunjung tinggi kerja sama dan menghindari kompetisi dan konflik cenderung tenang dan teratur, dengan sedikit tekanan emosi atau rasa tidak aman, serta relatif rendah tingkat perubahan sosialnya.

  • bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. 4 macam kerjasama : 1) Kerja sama spontan (spontaneous cooperation) -> kerjasama yang timbul secara spontan. 2) Kerja sama langsung (directed cooperation). 3) kerjasama karena adanya perintah atasan/penguasa. 4) Kerja sama kontrak (contractual cooperation)
  • kerjasama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui dalam jangka waktu tertentu. Kerja sama tradisional (traditional cooperation)
  • kerjasama karena sistem tradisi yang kondusif.
2. Persaingan/Kompetisi (Competition)
Persaingan adalah usaha untuk melakukan sesuatu secara lebih baik dibandingkan orang atau kelompok lain dalam mencapai tujuan.
proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Tujuan akomodasi :

  • mengurangi perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antarsuku atau antarnegara.
  • mencegah terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada benturan fisik.
  • mengupayakan terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas atau kasta.
  • mengupayakan terjadinya proses pembauran atau asimilasi di antara kelompok kesukuan atau ras.
a. Terjadinya persaingan
Persaingan terjadi apabila pemenuhan kebutuhan dan keinginan orang/kelompok tidak cocok dengan kebutuhan atau keinginan orang/kelompok lain. Persaingan hanya akan muncul apabila:

  • Sesuatu dibutuhkan dan diinginkan oleh dua atau lebih pihak.
  • Tersedia dalam jumlah yang terbatas sehingga tak semua kebutuhan dan keinginan dapat dipenuhi. 
Kedua syarat itu harus ada agar terjadi persaingan. Kita semua membutuhkan udara. Namun karena udara tersedia tanpa batas, maka kita tidak pernah bersaing memperebutkannya. Demikian juga tidak semua orang mempunyai tanda tangan yang diperjual belikan di toko-toko, tetapi kelangkaan itu tidak menimbulkan persaingan karena tidak ada yang menginginkan tanda tangan kalau pemiliknya bukan artis atau tokoh yang diidolakan. Hal ini berbeda dengan jabatan yang tersedia di pemerintahan. Jumlah jabatan pada pemerintahan terbatas, sehingga menimbulkan persaingan di antara para PNS yang menginginkannya.

b. Mengurangi atau menghilangkan persaingan
Persaingan dapat dikurangi atau dihilangkan dengan memenuhi kelangkaan atau diferensiasi. Diferensiasi adalah proses menciptakan hal-hal yang berlainan sehingga mendorong orang atau kelompok untuk menginginkan hal yang berbeda daripada hal yang sama. Dokter dan pengacara tidak akan bersaing memperebutkan pekeraan yang sama. Dua rumah makan tidak perlu bersaing atas pelanggan yang sama jika masing-masing memiliki menu utama yang berbeda. Pihak-pihak yang bersaing tidak perlu rnempunyai kontak satu sama lain dan tidak perlu tahu bahwa mereka sedang bersaing. Contoh, persaingan antar-sesama orang yang memasukkan lamaran pekerjaan di satu kantor. Para pelamar tidak saling kenal satu sama lain dan juga tidak pernah kontak satu sama lain.
Di lain pihak, juga ada persaingan yang melibatkan kontak di antara para kompetitor, kesadaran bersaing dinyatakan secara terbuka dan secara sengaja. Contoh, persaingan antarpeserta turnamen bola basket SMU seKabupaten/Provinsi dan lain sejenisnya.

c. Akibat suatu persaingan
Pribadi yang dihasilkan dan persaingan adalah pribadi yang “tegaan”, rakus, tidak sensitif pada orang lain, cemas, dan ketakutan. Bagi yang biasa memenangkan persaingan, akan menjadi pribadi yang mandiri, berinisiatif, percaya diri, dan mempunyai ambisi. Bagi yang terbiasa gagal bersaing, cenderung menjadi pribadi yang selalu merasa tak berdaya, frustasi, apatis, dan menarik diri. Secara sosial, persaingan berfungsi sebagai sarana mengalokasikan hal-hal yang langka. Persaingan dalam kelompok akan mengancam solidaritas dan kesatuan kelompok. Namun, persaingan antarkelompok justru meningkatkan kesatuan dan kesetiaan dalam masing-masing kelompok yang bersaing. Persaingan juga dapat mendorong inovasi dan perubahan sosial.

3.Konflik/Pertentangan (Conflict)
Konflik adalah proses di mana orang atau kelompok berusaha memperoleh sesuatu (imbalan tertentu) dengan cara melemahkan atau menghilangkan pesaing atau kompetitor lain, bukan hanya mencoba tampil lebih baik seperti dalam kompetisi. Konflik dapat bersifat terbuka dan menggunakan kekerasan seperti perkelahian, pengeboman, dan pembakaran, dan dapat juga terjadi secara tersembunyi dengan menggunakan jasa “dukun santet”, tipu daya, atau pihak ketiga.
a. Terjadinya konflik
Kompetisi tidak terjadi ketika sebuah toko meningkatkan pelayanannya dibanding toko-toko sekitarnya, namun konflik terjadi jika pemilik toko membakar toko lain, menyuap petugas agar menyegel toko lain, atau menyebarkan fitnab tentang toko lain. Perang harga, di mana salah satu pedagang menjual barang di bawah biaya produksi sampai pedagang lain yang modalnya terbatas
bangkrut, juga termasuk dalam kategori konflik. Konflik antarpribadi bersifat personal, sedang konflik antarkelompok bersifat impersonal. Artinya, dalam konflik antarkelompok, sasaran konflik bukan masing-masing individu anggota kelompok melainkan kelompok sebagai keseluruhan.
b. Akibat konflik
Interaksi sosial yang diwarnai konflik terus-menerus bisa berakibat positif dan negatif. Akibat negatif akan melahirkan kepribadian yang membenci musuh, kejam, “tegaan”, dan sulit memahami. Sementara akibat positif misalnya bersedia berkorban demi kelompok dan meningkatkan kesatuan atau solidaritas kelompok.
c. Fungsi konflik
Secara sosial, konflik dapat berfungsi:
• merumuskan dan menyelesaikan persoalan;
• meningkatkan kesatuan, solidaritas, dan kehendak untuk berkorban bagi kelompok (bagi masing masing kelompok yang berkonflik);
• mempercepat perubahan sosial.

4. Akomodasi (Accommodation)
Akomodasi adalah proses mencapai persetujuan sementara di antara pihak-pihak yang sedang atau mempunyai potensi untuk berkonflik. Bentuk-bentuk dan akomodasi adalah:
a. Pengalihan sasaran (Displacement)
Displacement adalah penyelesaian konflik dengan cara menggantikannya dengan konflik lain. Negara yang mengalami banyak pertikaian dalam negeri, dapat melakukan perang dengan negara lain, agar rakyatnya memindahkan sasaran konflik mereka ke luar negeri. Seorang suami yang terlibat konflik dengan istrinya di rumah, dapat mengalihkan konfliknya dengan memarahi (menciptakan konflik dengan) pegawainya di kantor. Sebaliknya pegawai di kantor yang dirnarahi (konflik dengan) atasannya, dapat memindahkan konflik ke istrinya di rumah. Displacement tidak memecahkan konflik lama, hanya memindahkan kemarahan seseorang ke dalam konflik baru sehingga konflik lama tak muncul lagi.
b. Subordinasi
Subordinasi adalah bentuk akomodasi di mana pihak yang lemah menerima kehendak pihak yang kuat. Misalnya, tentara yang kalah perang menyerahkan diri sebagai tawanan pihak yang menang. Atau keputusan para buruh untuk menghentikan pemogokan dan kembali bekerja walaupun pihak perusahaan tidak bersedia memenuhi tuntutan mereka.
c. Kompromi
Kompromi adalah proses penyelesaian masalah di mana kedua belah pihak saling memberikan konsesi (persetujuan tertentu atau saling memberi dan saling menerima) sehingga masing-masing pihak berada dalam kedudukan yang seimbang. Kompromi terjadi apabila kedua belah pihak sama kuatnya, sehingga tidak ada satu pihak pun yang dapat memaksakan subordinasi. Kompromi diupayakan melalui mediasi, konsiliasi, dan arbitrase (perantara). Mediasi dan konsiliasi bermakna sama, yaitu upaya pihak ketiga untuk menolong para pihak (yang berkonflik) mencapai suatu persetujuan. Sedang dalam arbitrase, pihak penengah membuat keputusan yang disetujui oleh para pihak yang berkonflik.
d. Toleransi
Toleransi adalah bentuk akomodasi di mana para pihak setuju untuk berinteraksi secara damai tanpa penyelesaian persoalan atau perbedaan di antara mereka.
e. Prosedur penyelesaian konflik yang melembaga. Penyelesaian konflik juga dapat dilakukan melalui prosedur baku yang telah dilembagakan. Dalam masyarakat tradisional, terdapat cara-cara penylesaian konflik seperti “perkelahian satu lawan satu”, uji fisik (berjalan di atas bara api tanpa alas kaki), dan lain-lain. Cara-cara tersebut juga bisa dipakai untuk menentukan benar salahnya seseorang, dan lain sebagainya. Dalam masyarakat modern, sistem peradilan berfungsi sebagai wahana penyelesaian konflik secara melmbaga.

5. Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi adalah proses peleburan beberapa kebudayaan menjadi satu, sehingga akar konflik yang bersumber pada perbedaan kebudayaan terhapus. Misalnya, keluarga pendatang yang setelah beberapa generasi menyerap budaya penduduk ash, dan sekaligus memberi sedikit unsur budayanya kepada penduduk asli. Jika tidak adam perbedaan ras atau agama yang mencolok, biasanya para pendatang akan terasimilasi secara budaya dan diterima secara sosial.


Demikian artikel tentang Bentuk-bentuk Interaksi Sosial semoga bermanfaat bagi kita semua. sekian dan terima kasih.
(Sumber : sosiologi, Hal : 72-77, penerbit : phibeta. 2006.jakarta. Penulis : Saptono)

Kamis, 28 April 2016

Tahap-Tahap Proses Sosialisasi Menurut George Herbert Mead

Proses sosialisasi terjadi dengan beberapa tahap atau langkah-langkah yang.Penyesuaian diri terjadi secara berangsur-angsur, seiring dengan perluasan dan pertumbuhan pengetahuan serta penerimaan individu terhadap nilai dan norma yang terdapat dalam lingkungan masyarakat tempat dia berada. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan tindakan seseorang karena telah terjadi penerapan nilai dan norma yang berbeda dari nilai dan norma yang dia miliki sebelumnya. Aneka nilai dan norma itu diserap manusia melalui sosialisasi.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peran (role theory) karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap. Menurut George Herbert Mead seseorang akan melalui tahap-tahap sosialisasi berikut ini, ada empat tahap yang dimulai dengan tahap persiapan dan diakhiri dengan tahap penerimaan norma kolektif. Dan berikut ini adalah penjelasan masing-masing tahap sosialisasi.

Tahap-tahap sosialisasi menurut George Herbert Mead
1. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap pertama yang dilalui oleh seseorang dalam proses sosialisasi adalah tahap persiapan. Dalam bahasa inggris tahap persiapan ini disebut dengan preparatory stage, dimana tahap ini akan berlangsung sejak seorang manusia lahir di dunia ini, dan juga ketika seorang anak mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk juga ketika ingin memperoleh pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini seorang anak juga akan mulai melakukan proses peniruan yang tidak sempurna pada tahap persiapan ini.
Sebagai contoh, adalah kata "mandi" yang telah diajarkan oleh kedua orangtuanya kepada anaknya, biasanya anak yang masih balita akan mengucapkan dengan tidak jelas seperti "ndi". Makna kata mandi tersebut juga belum sepenuhnya dipahami oleh anak, tetapi lama kelamaan anak akan memahami secara sempurna seiring dengan perkembangannya.

2. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap yang kedua setelah tahap persiapan adalah tahap meniru atau play stage, tahap ini ditandai dengan perilaku anak yang meniru tingkah laku atau gaya bicara yang dilakukan oleh orang tuanya dan kerabatnya, dimana peniruan yang dilakukan oleh seorang anak tersebut sudah meningkat dan semakin sempurna apabila dibandingkan dengan tahap persiapan.
Kemudian pada tahap ini juga kesadaran dari seorang anak akan mulai terbentuk, kesadaran tersebut meliputi kesadaran tentang nama dirinya dan nama orang tuanya, kakaknya, dan orang-orang yang dekat dengannya. Seorang anak juga akan mulai mengerti tentang apa yang sudah dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan oleh seorang ibu dari anaknya.
Atau dengan kata lain, kemampuan seorang anak untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga sudah mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang juga sudah mulai terbentuk. Dimana sebagian dari orang-orang tersebut adalah orang-orang yang dianggap penting, orang yang dianggap penti ini disebut dengan orang-orang yang amat berarti (Significant other).

3. Tahap siap bertindak (Game Stage)
Tahap yang ketiga setelah tahap meniru adalah tahap siap bertindak (game stage). Pada tahap ini proses peniruan yang dilakukan oleh seorang anak akan mulai berkurang, karena ia sudah sedikit mengerti tentang apa yang harus ia lakukan. Selain itu juga terjadi peningkatan kemampuan yang dimilikinya untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, dengan kemampuan ini maka seorang anak sudah memiliki kemampuan untuk bermain secara bersama-sama.
Dia juga sudah mulai mengerti adanya tuntutan untuk membela keluarganya dan bekerja sama dengan sesamanya. Pada tahap siap bertindak ini lawan ia untuk saling berinteraksi jumlahnya akan bertambah banyak dan juga hubunganya dengan lawannya akan semakin kompleks. Pada tahap ini seorang anak juga akan mulai berani untuk berhubungan dengan anak-anak lain yang berada di luar rumah/keluarga. Seorang anak juga akan mulai memahami hal-hal yang dibolehkan dan yang dilarang (peraturan) yang diberikan oleh kedua orangtuanya, dan juga anak akan mulai mengetahui adanya norma-norma tertentu yang ada di luar lingkungan keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Tahap yang ke-empat setelah tahap siap bertindak adalah tahap penerimaan norma kolektif atau generalized stage. Pada tahap ini seseorang sudah mulai dianggap dewasa. Dia sudah benar-benar mampu menempatkan dirinya pada posisi masyarakat yang lebih luas. Artinya, ia juga dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas yang mungkin belum dikenalnya.
Seorang manusia yang sudah dewasa akan menyadari pentingnya suatu peraturan, ia sudah menerima norma kolektif. Ia juga sudah berusaha taat pada peraturan atau norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap yang ke-empat telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Sekian pembahasan artikel tentang Tahap-Tahap Proses Sosialisasi Semoga Tahap-Tahap Proses Sosialisasi bisa bermanfaat.

Rabu, 27 April 2016

Macam-Macam Kelompok Sosial (Jenis Kelompok Sosial)

Pengertian Kelompok adalah sekumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Bergabung dengan sebuah kelompok adalah suatu pilihan. Namun terdapat dua faktor yang mengarahkan kepada pilihat tersebut yaitu kedekatan dan kesaman. Semakin dekat sesoerang maka mereka semakin sering saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Jadi, kedekatan fisik merupakan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang menjadi terbentuknya kelompok sosial. Namun tidak hanya itu, kelompok juga terbentuk karena adanya kesamaan antar anggota-anggotanya. Kesamaan artinya, kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelegensi, atau karakter personal lain.  

Macam-Macam Kelompok Sosial
Menurut Robert Bierstedt, berdasarkan keteraturan terdapat bermacam-macam jenis kelompok, antara lain sebagai berikut... 

1. Kelompok Sosial Yang Teratur
a. In-group dan out-group 
  • In-group adalah kelompok sosial yang individunya mengidentifikasinya dirinya dalam kelompok tersebut. Sifat in-group didasarkan pada faktor simpat dan kedekatan dengan anggotak kelompok. Seperti, dian adalah siswa kelas X-A SMA Harapan Pertiwi, maka yang menjadi in-group Dian adalah kelas X-A. 
  • Out-group adalah kelompok yang diartikan oleh individu sebagai lawan in-groupnya atau kelompok yang ada diluar kelompok dirinya. Seperti, out- qroup bagi Dian adalah kelas selain kelas X-A, seperti kelas X-B atau X-C. 
b. Kelompok primer dan kelompok sekunder
  • Kelompok primer adalah kelompok kecil yang anggotanya memiliki hubungan dekat, personal dan langgeng. Misalnya keluarga. 
  • Kelompok sekunder adalah kelompok yang lebih besar, bersifat sementara, dibentuk untuk tujuan tertentu, dan hubungan antaranggotanya tidak bersifat pribadi sehingga biasanya tidak langgeng. Misalnya kesebalasan sepak bola.
c. Paguyuban (gemeinschaft) dan patembayan (gesselschaft)
  • Paguyuban adalah bentuk dari hubungan bersama yang anggota-anggotanya terikat oleh hubungan batin murni yang sifatnya alamiah dan juga kekal. Ciri-ciri paguyuban adalah hubungan akrab, eksklusif (hanya orang tertentu), dan bersifat pribadi. 
  • Patembayan adalah ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka waktu yang pendek. 
d. Grup formal dan grup informal
  • Grup formal adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur antar sesama. Contohnya: perusahaan, birokrasi, dan negara. 
  • Grup informal adalah kelompok yang tidak mempunyai sturktur yang pasti, terbentuk karena pertemuan yang berulang-ulang sehingga terjadi pertemuan kepentingan dan pengalaman. Contohnya, klik (ikatan kelompok teman terdekat atau perkawanan).  
e. Membership group dan reference group 
  • Membership group adalah suatu kelompok yang didalanya setiap orang secara fisik menjadi anggotanya. 
  • Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membetuk kepribadian dan perilakunya. 
2. Kelompok Sosial Yang Tidak Teratur
a. Kerumunan (Crowd) 
Kerumunan identik dengan semangat dan keinginan yang menyala-nyala yang cenderung merusak (destruktif). Namun, tidak semua kerumunan menciptakan kerusuhandan kekacauan. Menurut Herbert Blumer (1900-1987), ada empat tipe kerumunan, yaitu sebagai berikut...
  • Kerumunana tidak tetap (causal crowd) adalah kerumunan yang keberadaannya singakat dan terorganiasi longgar. Hal ini bersifat spontan. Contoh, kerumunan orang yang bersama-sama melihat rumah terbakar atau kecelakaan lalu lintas. 
  • Kermunan konvensional (conventional crowd) adalah kerumunan yang terjadi secara terncana yang berperilaku teratur. Contohnya, para penonton sepak bola atau penonton pertunjukan teater. 
  • Kerumunan betindak (acting crowd) adalah kerumunan yang didasari pada permusuhan atau aktivitas destuktif. Contohnya, mob (kemunculan yang secara emoasional dan irasional yang muncul untuk menjalankan aksi penuh destruktif). 
  • Kerumunan ekspresif (expressive crowd) adalah kerumunan yang muncul untuk melampiaskan emosi dan ketegangan. Contohnya, para penonton konser musik rock. 
b. Publik 
Publik adalah orang-orang yang berkumpul secara alamiah yang memiliki kesamaan kepentingan. Orang-orang yang berkumpul dalam suatu pasar tradisional (pengunjung) memiliki banyak kesamaan, namun masing-masing tidak bertanggung jawab satu sama lainnya


Macam-Macam Kelompok 
Menurut pendapat Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antarkelompok, dan kesadaran jenisnya.
  • Kelompok statis, adalah kelompok bukan organisasi yang tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contohnya, kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan. 
  • Kelompok kemasyarkatan, adalah kelompok yang memiliki persamaan, tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara para anggotanya 
  • Kelompok sosial, adalah kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan hubungan satu dengan yang lainnya tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contohnya, kelompok pertemuan atau kerabat. 
  • Kelompok asosiasi, adalah kelompok yang memiliki kesadaran akan jenis dan mempunyai persamaan mengenai kepentingan pribadi maupun juga kepentingan bersama. Contohnya, negara, sekolah, pramuka dan osis. 
Demikianlah artikel tentang Macam-Macam Kelompok Sosial. Semoga.  Sekian dan terima kasih.

Referensi : 
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 80-84.

Senin, 25 April 2016

Dampak Positif dan Negatif Akibat Konflik Sosial | Pengertian Konflik Sosial Secara Umum

Secara Umum Pengertian Konflik Sosial adalah sebagai suatu proses sosial antara dua pihak atau lebih disaat pihak yang satu berusaha menyingkarkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Latar belakang sampai terjadinya konflik ialah disaat terjadi perbedaan yang sulit untuk ditemukaan persamaannya/didamaikan/diselesaikan baik itu perbedaan kepandaian, ciri fisik, pengetahuan, keyakinan, dan adat istiadat. ‘dampak konflik’? sudah barang tentu yang ada dalam pola pikir masyarakat kita telah tertanam kuat bahwa konflik melahirkan dampak negatif yang berupa kerusakan, keresahan, dan kesengsaraan. Padahal pemikiran tersebut tidak selamanya benar. Ada beberapa konflik yang justru melahirkan dampak positif.

Konflik Sosial berfungsi sebagai faktor positif yang berdampak membangun (konstruktif) dan faktor negatif yang merusak (destruktif) untuk kedamaian. Konflik sosial destruktif secara positif adalah sebagai pendorong berkembangnya modal kedamaian sosial sehingga meningkatkan solidaritas antar kelompok. Sedangkan konflik sosial destruktif adalah juga dapat menjaga keutuhan kelompok dan integrasi sosial masyarakat dan skala yang lebih luas, namun jika melampui batas toleransi dan kapasitas pihak-pihak yang terlibat dengan tidak dicarikan solusi yang cepat maka hal tersebut dapat menyebabkan disintegrasi sosial.

Contoh konflik sosial yang pernah terjadi adalah ketika Indonesia dan Malaysia ditahun 2005 dimana saat itu Malaysia mengklaim wilayah Blok Ambalat merupakan bagian dari kepulaun Nusantara Konflik tersebut membuat amarah bangsa Indonesia bersama-sama bersatu melawan pemerintahan Malaysia. Hal ini merupakan salah satu contoh konflik sosial yang pernah terjadi di negara kita. 

Dampak Konflik Sosial Positif dan Negatif 

Dampak Positif Konflik Sosial
Meskipun konflik bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, namun nyatanya konflik juga mampu memberikan dampak yang positif, di antaranya:
  • Menguatnya Solidaritas Kelompok – Ktika sebuah konflik terjadi, masing-masing kelompok akan berusaha memperkuat solidaritas dari masing-masing anggota kelompoknya. Selain itu, ketika persaingan dilakukan dengan benar dan jika kejujuran diutamakan, maka akan ada keselarasan dalam kelompok sehingga tercipta kekompakan
  • Dapat menciptakan integrasi yang harmonis
  • Memperkuat identitas pihak yang berkonflik 
  • Menciptakan kelompok baru
  • Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
  • Membuka wawasan 
  • Memperjelas berbagai aspek kehidupan yang belum tuntas
  • Dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma yang baru.
  • Meningkatkan solidaritas antara anggota kelompok 
  • Mengurangi rasa ketergantungan individu atau kelompok 
  • Memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan yang seimbang. 
  • Mencapai Kemajuan – Konflik sosial tidak selamanya dilakukan dengan kekerasan. Konflik sosial dalam bentuk persaingan akan membuat kelompok yang bersaing memperoleh kemajuan dikarenakan faktor globalisasi. Masyarakat yang berkembang pesat, akan berusaha menyesuaikan diri dan membuatnya bersaing agar memiliki peradaban yang maju dalam kelompoknya.
  • Membentuk Kepribadian – Konflik sosial yang dilakukan dengan persaingan yang baik akan menumbuhkan sifat jujur dari kelompok-kelompok yang bersaing. Kejujuran itu akan menumbuhkan jiwa sosial dan diri seseorang.
  • Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas untuk ditelaah. Contohnya, dalam menetapkan suatu rancangan undang-undang (RUU) menjadi sebuah undang-undang yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) dengan persetujuan presiden. Dalam hal ini perlu dilakukan telaah terlebih dahulu terhadap rancangan undang-undang tersebut dalam sidang di DPR. Dalam penelaahan itu tentunya terjadi perbedaan pendapat atau pandangan yang nantinya berguna untuk lebih memperjelas dan mempertajam kesimpulan yang dapat memperkuat undang-undang tersebut.
  • Memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma dan nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok. Terjadinya konflik dapat menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat terhadap norma dan nilai sosial, serta hubungan sosial tentang perlunya diterapkan beberapa aturan yang cenderung dapat membawa ke arah yang lebih baik.
Berbagai akibat dapat terjadi ketika konflik sosial terjadi. Konflik sosial yang sifatnya mengandalkan kekerasan dan anarkisme sebagian besar akan menimbulkan dampak negatif. Akan tetapi, ketika konflik sosial itu berbentuk persaingan yang sehat, justru mampu menciptakan kemajuan dari kelompok-kelompok yang bersaing.


Dampak Negatif dari Konflik Sosial
Dampak negatif merupakan dampak yang tidak mungkin terelakkan. Konflik dalam jenis apapun pasti akan menimbulkan efek negatif terhadap kehidupan orang-orang yang berkonflik. Dampak negatif tersebut meliputi:

  • Menyebabkan domnasi kelompok pemenang
  • Menimbulkan keretakan hubungan antara individu dan kelompok 
  • Kerusakan Harta Benda dan Jatuhnya Korban Jiwa – Konflik sosial yang sifatnya merusak bisa berakibat rusaknya harta benda yang dimiliki oleh kelompok sosial tertentu. Konflik sosial sering diikuti dengan tindakan anggota kelompok dari masing-masing kubu untuk bertindak dengan mengandalkan kekerasan. Kerusakan tempat tinggal, fasilitas umum, dan lain sebagainya, merupakan bukti konkret bahwa konflik sosial justru berakibat buruk terhadap kepemilikan harta benda dari masing-masing kelompok. Selain itu, kekerasan yang serig terjadi saat konflik sosial juga menimbulkan adanya korban jiwa. Entah korban luka dari masing-masing kelompok, atau bahkan korban meninggal dari salah satu atau masing-masing kelompok. Sayangnya, justru hilangnya nyawa dari salah satu kelompok biasanya dijadikan alasan untuk melakukan penyerangan yang lebih brutal, hingga menimbulan konflik yang lebih besar dan kerugian yang lebih besar pula.
  • Keretakan Hubungan Antar Kelompok – Sebuak konflik antar kelompok mau tidak mau, meskipun telah berdamai, pasti tetap meninggalkan kebencian pada beberapa individu dalam kelompok tertentu. Tentunya, keretakan hubungan antara kelompok yang berkonflik merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan dan bisa menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan kewenangan.
  • Perubahan Kepribadian pada Individu – Individu-individu yang ada dalam kelompok sosial tertentu akan mengalami perubahan sifat. Biasanya mereka akan diliputi perasaan marah, curiga, dan membenci orang-orang yang menjadi lawan konfliknya. Terkadang kepribadian seseorang lambat laun akan berupah menjadi seseorang yang diliputi kecemasan. Ia tidak akan merasa tenang karena khawatir jika konflik akan terjadi lagi. Ia diliputi rasa curiga jika kelompok yang dulunya berkonflik dengan mereka kembali menyulut permasalahan.
  • Terjadi Dominasi dan Penaklukan – Adanya konflik yang melibatkan dua kelompok tertentu, mau tidak mau salah satu di antara mereka ingin menunjukkan dominasi mereka. Salah satu dari dari kelompok tersebut ingin menunjukkan bahwa mereka lebih kuat dan lebih berkuasa terhadap suatu hal. Akibatnya, timbul keinginan untuk menaklukkan kelompok yang bertentangan dengan kelompok tersebut.
Demikianlah Artikel singkat mengenai Dampak Akibat Konflik Sosial Positif & Negatif. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

Pustaka
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 72-74.
Maryati, Kun, dan Suryawati, Juju. 2006. Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta : Esis.

Jumat, 05 Februari 2016

Pengertian Umum Globalisasi, Modernisasi dan Westernisasi serta perbedaannya


Istilah globalisasi berasal dari bahasa Inggris dari kata global yang berarti universal dan lization yang berarti proses. Jadil arti globalisasi menurut istilah adalah sebagai proses penyebaran unsur-unsur baru baik itu informasi, pemikiran, gaya hidup, maupun teknologi secara mendunia. Terjadinya globalisasi ditandai dari adanya proses batas suatu negara menjadi semakin sempit atau memudar karena kemudahan berinteraksi dengan negara baik itu dengan pertukaran informasi, perdagangan, gaya hidup, dan bentuk interaksi yang lainnya. 
Secara Umum, Pengertian Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia dimana individu tidak terikat oleh negara atau batas-batas wilayah yang semakin sempit.
Globalisasi selain dari pengertian diatas, terdapat juga pendapat para ahli antara lain sebagai berikut.
  • Achmad Suparman: Pengertian Globalisasi menurut Achmad Suparman bahwa globalisasi adalah suatu proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah. 
  • Selo Soemardjan: Pengertian globalisasi menurut Selo Soemardjan adalah sebuah proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama. 
Pengertian Modernisasi adalah suatu bentuk perpindahan dari kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik untuk tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur.
Modernisasi merupakan proses perubahan dari cara tradisional ke cara baru yang lebih maju untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Lahirnya modernisasi merupakan dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Tingkat teknologi  dalam membangun modernisasi sangat dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat dari kota metropolitan sampai ke desa-desa terpencil. 
Modernisasi banyak menjadi perhatian para ahli yang mengemukakan pendapatnya dalam pengertian para ahli. Seperti menurut Widjojo Nitisastro, dan Soerjono Soekanto, berikut pendapatnya... 
  • Widjojo Nitisastro: Pengertian Modernisasi menurut Widjojo Nitisastro adalah suatu transformasi total dan kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasisosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis. 
  • Soerjono Soekanto: Pengertian Modernisasi menurut Soerjono Soekanto yang mengatakan bahwa modernisasi adalah suatu bentuk dan perubahan sosial yang terarah berdasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning.

Pengertian Westernisasi adalah sebuah proses dimana masyarakat berada atau mengadopsi budayaBarat di berbagai bidang meliputi dari, politik, industri, teknologi, ekonomi, hukum, gaya makanan, pakaian, agama, bahasa, dan nilai-nilai. 
Westernisasi merupakan sebuah arus besar yang mempunyai jangkauan politik, sosial, kultural dan teknologi. Westernisasi perwujudan dari konspirasi kristen-Zionis-kolonis terhadap umat Islam. Dengan adanya westernisasi maka kehidupan bangsa terutama umat Islam didunia mejadi kebarat-baratan. Konsep westernisasi bersifat materialistik dan modernisasi. Westernisasi dapat artikan sebagai kebebasan penuh.
Adapun pendapat para ahli mengenai pengertian westernisasi adalah sebagai berikut...
  • Arif Furtonutely: Menurut Arif Furtonutely, bahwa pengertian westernisasi adalah arus besar dalam dimensi politik, sosial, kultur, budaya, pengetahuan dan seni untuk mengubah karakter kehidupan bangsa-bangsa di dunia secara umum dan negara-negara Islam khususnya menjadi paham-paham Barat. 
  • Eka Gunawan: Pengertian Westernisasi menurut Eka Gunawan dalam bukunya Modernisasi, Westernisasi, Sekuiarisasi bahwa pengertian westernisasi adalah sebagai suatu proses peniruan oleh suatu masyarakat/Negara tentang kebudayaan Negara-negara barat yang dianggap lebih baik dari pada kebudayan negara sendiri. 
 
Perbedaan Globalisasi, Modernisasi & Westernisasi
  • Globalisasi: peningkatan kesalingketergantungan antar negara di dunia, tidak ada satupun negara yang dapat hidup sendiri tanpa dengan adanya bantuan negara lain. 
  • Modernisasi: mengubah cara berpikir dari tradisional dan irrasional menjadi cara berpikir yang rasional, efisiensi dan praktis.
  • Westernisasi: berada kepada proses identifikasi dan imitasi budaya barat.
Demikianlah artikel singkat tentang Pengertian, Perbedaan Globalisasi, Modernisasi dan Westernisasi. Semoga bermanfaat artikel tentang pengertian globalisasi, modernisasi, dan westernisasi ini Sekian dan terima kasih.

Rabu, 20 Januari 2016

Pengertian Umum Penyimpangan Sosial dan Jenis atau Bentuk Perilaku Menyimpang

Artikel berikut ini akan menjelaskan Jenis, Bentuk serta Penyebab perilaku penyimpangan sosial, namun sebelum itu saya akan menjelaskan terlebih dahulu pengerian Perilaku Penyimpangan sosial. Secara umum perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut. Penyimpangan dalam suatu masyarakat tidak berarti merupakan penyimpangan dalam masyarakat lain karena adanya perbedaan standar atau ukuran tentang nilai dan norma.

Pengertian Perilaku Menyimpang Menurut Para Ahli
Berikut beberapa pengertian penyimpangan sosial yang dikemukakan oleh para ahli. Macam-macam pengertian perilaku menyimpang menurut para ahli adalah sebagai berikut..
  • James Vander Zanden: Menurut James Vander Zanden, mengatakan bahwa pengertian perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang
  • Bruce J. Cohen: Pengertian menurut Bruce J. Cohen bahwa perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.
  • Robert M.Z. Lawang: Pengertian perilaku menyimpang menurut Robert M.Z. Lawang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut
  • Paul B. Horton: Menurutnya, pengertian perilaku penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang/Penyimpangan Sosial
  • Penyalahgunaan Narkoba
  • Perkelahian pelajar
  • Penyimpangan seksual
  • Tindakan kriminal atau kejahatan
Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial/Perilaku Menyimpang
a. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Kekerapananya
  1. Penyimpangan Sosial Primer: Pengertian penyimpangan sosial primer adalah penyimpangan yang bersifat sementara (temporer). Orang yang melakukannya masih tetap dapat diterima oleh kelompok sosialnya karena tidak terus menerus melanggar aturan. Seperti biasanya melanggar rambu lalu lintas atau pernah meminum minuman keras di suatu pesta.
  2. Penyimapangan Sosial Sekunder: Pengertian penyimpangan sosial sekunder adalah penyimpangan sosial yang dilakukan oleh pelakunya secara terus menerus walaupuntelah diberikan sanksi-sanksi. Oleh karena itu, setiap pelaku secara umum dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Seperti, seseorang yang setiap hari minum minuman keras, siswa SMA/MA yang terus menyontek teman kelasnya.
b. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Jumlah Orang Yang Terlibat
  1. Penyimpangan Individu: Pengertian penyimpangan individu adalah penyimpangan yang dilakukan sendiri tanpa dengan orang lain. Hanya satu individu saja yang melakukan belawanan dengan norma-norma yang berlaku.
  2. Penyimpangan Kelompok: Pengertian penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang terjadi jika individu perilaku menyimpang tersebut dilakukan secara bersama-sama di suatu kelompok tertentu.
c. Jenis-Jenis Penyimpangan Sosial Berdasarkan Sifatnya
  1. Penyimpangan Bersifat Negatif: Pengertian penyimpangan bersifat negatif adalah penyimpangan sosial yang berwujud dari tindakan ke arah nilai-nilai sosial yang dianggap rendah dan tercela karena tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
  2. Penyimpangan Bersifat Positif: Pengertian penyimpangan bersifat positif adalah penyimpangan sosial yang memiliki dampak positif terhadap sistem sosial karena dianggap ideal dalam masyarakat.
 

Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang 
Menurut Paul B. Horton, penyimpangan sosial memiliki enak ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
  1. Penyimpangan harus dapat didefinisikan. Tidak ada perbuatan yang terjadi begitu saja dinilaiatau dianggap menyimpang. Perilaku mnyimpang bukanlah hanya dari ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akbiat dari adanya peraturan dan penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut.
  2. Penyimpangan bisa diterima atau bisa juga ditolak. Tidak semua perilaku menyimpang negatif, ada juga yang diterima bahkan diputih dan dihormati seperti orang genius yang menyampaikan pendapat baru yang bertentangan dengan pendapat umum. Sedangkan perampokan, pembunuhan, dan menyebarkan teror bom atau gas beracun termasuk penyimpangan yang ditolak masyarakat.
  3. Penyimpangan relatif dan penyimangan mutlak. Di dalam satu masyarakat tidak ada seorang pun yang termasuk dalam kategori sepenuhnya penurut (konformis) ataupun spenuhnya. Pada dasarnya semua orang normal pasti pernah melakukan tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku, namun terdapat batas-batas tertentu yang bersifat relatif untuk setiap orang. Seperti halnya tidak ada seorang pun yang setiap perbuatannya menyimpan di norma-norma yang berlaku. Perbedaannya ada di seberapa sering (frekuensi) dan kadar penyimpangannya saja. Meskipun ada orang yang sering sekali melakukan penyimpangan sosial (penyimpang mutlak), lambat laun dia juga harus berkompromi dengan lingkungannya.
  4. Penyimpangan terhadap budaya nyata atau budaya ideal. Budaya ideal disini adalah seluruh peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarkat. Namun, dari kenyataannya, tidak orang yang patuh dari seluruh peraturan resmi. Antara budaya nyata dan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Artinya, peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum di kehidupan sehari-hari yang cenderung banyak dilanggar.
  5. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan sosial. Jika suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yang melarang suatu perbuatan ingin sekali diperbuat oleh banyak orang, akan muncul norma-norma pengindaran. Norma pengindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka tanpa hrus dengan menentang nilai-nilai dengan tata kelakuan secara terbuka. Jadi, norma-norma yang sifatnya setengah melembaga (semi institutionalized).
  6. Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan). Penyimpangan sosial tidak selalu sebagai ancaman karena biasanya dianggp sebagai alat pemelihara ketenangan atau ketentraman sosial. Di satu pihak, masyarakat memerlukan keteraturan dan kepastian dalam kehidupan.
Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang
  1. Faktor Internal: Penyebab perilaku menyimpang dalam faktor internal adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Contohnya: seseorang ang tidak normal dan pertambahan usia
  2. Faktor Eksternal: Penyebab perilaku menyimpang dalam faktor eksternal adalah kehidupan rumah tangga, atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Contohnya: seorang anak yang biasa melihat orang tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan, atau narkoba. Pergaulan individu yang berhubungan dengan teman-temannya, media massa, media cetak, media eletkronik.
Pencegahan Penyimpangan Sosial
Pencegahan dalam terjadi perilaku penyimpangan sosial dilakukan seseorang agar tidak berada dalam penyimpangan sosial yang lebih merugikan atau bersifat negatif. Faktor-faktor pencegahan dalam perilaku penyimpangan sosial adalah sebagai berikut..
  1. Faktor Keluarga: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor keluarga adalah merupakan awal dari proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang mulai terbentuk dengan baik jika lahir dan tumbuh berkembang dengan lingkungan keluarga yang baik, begitu juga dengan sebaliknya.
  2. Faktor Sekolah: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor sekolah adalah tempat menimba ilmu yang memberikan pendidikan moral selain dari pendidikan umum.
  3. Faktor Lingkungan dan Teman: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor lingkungan dan teman adalah tempat yang sangat mempengaruhi watak seseorang karna dalam pergaulan seseorang dituntut agar dapat berdaptasi/menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal dan temannya.
  4. Faktor Media Massa: Pencegahan penyimpangan sosial dalam faktor media massa adalah suatu wadah sosialisasi yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Maka setiap orang harus dapat memilah media massa yang berisi informasi yang baik dan bersifat positif untuk terhindari dari penyimpangan sosial.
Demikianlah artikel sederhana ini tentang informasi mengenai Pengertian Penyimpangan Sosial, Jenis penyimpangan, Bentuk dan Penyebab-penyebab penyimpangan sosial. Semoga sobat sekalian dapat menerima dan memahami artikel yang saya bagikan, akhirnya semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

Referensi:
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal: 156-172

Pengertian Umum Norma Serta Pengertian Menurut Para Ahli

Secara Umum, Pengertian Norma adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat. Norma merupakan suattu petunjuk atau juga patokan perilaku yang benar dan pantas dilakukan saat berinteraksi sosial dalam suatu masyarakat. Nilai dan norma sosial memiliki perbedaan yang didasari adalah dalam norma sosial terdapat sanksi sosial baik penghargaan maupun hukuman untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma tersebut. Norma juga disebut dengan peraturan sosial. Norma sifatnya memaksa sehingga seluruh anggota kelompok harus bertindak sesuai dengan norma-norma yang telah terbentuk sejak dahulu. Contohnya saja, kita harus menghormati setiap tamu yang datang kerumah kita, baik yang diundang maupun yang tidak diundang. Jika tidak dilakukan, maka kita akan dianggap tidak sopan atau bahkan dianggap tidak berpendidikan.
Norma merupakan hasil dari ciptaan manusia sebagai makhluk sosial. Awal mulanya norma terbentuk secara tidak sengaja, dengan lama kelamaan norma-norma tersebut disusun dan dibentuk secara sadar. Norma yang terdapat dalam masyarakat berisi tata tertip, aturan, dan petunjuk standar yang memiliki perilaku yang sesuai atau wajar. Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak bertingkah laku untuk sesuai dengan ketentuan dalam norma akan mendapatkan sanksi atau hukuman. Seperti, siswa yang datang terlambat akan dihukum tidak boleh masuk kelas. Contoh berikutnya, siswa yang menyontek disaat ulangan akan mendapatkan sanksi tidak boleh melanjutkan ulangan. Maka dari itu, suka atau tidak suka, kita harus selalu menjalankan dan mematuhi norma-norma yang terjadi dalam masyarakat. 
 
Pengertian Norma Menurut Para Ahl
Selain pengertain secara umum norma diatas, ada juga pendapat para ahli yang mendefinisikan pengertian norma. Macam-macam pengertian norma adalah sebagai berikut...
  • AA. Nurdiaman: Norma adalah suatu bentuk tatanan hidup yang berisikan aturan-aturan dalam bergaul di masyarakat.
  • A. Ridwan Halim: Menurut pendapat A. Ridwan Halim, bahwa pengertian norma adalah segala peraturan baik tertulis maupun tidak yang pada intinya merupakan suatu peaturan yang berlaku sebagai acuan atau pedoman yang harus ditaati oleh setiap individu dalam masyarakat.  
  • Broom & Selznic: Pengertian norma menurut Broom & Selznic bahwa arti norma adalah suatu rancangan yang ideal dari perilaku manusia yang memberikan batasan bagi suatu anggota masyarakatnya untuk menacpai tujuan hidup yang sejahtera
  • Antony Giddens: Menurut Antony Giddens (1994), bahwa pengertian norma adalah sebuah prinsip maupun aturan yang jelas, nyata atau konkret yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat 
  • Bellebaum: Menurutnya, normaa adalah sebuah alat untuk menatur setiap indiviu dalam suatu masyarakat agar bertindak dan berperilaku sesuai dengan sikap dan keyakinan tertentu yang berlaku di mayarakat tersebut. 
  • Craig Calhoun: Pengertian norma menurut Craig Calhoun bahwa norma adalah aturan atau pedoman yang menyatakan tentang bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu. 
  • E.Utrecht: Pengertian norma menurut E. Utrecht bahwa norma ialah segala himpunan petunjuk hidup yang mengatur berbagai tata tertip dalam suatu masyarakat atau bangsa yang mana peraturan itu diharuskan untuk ditaati oleh setiap masyarakat, jika melanggar maka akan adanya tindakan dari pemerintah. 
  • Soerjono Soekanto: Pengertian norma menurut Soerjono Soekanto adalah sebuah perangkat dimana hal itu dibuat agar hubungan didalam suatu masyarakat dapat berjalan seperti yang diharapkan. 
  • John J. Macionis: Pengertian norma menurut John J. Macionis (1997) adalah segala aturan dan harapan masyarakat yang memandu segala perilaku angota masyarakat. 
  • Marvin E. Shaw: Pengertian norma menurut pendapat Marvin E. Shaw bahwa norma adalah peraturan segala tingkah laku manusai yang ditegakkan oleh anggota masyarakat dan mengekalkannya keselarasan tingkah laku yang seharusnya. 
  • Robert M.Z. Lawang: Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok tertentu. 
  • Richard T. Schaefer & Robert P. Lamn: Pengertian norma menurut pendapat Richard T. Scaefer & Robert P. Lamn bahwa arti norma adalah standar dari perilaku yang lurus yang dipelihara oleh setiap masyarakat. 
  • Isworo Hadi Wiyono: Menurut Isworo Hadi Wiyono, bahwa pengertian norma adalah suatu bentuk peraturan atua petunjuk hidup yang memberikan acuan-acuan perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perbuatan mana yang harus dihindari. 
  • Bagja Waluyo: Menurut pendapat Bagja Waluyo mengenai pengertian norma yang mengatakan bahwa norma adalah wujud konkret dari nilai yang merupakan pedoman, yaitu berisikan suatu keharusan bagi individu atau masyarakat dalam berperilaku. 
  • Han Kelsen: Norma adalah perintah yang tidak personal dan anonim (an impersonal and anonymous "command" - that is the norm).  
 

Ciri-Ciri Norma
Norma memiliki beberapa ciri-ciri yang terdapat dalam masyarakat. Ciri-ciri norma sosial adalah sebagai berikut..
  • Pada umumnya tidak tertulis
  • Merupakan hasil dari kesepakatan
  • Masyarakat merupakan pendukung yang menaatinya
  • Melanggar norma sosial mendapatkan sanksi atau hukuman 
  • Menyesuaikan dengan prubahan sosial sehingga dapat dikatakan bahwa norma sosial dapat mengalami perubahan 
  • Dibuat secara sadar
Fungsi Norma 
Norma memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan di masyarakat. Fungsi-fungsi norma tersebut adalah seagai berikut...
  • Mengatur tingkah laku masyarakat sesuai nilai yang berlaku 
  • Membantu untuk mencapai tujuan bersama masyarakat
  • Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam lingkungan masyarakat 
  • Sebagai dasar memberikan sanksi kepada masyarakat yang melanggar aturan-aturan yang terdapat dalam norma.
Demikianlah informasi dario artikel sederhana ini yang membahas tentang Pengertian Umum Norma serta pengertian menurut Para Ahli. Semoga sobat sekalian dapat menerima dan memahami artikel tersebut dan semoba bermanfaat bagi kita. Sekian dan terima kasih. 
Referensi:
Muin, Idianto. 2013. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.